Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
contoh kalender 2008 yang memiliki tahun kabisat (commons.wikimedia.org/Fluff)

Tahun ini, kita akan melewati salah satu waktu paling spesial yang hanya terjadi 4 tahun sekali, yakni tahun kabisat. Kalender Masehi akan menghitung penanggalannya hingga 366 hari, yang artinya ada 1 hari ekstra ketimbang tahun-tahun di luar tahun kabisat. Satu hari tambahan yang spesial itu terjadi pada Februari sehingga akan dihitung 29 hari.

Ada banyak fakta unik soal tahun kabisat, misalnya saja hanya ada 5 juta orang di dunia saat ini yang berulang tahun tepat pada 29 Februari. Karena itu, hanya ada 1 dari 1.461 orang yang lahir pada tanggal tersebut, mengutip History. Di balik keunikannya, ada sejarah penting dari tahun kabisat yang ternyata sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Bahkan, berkat adanya ide tambahan hari pada tahun kabisat ini, ada banyak manfaat yang bisa dirasakan umat manusia, lho. Kira-kira mengapa demikian, ya? Yuk, cari tahu jawaban soal sejarah dari tahun kabisat di bawah ini!

1. Julius Caesar jadi orang pertama yang memperkenalkan tahun kabisat

lukisan yang menggambarkan Julius Caesar (kanan) ketika mengisi posisi sebagai diktator Romawi (commons.wikimedia.org/Jaques de Gheyn II)

Kalau bicara soal siapa orang yang pertama memperkenalkan tahun kabisat, ternyata jawabannya adalah diktator Romawi, Julius Caesar. Dirinya mendapat inspirasi dari orang-orang Mesir yang menggunakan kalender Matahari dan telah menghitung 365 hari dalam setahun. Hal ini cukup berbeda dengan keadaan Romawi kala itu yang masih menghitung 354—355 hari dalam kalendernya, mengutip ThoughtCo

Dilansir Britannica, sebelum Julius Caesar mengenalkan kalender Julian, masyarakat Romawi menggunakan sistem kalender berdasarkan peredaran Bulan. Hal inilah yang membuat kalender Romawi Kuno dulunya lebih pendek sekitar 10 hari ketimbang kalender yang menggunakan sistem peredaran Matahari. Menariknya, fase awal sistem penanggalan di Romawi Kuno ternyata hanya memiliki 10 bulan dengan 6 bulan dihitung sebanyak 30 hari dan sisa 4 bulan lainnya memiliki 31 hari. Dengan begitu, dalam setahun, hanya ada 304 hari. Setelah beberapa penyesuaian, ditambahkan lagi 2 bulan baru dan 50 hari disertai penyesuaian tanggal pada bulan-bulan lain sehingga jumlahnya menjadi 354 hari.

Menurut National Geographic, awalnya Julius Caesar mengetahui kalau musim di Romawi bergeser 3 bulan dari jadwal yang seharusnya karena perhitungan kalender menggunakan peredaran Bulan. Kemudian, ada pengaruh sistem kalender orang Mesir dan dibantu oleh pakar astronomi asal Alexandria, yakni Sosigenes. Setelah melakukan beberapa perhitungan, pada tahun 46 SM, Julius Caesar, yang kala itu baru saja meraih gelar diktator Romawi, langsung mengumumkan jumlah hari pada tahun tersebut harus bertambah hingga menjadi 445 hari.

Hal ini bukannya tanpa alasan. Julius Caesar memberlakukan peraturan penanggalan itu demi mengoreksi dan menyesuaikan perbedaan hari dari kalender Matahari dengan kalender Bulan. Dengan begitu, masyarakat bisa memprediksi dengan tepat kapan terjadinya musim baru. Proses inilah yang jadi transisi awal bagi masyarakat Romawi untuk mengubah sistem tanggalnya. Setahun berselang atau pada 1 Januari 45 SM, masyarakat Romawi mulai mencatatkan jumlah hari dalam setahun sebanyak 365,25 hari. Dengan jumlah ini, akan ada 1 hari ekstra tiap 4 tahun sekali dan tanggal spesial itu kemudian dikenal sebagai cikal bakal tahun kabisat.

2. Ada perbedaan antara tahun kabisat versi Julius Caesar dengan tahun kabisat yang kita kenal saat ini

Editorial Team

Tonton lebih seru di