Selain Telepon, Ini 12 Penemuan Terbaik Alexander Graham Bell

Alexander Graham Bell sudah menciptakan hal-hal yang keren dan berguna saat ia remaja. Buku "Alexander Graham Bell: Giving Voice to the World" menjelaskan bahwa di usia 12 tahun, Bell sering bermain dengan temannya Ben Herdman di pabrik gandum milik ayah Herdman. Karena jengkel, ayah Herdman meminta mereka untuk melakukan sesuatu yang lebih "berguna", seperti memisahkan sekam dari biji gandum.

Herdman menyerah lebih cepat, tetapi rasa ingin tahu Bell sangat tinggi dan dia mulai mencari cara untuk membuat pekerjaan tersebut lebih mudah dan lebih cepat. Setelah menggunakan sikat kaku untuk menghilangkan sekam dari biji-bijian, Bell tahu bahwa alat itu berfungsi, tetapi terlalu lambat. Bel akhirnya menempelkan sikat ke sisi tempat sampah logam dengan dayung berputar. Dayung mendorong biji-bijian ke sikat — menjadi mesin sederhana yang efisien dan bisa diterapkan. Ayah Herdman menggunakan penemuan itu selama bertahun-tahun sesudahnya.

History melaporkan bahwa Antonio Meucci dan Elisha Gray sedang mengerjakan teknologi yang sangat mirip dengan apa yang akhirnya diperkenalkan Bell sebagai telepon.

Perjalanan Bell menuju salah satu bagian dari teknologi modern dimulai pada tahun 1871. Sekelompok investor mendekati Bell untuk merancang telegraf harmonik — sistem telegraf yang mampu mengirim banyak pesan secara bersamaan melalui satu kabel. Bell mulai mengerjakan konsepnya, tetapi, ia justru memiliki ide lain untuk mentransmisikan suara manusia melalui kabel yang sama.

Pengerjaan telegraf harmonik terbilang lambat, sehingga para investor menyewa seorang ahli listrik bernama Thomas Watson untuk bekerja dengan Bell dan membuat proyek tersebut agar berjalan sesuai rencana. Kedua pria itu bekerja dengan ideal, dan pada tahun 1876 Bell mengajukan paten untuk telepon.

Namun, seperti yang dicatat oleh Library of Congress, penemu Italia Antonio Meucci telah mengajukan pengumuman terkait penemuannya yang sangat mirip dengan telepon milik Bell pada tahun 1871, tetapi ia kehabisan dana sebelum mengajukan paten. Bell sendiri berhasil mengalahkan penemu Elisha Gray karena Bell masuk nomor lima dalam daftar kantor paten, sedangkan Gray berada di urutan ke-39.

Pada Juli 1881, presiden yang baru terpilih James A. Garfield ditembak dari belakang oleh Charles Guiteau. Cedera itu seharusnya tidak fatal, tetapi para dokter tidak dapat menemukan pelurunya. Hal ini diperburuk karena dokter memeriksa luka dengan jari dan alat-alat medis yang tidak steril.

Alexander Graham Bell mendengar kabar tersebut, dia teringat sebuah penemuan yang tidak disengaja selama bekerja menemukan telepon, sebuah metode untuk mendeteksi logam menggunakan listrik, lapor HistoryNet. Dia segera mengerjakan apa yang nantinya menjadi detektor logam pertama di dunia, dan ia dua kali mengunjungi Gedung Putih untuk mengujinya. Sayangnya, tes itu gagal. Garfield meninggal setelah berminggu-minggu mengalami penderitaan yang menyiksa, terutama karena infeksi akibat dokternya.

Namun, Bell tetap menyempurnakan detektor logamnya dan mendemonstrasikannya untuk para dokter. Penemuan itu akhirnya diadopsi oleh ahli bedah di seluruh dunia, dan berhasil menyelamatkan banyak nyawa selama awal abad ke-20, terutama selama Perang Boer dan Perang Dunia I.

