7 Fakta yang akan Mengubah Perspektif Kalian tentang Black Death

Penyebarannya tidak disebabkan oleh tikus, lho

Maut Hitam (1347-1351), atau sering disebut Black Death, adalah sebuah pandemi — tidak hanya di Eropa, tetapi juga menyebar ke sebagian Asia dan Afrika — yang telah memakan puluhan juta korban jiwa.

Selama periode Maut Hitam, catatan tertulis tidak tersimpan baik seperti saat ini (jika memang ada), sehingga turut menyebarkan rumor dan miskonsepsi yang terlalu dilebih-lebihkan. Nyatanya, banyak klaim umum tentang Maut Hitam yang salah atau tidak sepenuhnya benar.

Berikut 7 fakta yang akan mengubah perspektif kalian tentang Maut Hitam.

1. Tikus yang selalu menjadi "kambing hitam" dalam wabah ini

7 Fakta yang akan Mengubah Perspektif Kalian tentang Black DeathGetty Images via nypost.com

Bagi kebanyakan orang, penyebab Maut Hitam adalah kombinasi dari kebiasaan masyarakat Abad Pertengahan yang jorok dan keberadaan banyak tikus di sekitarnya. Namun, para peneliti di era modern telah menemukan kesimpulan yang sangat berbeda.

Yersinia pestis — bakteri yang dianggap bertanggung jawab atas merebaknya wabah ini — sering dianggap bukan berasal dari Eropa, atau lebih tepatnya berasal dari Asia, sehingga banyak orang yang mengaitkan hal ini dengan kontribusi tikus yang "menumpang" di kapal-kapal yang singgah di Eropa selama penyebaran wabah ini.

Namun menurut para peneliti dari Universitas Oslo dan Universitas Ferrara, kutu yang menyebarkan wabah ini lebih ke jenis kutu kepala dan kutu badan yang sering hinggap di tubuh dan pakaian manusia. Setelah melalui serangkaian penelitian dan simulasi, mereka juga beranggapkan kalau model penyebaran manusia sangat cocok dengan pandemi ini.

Nyatanya, tikus tidak benar-benar bertanggung jawab atas merebaknya wabah karena mereka tidak sama berbahayanya dengan kutu yang diduga telah membawa bakteri pes. Kutu juga dapat melakukan "perjalanan bersama" dengan binatang lain selain tikus, dan tidak menutup kemungkinan untuk bepergian di tubuh manusia juga.

2. Kebersihan dan sanitasi yang buruk adalah faktor utama penyebaran wabah ini

7 Fakta yang akan Mengubah Perspektif Kalian tentang Black Deathculturacolectiva.com

Beberapa orang tidak suka menggambarkan fakta ini karena itu bukan bagian yang "romantis" dari sejarah Abad Pertengahan. Jorok di sini bukan berarti masyarakat Eropa pada saat itu tidak pernah mandi, tetapi lebih merujuk pada kebobrokan pada infrastruktur kesehatannya.

Pada titik ini, selokan dan sistem sanitasi modern belum ada, dan proses pengambilan sampah modern juga belum diberlakukan. Kita bisa ambil contoh kondisinya di Bristol, kota terbesar kedua di Inggris ketika Maut Hitam melanda Eropa.

Menurut BBC, dikatakan kalau Bristol kelebihan populasi pada saat itu, di mana ada parit terbuka dengan sampah rumah tangga dan kotoran yang menumpuk tanpa ada yang menutupi sama sekali.

Kondisi rumah-rumah di sana juga benar-benar menjijikkan, daging serta ikan ditinggalkan di tempat terbuka dengan lalat di sekujur tubuh mereka. Tak hanya air sumur yang terkontaminasi, bahkan minuman keras pun tidak aman untuk diminum.

Menurut sejarawan, hal-hal di atas adalah kondisi normal yang bahkan dialami oleh orang kaya sekalipun selama periode Maut Hitam. Dengan kondisi seperti ini, tidak terlalu mengejutkan kalau pandemi ini dapat menyebar dengan cepat ke seluruh Eropa.

Baca Juga: 7 Wabah Penyakit Ini Hampir Tuntas Diberantas, Apa Saja Sih?

