ilustrasi lampion (pexels.com/Expect Best)
Sesuai sejarah lampion yang telah berlangsung lebih dari 1800 tahun, ada banyak nilai yang termuat pada lentera ini. Lampion mengombinasikan lukisan China, pemotongan kertas, seni kertas, bordir, menjahit, serta fungsi pencahayaan. Bahan dasar kerangkanya umumnya terbuat dari bambu, kayu, rotan, jerami, tanduk binatang, logam, sutra, damask, dan lain sebagainya.
Ada kalanya lampion China mengandung unsur simbolis, misalnya, lampion bambu biasanya digunakan untuk upacara pemakaman. Selain itu, menurut China Highlight unsur warnanya pun memiliki arti berbed. Berikut uraiannya:
- Lampion yang digantung di kuil berwarna kuning, melambangkan ketenangan dan kedamaian
- Lampion merah melambangkan kekayaan, ketenaran, dan kemakmuran dan biasa digunakan pada pernikahan dan perayaan
- Lampion putih dikaitkan dengan kematian atau pemakaman
- Lampion hijau sering terlihat selama pekan raya kuil atau Festival Lentera dengan arti kesehatan, kemakmuran, dan keharmonisan.
Selain warna, bentuk dan ukuran pun juga harus diperhatikan. Jika lampion kontemporer berbentuk lebih bebas, lampion tradisional umumnya melingkar. Hal ini melambangkan keutuhan dan kebersamaan layaknya bulan purnama.
Bulan penuh merupakan bagian penting dari Festival Lentera dan Festival Pertengahan Musim Gugur alias Festival Mooncake. Di China, keduanya dijadikan sebagai hari libur nasional. Menariknya lagi, saat perayaan tersebut terdapat banyak lentera di berbagai sudut kota.
Lebih jauh, jangan lupakan hiasan dekoratif di bagian luarnya. Umumnya, tulisan yang tertuang pada lentera menyampaikan harapan baik agar umur panjang, kesehatan, serta masa depan yang sejahtera.