Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sejarah Huruf Alfabet, Perangkai Kata Universal bagi Manusia!

huruf alfabet latin yang ada di sebuah papan tik (pixabay.com/geralt)

Selain dengan suara, manusia juga berkomunikasi lewat tulisan saat berinteraksi dengan sesama. Berbeda dengan komunikasi suara yang dulunya mengharuskan dua atau lebih orang berada dalam satu waktu yang sama—sebelum modernisasi tentunya—komunikasi dengan tulisan bisa dibilang seperti kapsul waktu yang menembus zaman. Bayangkan saja, sampai saat ini, kita masih bisa menerima berbagai tulisan dari peradaban-peradaban kuno yang maknanya masih bisa kita pahami sehingga jadi pelajaran penting tentang seperti apa rupa peradaban masa lalu.

Karakteristik tulisan manusia mengalami perubahan. Dari yang tadinya sekadar gambar-gambar di dinding gua, menjadi tulisan dengan menggunakan simbol tertentu, hingga akhirnya menggunakan huruf yang dirangkai menjadi kata. Nah, khusus yang terakhir itu, manusia mengenal berbagai jenis huruf yang dipakai untuk menulis. Huruf-huruf tersebut disesuaikan dengan latar budaya setempat, tetapi ada pula huruf yang digunakan secara universal seperti alfabet.

Ya, tulisan ini pun menggunakan huruf alfabet dalam rangkaiannya. Meski ada beragam bahasa berbeda, rata-rata bahasa populer di dunia menggunakan huruf alfabet untuk merakit kata-kata dalam bahasa tersebut. Sebagai contoh, ada bahasa Inggris, Indonesia, Latin, Prancis, Jerman, Spanyol, Melayu, dan sebagainya.

Penggunaan huruf alfabet secara universal tersebut jelas sangat menarik untuk kita ulik. Pasalnya, bagaimana bisa satu jenis huruf begitu populer sampai-sampai digunakan oleh begitu banyak kebudayaan yang saling berjauhan. Untuk menjawab hal tersebut, penulis sudah merangkumnya dalam pembahasan seputar sejarah huruf alfabet. Kalau penasaran, simak sampai selesai, ya!

1. Sejarah panjang huruf alfabet

Simbol hieroglif merupakan cikal bakal dari seluruh huruf alfabet yang ada. (commons.wikimedia.org/Jeff Dahl)

Huruf alfabet sebenarnya tak berbeda dengan simbol-simbol yang digunakan dalam tulisan masyarakat kuno ataupun tulisan dalam bahasa lain, seperti China, Jepang, dan Korea. Secara definisi, huruf alfabet dapat diartikan sebagai simbol yang merefleksikan suatu kata kerja atau sifat dalam suatu bahasa. 

Dilansir The Conversation, keberadaan huruf alfabet ternyata sudah terlacak setidaknya sejak zaman Mesir Kuno, tepatnya sekitar 3 ribu tahun yang lalu dengan sebutan huruf hieroglif. Pada awalnya, huruf alfabet yang digunakan di sana dipakai untuk merekam bukti-bukti keagamaan dan kisah tertentu. Pada mulanya, penggunaan huruf atau simbol untuk menulis itu hanya boleh dilakukan oleh kalangan atas, semisal pemuka agama, penguasa, ataupun bangsawan.

Huruf hieroglyph yang jadi cikal bakal alfabet itu kemudian berkembang di beberapa kebudayaan lain. Britannica melansir kalau fase perkembangan huruf alfabet dibagi atas dua tahapan berbeda, yakni fase Semitik dan vokal. Fase Semitik berarti alfabet yang berkembang di kalangan peradaban yang berbahasa Semitik, semisal Fenisia (Phoenician) sekitar 1.500 SM dan peradaban lain di sekitaran rumpun Afro-Asia. Fase kedua dilakukan oleh peradaban Yunani Kuno sekitar 800—700 SM.

Rumpun bahasa Semitik menjadi suku kata yang tidak bervokal, sementara sistem Yunani Kuno berkembang menjadi alfabet sejati. Secara garis besar, kontribusi dua peradaban itulah yang mengembangkan alfabet menjadi bentuk yang kita kenal saat ini. Sebenarnya, asal-usul alfabet itu masih cukup diperdebatkan karena bukti-bukti keberadaan tulisan peradaban kuno di sekitar Mediterania, Timur Tengah, sampai Afrika tersebar begitu banyak dan usianya mirip-mirip. Meski begitu, ada satu benang merah yang disepakati sejarawan, yakni asal-usul huruf alfabet itu terpengaruh oleh tulisan-tulisan Mesir Kuno.