3. Gereja Katolik yang (juga) selalu disalahkan

7 Fakta yang akan Mengubah Perspektif Kalian tentang Black Deathhistory.com

Gereja Katolik telah menjadi salah satu organisasi terkuat di dunia selama beberapa waktu, sehingga mungkin tidak terlalu mengejutkan kalau ada banyak teori konspirasi tentangnya. Sedihnya, gereja juga selalu menjadi kambing hitam untuk banyak situasi di Eropa selama Abad Pertengahan.

Dalam kasus Maut Hitam, tidak ada yang menyebut kalau gereja sengaja menyebabkannya. Beberapa orang lebih percaya kalau pemikiran tidak ilmiah dan praktik keagamaan di gereja secara efektif telah membantu menyebarkan Maut Hitam dan menyebabkan lebih banyak kematian di Eropa.

Bagaimanapun, mereka mengklaim kalau Gereja Katolik masih percaya takhayul dan menyalahkan kucing atas penyebaran Maut Hitam. Hal ini mendorong pemusnahan massal kucing, yang membuat tikus dapat menyebar dan berkembang biak jauh lebih cepat daripada biasanya.

Menurut mitos populer, penghancuran besar-besaran kucing ini secara langsung membantu Maut Hitam untuk menjadi sebuah pandemi, dan itu semua adalah kesalahan gereja.

Masalah dengan teori ini — terlepas dari banyak sejarawan yang tidak percaya kalau tikus memiliki peran besar dalam maut Hitam — adalah bahwa memang tidak ada bukti otentik kalau kucing dimusnahkan secara massal oleh Gereja Katolik.

Klaim ini mungkin menjadi kisah yang sering disebarkan di internet, walau tidak ada yang sumber yang valid untuk membuktikannya. Nyatanya, Maut Hitam justru menghancurkan kepercayaan publik terhadap gereja dan melahirkan sentimen terhadap agama Katolik yang terus bertahan sampai hari ini.

4. Beberapa orang harus bermutasi agar selamat dari bakteri pes

7 Fakta yang akan Mengubah Perspektif Kalian tentang Black Deathusatoday.com

Wabah pes yang melanda Eropa dan menewaskan jutaan orang memang tidak pernah berhenti. Nyatanya, wabah ini terus kembali lagi dan menyebabkan kehancuran sampai umat manusia menemukan cara untuk mengendalikannya.

Selama kurun waktu Maut Hitam, orang-orang di Eropa harus sangat beruntung atau berharap mendapatkan mutasi genetik agar keturunan mereka dapat bertahan dari serangan penyakit mematikan yang konstan ini.

Sementara beberapa orang mungkin benar-benar beruntung dengan mempraktikkan gaya hidup yang bersih dan sebisa mungkin menjauh dari orang sakit, tampaknya beberapa orang juga telah berevolusi untuk melawan bakteri pes.

Melansir dari jurnal ilmiah di laman National Library of Medicine, para peneliti telah menemukan fakta kalau beberapa orang sepenuhnya atau hampir sepenuhnya kebal karena memiliki mutasi langka yang dapat menghentikan sel jahat agar tidak memasuki sel darah putih mereka.

Salah satu peneliti yang mempelajari masalah ini percaya kalau mutasi itu muncul karena perjuangan melawan Maut Hitam. Meskipun ada alasan menarik untuk meyakini kalau hal itu kemungkinan besar terjadi, mutasi tersebut hanya tampak pada beberapa orang Eropa saja.

Walau benua Afrika dan Asia juga sangat terpukul oleh Maut Hitam, mereka tampaknya tidak memiliki data tentang orang yang bermutasi juga.

5. Maut Hitam telah mengubah ekonomi Eropa dan mempercepat Renaisans

7 Fakta yang akan Mengubah Perspektif Kalian tentang Black Deathwsj.com

Meskipun Maut Hitam adalah salah satu tragedi terburuk dalam sejarah manusia, ia tetap meninggalkan sedikit kebaikan setelahnya. Pada saat itu beberapa bagian Eropa sangat padat penduduknya, sehingga saat Maut Hitam menewaskan jutaan orang di Eropa segalanya pun ikut berubah.

Dengan jumlah pekerja yang sangat sedikit dibandingkan dengan sebelumnya, para petani dapat menghasilkan lebih banyak uang. Pedagang juga mampu mencari nafkah dengan stabil, dan setiap pengrajin sangat dibutuhkan karena ada kekurangan tenaga kerja yang terampil dan tidak terampil pada saat itu.

Meskipun hal ini tidak dapat dikatakan sebagai satu-satunya faktor yang melahirkan Abad Renaisans, kita dapat mengatakan kalau hal ini, setidaknya, telah mempercepatnya.

