Di penanggalan baru Romawi yang diusung oleh Julius Caesar, tahun kabisat pertama kali telah diperkenalkan sekitar lebih dari 2000 tahun yang lalu. Dalam kalender tersebut, ada hanya ada satu aturan untuk menentukan suatu tahun kabisat, yaitu setiap tahun yang habis dibagi empat adalah tahun kabisat.
Rumusan ini akhirnya menghasilkan banyak sekali tahun kabisat. Aturan tersebut tidak diperbaiki hingga lahirnya kalender Gregorian lebih dari 1500 tahun kemudian.
Dalam kalender Gregorian yang kita gunakan sebagai penanggalan hingga hari ini, ada tiga kriteria yang harus dipertimbangkan untuk tahun kabisat, yaitu tahun tersebut habis dibagi 4, jika habis dibagi 100, maka tahun tersebut juga harus habis dibagi 400. Jadi, jika tahun tersebut habis dibagi 4 dan 100, tapi tidak habis dibagi 400, maka tahun tersebut bukanlah tahun kabisat.
Hal ini bisa terjadi pada tahun di awal abad baru, seperti 1900, 2100, 2200, 2300, dan seterusnya yang merupakan awal abad baru (100 tahun) di mana tahun tersebut habis dibagi 100, namun tidak habis dibagi 400. Sedangkan tahun-tahun, seperti 2004, 2008, 2012, dan seterusnya adalah tahun kabisat. Di mana tahun-tahun tersebut habis dibagi 4. Walaupun tidak habis dibagi 100, itu bukanlah masalah. Karena tahun tersebut bukanlah awal abad baru.
Banyak orang yang masih keliru dengan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan mereka soal tahun kabisat, apalagi soal perhitungan tahun kabisat yang bisa dibilang benar-benar memerlukan kekuatan logika yang tajam. Semoga jawaban ini bisa menambah ilmu pengetahuan kita semua, ya.