2. Ada beberapa versi alfabet

simbol-simbol yang ada dalam alfabet Yunani Kuno (commons.wikimedia.org/Colohisto)

Penjelasan di atas rasanya sudah memberi gambaran kalau huruf alfabet itu sebenarnya bukan hanya tulisan yang kita gunakan sekarang. Ya, pada faktanya, ada begitu banyak jenis alfabet yang teridentifikasi. Jenis huruf yang kita gunakan—termasuk pada tulisan ini—adalah alfabet latin yang berakar dari peradaban Etruria dan Romawi.

World History melansir kalau versi lain dari huruf alfabet ada dari bangsa Fenisia yang menyebarkan huruf alfabetnya menuju Mediterania. Kemudian, Yunani Kuno memodifikasi alfabet dan menyebarkan tersebut dari Euboea dan Semenanjung Italia. Dari dua tempat tersebut, alfabet versi Yunani Kuno berkembang sampai ke Etruria dan Romawi sebelum akhirnya dimodifikasi menjadi alfabet latin. Selain itu, ada pula huruf alfabet versi Semitik, Mesopotamia, Ibrani, Ugarit, Aramaic, dan Canaanite.

Banyaknya jenis huruf alfabet ini direkam pada berbagai media, mulai dari tulisan di dinding gua, pahatan pada batu, sampai diabadikan dalam bentuk kertas atau kulit hewan. Mulai dari bentuk simbol pada huruf hingga pelafalan dari huruf alfabet lintas peradaban itu jelas sangat berbeda. Sebab, semuanya dimodifikasi sesuai dengan bagaimana cara masyarakat di peradaban tersebut melafalkan sesuatu. 

3. Kenapa kita masih menggunakan alfabet latin dengan susunan A—Z?

ilustrasi peta dunia dimana bahasa di dalamnya menggunakan alfabet latin (commons.wikimedia.org/Flrn using Canuckguy)

Oke, kita sudah tahu soal asal-usul panjang dari huruf alfabet beserta jenis-jenisnya. Pertanyaan selanjutnya yang menarik untuk dijawab terkait kenapa kita menggunakan alfabet latin secara universal? Lalu, kenapa susunan alfabet latin itu dimulai dari huruf A dan berakhir pada huruf Z?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, perlu diketahui kalau pada awalnya jumlah huruf pada alfabet latin itu berbeda antara Yunani Kuno, Etruria, dan Romawi yang jadi sumber alfabet tersebut. Dilansir Britannica, ada sekitar 24 huruf pada alfabet Yunani Kuno, 26 huruf pada alfabet Etruria, dan hanya 21 huruf alfabet Romawi. Perbedaan jumlah kata tersebut disebabkan oleh perbedaan pelafalan huruf vokal dan konsonan antar tiga budaya itu. Ditambah lagi, beberapa huruf ada yang ditulis dalam simbol yang sama, semisal I yang merepresentasikan huruf i sebagai vokal dan huruf j sebagai konsonan.

Alfabet latin juga memodifikasi serta menambahkan beberapa huruf dari tiga sumbernya. Misalnya saja, ada tambahan huruf X, G, dan Z. Ketika pertama kali rampung, huruf alfabet latin mengenal 23 simbol berbeda. Kemudian, sekitar Abad Pertengahan, ditambahkan simbol baru, yakni U, V, I, (huruf i dan j akhirnya dipisah), dan W yang membuat total ada 26 simbol dalam huruf alfabet latin.

Penggunaan alfabet latin ini kemudian tersebar ke penjuru dunia berkat proses penaklukkan Eropa, Asia, dan Afrika yang dilakukan oleh Kekaisaran Romawi. Penyebaran agama Kristen ke penjuru dunia ketika masa kolonialisme turut mengambil andil dalam persebaran huruf alfabet latin. Karena itu, jenis alfabet ini jadi begitu universal karena ada banyak bahasa modern saat ini yang menggunakan alfabet latin untuk menuliskan kata-katanya.

Sementara, untuk masalah urutan A sampai Z dari alfabet latin yang kita gunakan saat ini sebenarnya belum ada konsensus pasti untuk pertanyaan ini. Ada beberapa teori yang masih diperdebatkan soal asal-usul pengurutan huruf dalam alfabet latin. Sebagai contoh, ada keterkaitan dengan cara orang Mesir Kuno mengurutkan huruf hieroglif berdasarkan urutan numerik ataupun diurutkan secara psikologis supaya mudah diingat oleh orang-orang, dilansir Stan C Smith.

Masalah pengurutan alfabet latin memang masih diperdebatkan karena kita masih memerlukan sejumlah bukti pendukung berdasarkan catatan-catatan kebudayaan yang jadi sumbernya. Akan tetapi, yang jelas, huruf yang kita gunakan untuk menulis sampai membaca artikel ini memang punya sejarah yang panjang. Sebagai salah satu media komunikasi tertua, meneliti soal huruf memang bukan perkara mudah, apalagi media ini sudah eksis sejak peradaban manusia pertama kali berdiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us