Diciptakan tak lama setelah mengerjakan penemuan telepon, photophone adalah perangkat untuk mentransmisikan gelombang suara. Namun, seperti dilansir Vice, photophone tersebut tidak menggunakan kabel atau listrik, tetapi menggunakan cahaya. Bell menggunakan selenium, bahan yang bereaksi terhadap cahaya dengan cara yang terukur, untuk membuat telepon nirkabel menggunakan sinar matahari sebagai media transmisi.

Pada bulan Februari 1880, Bell dapat mendengar dengan jelas suara asistennya, Charles Sumner Tainter, menyanyikan lagu "Auld Lang Syne" melalui photophone. Sayangnya, photophone tidak bisa berfungsi dengan baik bila menggunakan cahaya buatan, sehingga di musim hujan, alat itu tidak berguna.

Bell tidak bisa membuat photophone bekerja dengan praktis, tetapi penemuannya ini berkontribusi untuk memahami efek fotovoltaik, yang digunakan dalam aplikasi energi surya.

Karena ia memiliki anggota keluarga yang tuli, Alexander Graham Bell menghabiskan banyak energinya untuk memikirkan penemuan terkait suara. Pada tahun 1877, Thomas Edison menemukan fonograf, tetapi peralatan itu sangat rumit dan tidak dapat diandalkan. Edison pun kehilangan minat untuk memperbaikinya, tetapi Bell mengembangkannya.

Bell membutuhkan waktu lima tahun, dan akhirnya menemukan graphophone (grafofon). Alat itu menggunakan lilin, bukan kertas timah, menghasilkan kualitas suara yang cukup baik. Grafofon mengarah langsung ke piringan hitam (gramofon), menghadirkan rekaman musik yang diproduksi secara massal ke dunia.

Bell sendiri mendirikan Volta Graphophone Company pada tahun 1886, kemudian menjualnya bersama dengan patennya ke American Graphophone Company, yang akhirnya berkembang menjadi Columbia Records.

Seperti dicatat oleh Interesting Engineering, grafofon juga menginspirasi pengembangan mikrofon yang berfungsi untuk pertama kalinya. Sebelum itu, orang harus berteriak sangat keras untuk menggunakan segala jenis peralatan suara elektronik.

Salah satu penemuan Bell, audiometer, yang menguji pendengaran dan membantu menentukan tingkat gangguan pendengaran, masih digunakan sampai sekarang. Setelah penemuan telepon, Bell membutuhkan cara untuk mengukur tingkat audio di perangkatnya.

Buku "Alexander Graham Bell: Making Connections" menjelaskan bahwa audiometer menjadi penemuan pertama untuk mendeteksi masalah pendengaran. Bell bahkan menggunakan penemuan barunya ini untuk menguji pendengaran ratusan anak-anak. Banyak anak-anak yang diberhentikan dari sekolah karena dianggap malas, padahal kenyataannya, mereka mengalami gangguan pendengaran.

Bell tertarik dalam dunia penerbangan ketika ia masih kecil, tetapi Bell belum melakukan penelitian serius tentang penerbangan sampai tahun 1890-an. Melansir laporan National Air Force Museum of Canada, Bell membentuk The Aerial Experiment Association (AEA) pada tahun 1907 untuk membangun pesawat "praktis" yang mampu membawa pilot.

Di bawah bimbingan Bell, AEA menciptakan beberapa pesawat layang. Silver Dart, yang mengudara pada 23 Februari 1909 di Nova Scotia adalah penerbangan bertenaga pertama di Kanada, yang terbang sekitar 9 meter di udara dengan kecepatan maksimum 65 mph. Silver Dart kemudian dibongkar dan dikirim kembali ke rumah Bell di Nova Scotia. Pekerjaan Bell di bidang aerodinamika mendorong desain pesawat, meningkatkan kontrol, dan membantu membuka jalan menuju perjalanan udara modern.

Tahukah kamu bahwa Alexander Graham Bell memiliki AC yang sudah berfungsi pada tahun 1911. Buku "Alexander Graham Bell" menjelaskan bahwa Bell lahir di Skotlandia, jadi ia sangat membenci cuaca panas dan lembap di Washington, D.C. tempat tinggalnya saat itu. 