Mengutip dari buku The Renaissance, di saat warga negara biasa memiliki kekuatan ekonomi yang jauh lebih besar dan berada pada tingkat yang lebih tinggi dari para bangsawan aristokrat, sistem masyarakat lama pun runtuh dan segera digantikan dengan sistem yang baru.

Meskipun Maut Hitam berdampak sangat buruk bagi Eropa dan dunia dalam banyak hal, umat manusia berhasil menunjukkan kemampuannya untuk berkembang, bukannya menggelepar, ketika krisis ini berakhir.

6. Teori miasma dan ketidaktahuan ilmiah sangat berkontribusi terhadap penyebaran Maut Hitam

7 Fakta yang akan Mengubah Perspektif Kalian tentang Black Deathaultenergy.com

Bagi kalian yang belum pernah mendengarnya, "miasma" adalah teori ilmiah yang menyebutkan kalau orang sakit diakibatkan oleh sejenis "udara buruk" yang datang dari materi organik yang membusuk. Teori miasma membuat orang pada masa itu — dalam keputus-asaan — beralih ke tindakan konyol untuk melawan berbagai penyakit mematikan.

Melansir dari kolom Science in the News milik Universitas Harvard, pada saat itu mereka percaya kalau dengan menghilangkan kotoran dari jalan-jalan udara buruk akan hilang serta membantu mencegah penyebaran penyakit. Mereka juga melakukan penguburan jauh dari pusat pemukiman untuk menjauhkan udara buruk yang berasal dari mayat.

Di satu sisi, sebenarnya langkah-langkah ini sangat baik dan menunjukkan kalau mereka mulai memahami cara untuk melawan penyakit. Namun, pengetahuan mereka masih belum lengkap, sehingga menutup mata mereka dari masalah lain yang lebih penting, salah satunya adalah penyebaran penyakit lewat kontak fisik.

Untungnya, banyak dari mereka yang berhasil melaluinya sehingga dapat mencari pengetahuan yang lebih baik untuk mencegah penyebaran sebuah penyakit di masa mendatang.

7. Istilah "karantina" berasal dari masa penanganan Maut Hitam

7 Fakta yang akan Mengubah Perspektif Kalian tentang Black Deathpenntoday.upenn.edu

Gagasan karantina memang tidak ditemukan pada saat penanganan Maut Hitam, karena praktik pengasingan orang sakit dari orang sehat sudah ada sejak lama. Banyak budaya di seluruh dunia, termasuk agama Islam dan Kristen, yang sudah lama menyadari kalau mencampur orang sehat dengan orang sakit akan menambah jumlah orang sakit.

Bahkan, Alkitab dan hadis Nabi menyarankan agar mereka yang memiliki penyakit kusta untuk menjauh dari orang sehat agar tidak terkena kusta juga, dan sebaliknya.

Meskipun demikian, istilah "karantina" sendiri sangat berkaitan dengan Maut Hitam. Di saat wabah ini terus datang ke Eropa, beberapa pemimpin pada saat itu akan mengirim orang-orang yang sakit untuk tinggal di ladang, daerah terpencil, atau hanya membuat mereka tinggal di dalam rumah sampai kondisinya lebih baik.

Melansir dari laman Oxford University Press, pada awalnya isolasi ini hanya berlangsung sekitar 30 hari. Namun pada akhirnya, untuk alasan yang tidak diketahui, jumlah waktu untuk mengasingkan orang yang sakit menjadi 40 hari, dan dari sinilah istilah karantina berasal. 

Nama asli karantina berasal dari bahasa Italia, "trentino," yang merujuk pada 30, lalu menjadi quarantino yang merujuk ke waktu 40 hari.

Selama bertahun-tahun, quarantino berevolusi menjadi quarantine (karantina), yang sekarang kita gunakan untuk menyebutkan situasi di mana seseorang yang sakit akan diasingkan dari orang yang sehat sampai kondisi mereka menjadi lebih baik.

Nah, itu tadi fakta yang akan mengubah perspektif kalian tentang Maut Hitam. Semoga setelah membaca artikel ini miskonsepsi tentang Maut Hitam dapat berkurang dan kalian dapat mengetahui fakta-fakta ilmiah baru dari peristiwa ini.

Baca Juga: Belajar dari Pandemik Flu 1918, Ini 7 Cara Manjur Mengatasi Pandemik 

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya