lukisan yang menggambarkan Julius Caesar (kanan) ketika mengisi posisi sebagai diktator Romawi (commons.wikimedia.org/Jaques de Gheyn II)
Kalau bicara soal siapa orang yang pertama memperkenalkan tahun kabisat, ternyata jawabannya adalah diktator Romawi, Julius Caesar. Dirinya mendapat inspirasi dari orang-orang Mesir yang menggunakan kalender Matahari dan telah menghitung 365 hari dalam setahun. Hal ini cukup berbeda dengan keadaan Romawi kala itu yang masih menghitung 354—355 hari dalam kalendernya, mengutip ThoughtCo.
Dilansir Britannica, sebelum Julius Caesar mengenalkan kalender Julian, masyarakat Romawi menggunakan sistem kalender berdasarkan peredaran Bulan. Hal inilah yang membuat kalender Romawi Kuno dulunya lebih pendek sekitar 10 hari ketimbang kalender yang menggunakan sistem peredaran Matahari. Menariknya, fase awal sistem penanggalan di Romawi Kuno ternyata hanya memiliki 10 bulan dengan 6 bulan dihitung sebanyak 30 hari dan sisa 4 bulan lainnya memiliki 31 hari. Dengan begitu, dalam setahun, hanya ada 304 hari. Setelah beberapa penyesuaian, ditambahkan lagi 2 bulan baru dan 50 hari disertai penyesuaian tanggal pada bulan-bulan lain sehingga jumlahnya menjadi 354 hari.
Menurut National Geographic, awalnya Julius Caesar mengetahui kalau musim di Romawi bergeser 3 bulan dari jadwal yang seharusnya karena perhitungan kalender menggunakan peredaran Bulan. Kemudian, ada pengaruh sistem kalender orang Mesir dan dibantu oleh pakar astronomi asal Alexandria, yakni Sosigenes. Setelah melakukan beberapa perhitungan, pada tahun 46 SM, Julius Caesar, yang kala itu baru saja meraih gelar diktator Romawi, langsung mengumumkan jumlah hari pada tahun tersebut harus bertambah hingga menjadi 445 hari.
Hal ini bukannya tanpa alasan. Julius Caesar memberlakukan peraturan penanggalan itu demi mengoreksi dan menyesuaikan perbedaan hari dari kalender Matahari dengan kalender Bulan. Dengan begitu, masyarakat bisa memprediksi dengan tepat kapan terjadinya musim baru. Proses inilah yang jadi transisi awal bagi masyarakat Romawi untuk mengubah sistem tanggalnya. Setahun berselang atau pada 1 Januari 45 SM, masyarakat Romawi mulai mencatatkan jumlah hari dalam setahun sebanyak 365,25 hari. Dengan jumlah ini, akan ada 1 hari ekstra tiap 4 tahun sekali dan tanggal spesial itu kemudian dikenal sebagai cikal bakal tahun kabisat.