Bell terpaksa menggunakan kolam renangnya dan mendirikan kantornya di dalam kolam renang tersebut, berharap bahwa di bawah permukaan tanah akan lebih dingin.

Sunday Magazine melaporkan bahwa Bell menemukan "kompor es". Tangki kanvas di atas loteng, yang diisi dengan es. Sebuah pipa dialirkan dari tangki ke kantor kolam berenangnya, di mana sebuah blower menarik udara dingin ke dalam ruangan. Sepanjang musim panas, kantor Bell terbilang jauh lebih dingin ketimbang di tempat-tempat lain.

Saat telepon berhasil digunakan, telepon sering mengalami gangguan sinyal, terutama ketika saluran telepon berada di dekat saluran listrik. Bell akhirnya menemukan pemasangan kabel "twisted pair" (kabel pasangan berpilin/berbelit).

PCMag menjelaskan bahwa kabel tipis ini dipilin satu sama lain untuk meminimalkan gangguan dari kabel lain. Bell menerima paten untuk penemuan tersebut pada tahun 1881. Pemasangan kabel twisted-pair, ditambah dengan lapisan isolasi, bekerja dengan sangat baik sehingga menjadi standar di semua saluran telepon dan masih digunakan hingga sekarang, lalu juga digunakan di beberapa jenis akses internet broadband.

Alexander Graham Bell mengembangkan konsep hidrofoil, yang sudah ada pada tahun 1861. Bell mengembangkan versi kerja pertama, yang disebut Hydrodome. Dia mulai mengerjakannya pada tahun 1908.

Canadian Stamp News melaporkan bahwa pada tahun 1919 ia memecahkan rekor kecepatan air yang mencapai sekitar 71 mph. Rekor tersebut bertahan selama dekade berikutnya, dan pada tahun 1950-an pengembangan hidrofoil yang signifikan terus berlanjut.

Pada akhir abad ke-19, Bell menciptakan pesawat yang mampu membawa penumpang dengan tenaga mesin, tetapi hal ini mengarah pada penemuan layang-layang tetrahedral.

Perpustakaan Nasional Skotlandia menjelaskan bahwa Bell menggunakan poligon empat sisi yang disebut terahedron — piramida yang terdiri dari empat segitiga, bentuk geometris terkuat yang diketahui. Ini karena strukturnya ringan namun kuat, dan cukup skalabel untuk mengangkut manusia dan mesin.

Pada tahun 1907, Bell menciptakan layang-layang terbesar yang pernah ada, yang disebut Cygnet II. Ditarik oleh perahu di Danau Bras d'Or di Kanada, dan seorang pria bernama Thomas E. Selfridge mengendarainya saat terbang. Ini menjadi langkah besar dalam pengembangan pesawat berawak. Sayangnya, Bell kehilangan antusiasme untuk proyek tersebut karena dianggap cukup sulit.

Banyak penemuan Bell terinspirasi untuk membantu orang dan membuat hidup lebih mudah. Pada tahun 1881, inspirasinya datang ketika putranya yang lahir prematur bernama Edward, meninggal karena kesulitan bernapas. Sayangnya, ini bukan pertama kalinya Bell kehilangan orang yang dicintai karena masalah pernapasan — kedua saudara laki-lakinya juga meninggal karena TBC, membuatnya merancang sesuatu yang akan membantu orang bernapas lebih mudah.

Mengutip penjelasan The New York Post, ia menemukan jaket vakum logam - sebuah silinder yang terbuat dari besi dan dipakai di dada pasien. Pompa akan mengubah tekanan udara di dalam jaket, yang secara mekanis bekerja pada paru-paru. Perangkat itu adalah versi awal untuk paru-paru besi yang akan digunakan untuk membantu korban polio pada pertengahan abad ke-20.

Penemuan Alexander Graham Bell sangat banyak dan beragam. Itulah sebabnya dunia modern akan sangat berbeda jika Alexander Graham Bell tidak ada.