Bumi, planet biru yang kita tempati mungkin terasa biasa. Manusia toh sudah tinggal di sini selama ribuan tahun, dan selama itu pula manusia sudah ratusan kali melihat wujud Bumi melalui foto yang dirilis oleh badan antariksa seperti NASA.
Tapi menurut climate.nasa.gov, Bumi bukan sekadar planet biru yang jadi tempat tinggal manusia. Lebih dari itu, tanpa pernah kita sadari Bumi menyimpan fakta istimewa tentang dirinya. Penasaran?
Saat ini, satu hari di Bumi berlangsung 23 jam 59 menit 4 detik. Tapi tahukah kamu, dulu satu hari berlangsung sangat singkat. Di awal pembentukannya 4,6 miliar tahun lalu, satu hari di Bumi hanya berlangsung selama 6 jam. Lalu 620 tahun kemudian, waktu di Bumi naik menjadi 21,9 jam.
Waktu terus berjalan, hari ini kita memiliki rata-rata 24 jam dalam sehari. Namun jumlah itu akan terus naik 1,7 milidetik setiap abadnya. Lamanya waktu Bumi disebabkan oleh kehadiran Bulan. Bulan lah yang memperlambat rotasi Bumi dan membuat kita memiliki hari yang panjang.
Selama ini kita hanya mengenal Bulan sebagai satu-satunya satelit Bumi. Secara resmi, Bulan memang satu-satunya. Namun di tahun 1986, peneliti menemukan sebuah asteroid yang kemudian diberi nama 3753 Cruithne.
Asteroid ini sebenarnya mengorbit matahari. Namun, karena waktu orbitnya mirip dengan waktu orbit Bumi, mau tidak mau asteroid ini mengikuti Bumi. Selain 3753 Cruithne, 2002 AA29 juga mengorbit matahari yang membuatnya berada dalam jarak 5,9 juta kilometer dari Bumi setiap 95 tahun sekali.
Hampir semua buku pelajaran sekolah menyebutkan bahwa satu tahun di Bumi adalah 356 hari. Namun informasi itu tidak terlalu tepat karena yang benar adalah 365,2564 hari. Meski perhitungan waktu ini sepele, namun ekstra 2564 inilah yang kemudian dikenal sebagai Tahun Kabisat, di mana bulan Februari memiliki satu hari tambahan setiap empat tahun sekali.
Bumi saat ini terdiri dari tujuh benua. Tapi kamu mungkin tidak akan mendapati benua yang sama jika hidup ratusan juta tahun yang lalu. Pasalnya 800 juta tahun yang lalu, lempeng tektonik besar yang ditunggangi massa daratan berkumpul membentuk sebuah benua super besar yang dikenal dengan nama Rodinia.
Benua ini pecah setelah 500 juta tahun, membentuk pegunungan Appalachian di Amerika Utara. Perpecahan itu tidak lama, karena 250 juta tahun kemudian, lempengan itu kembali berkumpul jadi benua raksasa Pangea. Perubahan terakhir terjadi 50 juta tahun yang lalu ketika benua raksasa Pangea pecah dan membentuk benua yang kita kenal sekarang.
Selain adanya air dan atmosfer yang tebal, lempengan tektonik ternyata juga memiliki andil yang besar dalam menjaga Bumi agar tetap layak untuk dihuni manusia. Seperti yang kita ketahui, lempeng tektonik bisa bergerak dan bertabrakan satu sama lain.
Ketika keduanya bertabrakan, salah satu lempeng akan menenggelamkan diri ke magma Bumi sekaligus juga memberi kesempatan untuk membentuk kerak baru. Selain itu, tanpa adanya tabrakan lempeng tektonik, Bumi kita tidak akan bisa mendaur ulang karbon. Akibatnya, Bumi akan berubah jadi sangat panas seperti Venus.
Sama seperti semua hal yang ada di dunia, Bumi kita juga diam-diam berubah. Hanya saja perubahan-perubahan itu terjadi dalam jangka waktu yang sangat lama sehingga manusia mungkin tidak akan mengalaminya.