Saat menemukan N. sobesonbaii, Davis kemudian menghubungi Garda Bagus Damastra, merupakan alumni ITB (Institut Teknologi Bandung) untuk sama-sama melakukan identifikasi.
Garda kemudian meminta bantuan peneliti serangga asal Kanada, Frank H. Hennemann untuk melakukan identifikasi lebih lanjut dengan mengirim serangga ke Kanada.
Dalam studi yang dipublikasikan di ResearchGate (Maret, 2023) disebutkan bahwa serangga tak bersayap ini ditemukan di Desa Oemasi, Kecamatan Nekamese, Kupang, NTT. Panjangnya sekitar 20 sentimeter dengan warna hijau terang dan merupakan spesies baru.
Guna melengkapi penelitian, spesimen ini dikeringkan. Pemeriksaaan serangga dan telur dilakukan menggunakan lensa entomologu dengan zoom 4x dan Russian MBC-10 binocular microscope.
Hasil studi menemukan bahwa spesies betinanya mirip dengan N. sananaense, namun punya ukuran yang lebih kecil. Tubuhnya sedikit lebih pendek, gigi yang lebih sedikit namun tampak menonjol dan bentuk tubuh melengkung layaknya sabit.
Sedangkan yang jantan, punya warna krem muda hingga coklat sedang, kepala yang sebagian besar berwarna putih dengan garis postokular yang sama dan anggota badan berwarna hijau.
Mereka juga bisa ditemukan di beberapa distrik di Timor-Leste di hutan primer dengan vegetasi yang subur dan bervariasi, serta pepohonan yang tingginya mencapai 45 meter.
Saat ditemukan di habitat terakhirnya, itu lebih lembab dengan curah hujan tahunan 2.000-4.000 mm. Sedangkan di tempat aslinya, N. sobesonbaii ada di pohon jambu biji liar (Psidium guayava).
Serangga ranting ini juga diketahui makan mangga dan ceri magenta. Tubuhnya sangat rapuh, misal saat salah satu kakinya digenggam oleh pemangsa atau peternak yang tidak hati-hati, itu bisa saja lepas.
Sejauh ini, fauna tersebut tercatat tersebar di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT) serta Timor Leste di Distrik Lautem dan Oecussi-Ambeno.
Diperkirakan bahwa pencarian yang lebih rinci di seluruh Pulau Timor akan mengungkap lebih banyak spesies phasmid, bahkan mungkin saja mengungkap lebih banyak spesies endemik yang belum terdeskripsikan.
Oleh karena itu, penemuan dan deskripsi yang ada saat ini diharapkan dapat meningkatkan minat untuk mempelajari Phasmatodea Timor di masa depan.
Diharapkan ada upaya penelitian yang masif di seluruh pulau-pulau ini, yang akan mengungkap serangga ranting lebih jauh dan dapat berkontribusi pada pengetahuan fraksional fauna phasmid Pulau Sunda Kecil.