6 Fakta Mengejutkan tentang Perbudakan di Yunani Kuno, Apa Saja?

Sebuah catatan kelam dalam peradaban mereka

Kalian semua pasti bertanya-tanya, bagaimana bisa praktik perbudakan begitu sentral dalam peradaban yang dikenal sangat menghargai kebebasan? Hal ini mungkin adalah salah satu dari sekian banyak paradoks dalam Yunani kuno.

Atau, mungkin saja kalau hal itu adalah refleksi dari fakta bahwa kita hanya dapat menilai sesuatu berdasarkan kontras hitam-putih. Artikel ini akan menyajikan 7 fakta menarik terkait perbudakan di Yunani kuno. Berikut daftarnya.

1. Pembenaran terhadap praktik perbudakan

6 Fakta Mengejutkan tentang Perbudakan di Yunani Kuno, Apa Saja?history.com

Meskipun kita, yang hidup di zaman modern, sangat menentang praktik perbudakan, masyarakat Yunani kuno tampaknya tidak begitu peduli dengan hal tersebut. Pada saat itu, perbudakan tidak hanya diterima sebagai praktik biasa, tetapi juga dibenarkan.

Aristoteles dalam Politika menulis kalau beberapa orang dilahirkan untuk menjadi budak, sementara yang lain dilahirkan untuk memerintah budak. Doktrin ini dikenal sebagai "perbudakan alami." Perbudakan, kata Aristoteles, adalah hal yang baik bagi budak, karena tanpa tuan budak tidak akan tahu bagaimana untuk menjalani hidup mereka.

Aristoteles juga menganggap budak sebagai "alat hidup," sebuah properti yang bisa digunakan tanpa hak apapun selain yang diberikan oleh majikan mereka.

2. Kepemilikan budak di Yunani kuno

6 Fakta Mengejutkan tentang Perbudakan di Yunani Kuno, Apa Saja?wombawakeningnyc.org

Memiliki budak adalah praktik yang cukup umum di Yunani kuno. Sebuah keluarga kelas menengah mungkin memiliki antara tiga sampai 12 budak. Namun, angka-angka itu hanyalah perkiraan oleh para sejarawan dan sulit untuk diverifikasi. Sudah tentu kalau jumlah budak bervariasi menurut waktu dan tempatnya.

Dalam Ecclesiazusae, Aristophanes menyebut kalau orang miskin adalah mereka yang tidak memiliki budak. Dua pemilik utama budak di Yunani kuno adalah negara dan politisi kaya. Negara mempekerjakan budak sebagai polisi dan berbagai fungsi publik lainnya, sedangkan para politisi sering mempekerjakan budak di pertambangan milik mereka.

Melansir dari Ancient History Encyclopedia, ada berbagai jenis budak di Yunani kuno, di mana kondisi kehidupan mereka sangat terkait dengan pekerjaan mereka. Yang paling mengenaskan adalah para budak yang bekerja dalam pertambangan, yang sering dihukum dan mati pada usia dini.

Namun, tidak semua budak ditakdirkan untuk mengalami kekejaman atau pelecehan. Beberapa budak bisa mengharapkan kehidupan yang lebih layak. Budak yang berspesialisasi sebagai pengrajin misalnya, dapat bekerja dan hidup terpisah dari majikan mereka, sehingga dapat terlibat dalam perdagangan dan menghasilkan pendapatan sendiri.

3. Populasi budak di Yunani kuno

6 Fakta Mengejutkan tentang Perbudakan di Yunani Kuno, Apa Saja?allthatsinteresting.com

Tidak ada angka pasti tentang jumlah populasi budak di Yunani kuno. Beberapa sejarawan telah membuat tebakan, walau populasinya sendiri sangat bervariasi di berbagai wilayah Yunani. Perkiraan modern menunjukkan bahwa terdapat sekitar 100.000 budak di Attica (Athena dan sekitarnya) dari 450 hingga 320 SM.

Pasa saat itu, total populasi wilayah Attica 250.000 orang, yang akan memberi kita rasio budak-warga negara bebas sekitar 2:5. Perkiraan lain menyatakan kalau antara 15 dan 40 persen populasi Yunani kuno adalah budak di beberapa daerah pada waktu yang berbeda.

Sejumlah besar budak biasanya berasal dari rampasan perang. Salah satu contoh terkenal adalah ketika Philip II dari Makedonia (ayah Alexander Agung) menjual 20.000 wanita dan anak-anak sebagai budak setelah invasi ke Scythia pada 339 SM.

Hubungan antara rampasan perang dan pengadaan budak begitu erat sehingga pedagang budak sering bergabung dalam kampanye militer agar dapat membeli para tawanan perang. Selain dari tawanan perang, pengadaan budak lainnya juga termasuk pembajakan, hutang, dan bahkan seorang suku barbar yang dijual oleh keluarganya sendiri.

Pos perdagangan juga bertindak sebagai pemasok budak utama untuk Yunani kuno. Banyak di antaranya terletak di sekitar Laut Hitam, di mana beberapa kota seperti Byzantium dan Efesus juga memiliki pasar budak yang besar.

Baca Juga: 8 Penemuan Bangsa Yunani Kuno yang Berhasil Mengubah Sejarah Dunia

4. Helot, budak milik Sparta

6 Fakta Mengejutkan tentang Perbudakan di Yunani Kuno, Apa Saja?helpmeettohim.org

Helot adalah orang Yunani yang dijadikan budak oleh Sparta. Asal muasal mereka tidak jelas, tetapi beberapa sejarawan mengklaim kalau mereka adalah bangsa Laconia dan Mesenia kuno yang ditaklukkan oleh Sparta. Setiap Sparta menaklukan wilayah baru, jumlah helot pasti akan meningkat.

Menurut Britannica, helot sering dipekerjakan sebagai petani, pembantu rumah tangga, dan aktivitas lainnya, mengingat warga Sparta yang sangat fokus pada tugas militer mereka. Ada ketegangan konstan antara helot dan Spartan, di mana mereka diperlakukan dengan cara yang memalukan dan terus menerus diintimidasi.

Helot juga harus dipukuli dengan jumlah pukulan yang disepakati setiap tahunnya, terlepas dari pelanggaran yang mereka lakukan, sehingga mereka tidak akan lupa kalau mereka adalah budak.

Sparta juga memiliki polisi rahasia, Crypteia, yang bertanggung jawab untuk mengawasi Helot. Plutarch dalam Life of Lycurgus menulis kalau Crypteia akan membunuh helot yang ditemukan berkeliaran di pedesaan pada malam hari. 

5. Pekerjaan para budak di Yunani kuno

6 Fakta Mengejutkan tentang Perbudakan di Yunani Kuno, Apa Saja?brewminate.com

Di Athena kuno, mencari nafkah dengan bekerja untuk orang lain adalah hal yang dipandang rendah. Karena sebagian besar warga negara bebas menghindari kerja upahan, budak akan digunakan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Akibatnya, budak dapat melakukan berbagai pekerjaan di Yunani kuno.

Menurut beberapa sumber, para budak di Yunani kuno dipekerjakan sebagai juru masak, pengrajin, pembantu rumah tangga, perawat, kuli angkut, dan bahkan di dalam militer sebagai pelayan majikan mereka, pembawa bagasi, atau terkadang sebagai prajurit.

Beberapa posisi publik tertentu juga diisi oleh budak. Contoh yang paling terkenal adalah polisi di Athena pada abad ke-5 dan ke-4 SM, di mana sebagian besar terdiri dari budak Skithia.

Sektor penambangan juga selalu diisi oleh para budak, meski keuntungan dari penambangan sama besarnya dengan risiko bekerja di sana. Tidak mengherankan, jika orang Athena mempekerjakan budak untuk pekerjaan yang sangat berbahaya ini.

6. Budak dan keinginan untuk bebas

6 Fakta Mengejutkan tentang Perbudakan di Yunani Kuno, Apa Saja?historycollection.com

Beberapa budak pasti berharap untuk mendapatkan kebebasan. Hal ini sangat mungkin, terutama bagi mereka yang dapat menabung dan memiliki otonomi finansial. Budak yang mampu menabung cukup banyak dapat membeli kebebasan mereka sendiri dengan membayar sejumlah uang yang telah disepakati kepada majikan mereka.

Budak yang dipekerjakan dalam militer juga dapat diberi kebebasan sebagai imbalan atas pengabdian mereka. Di Delphi, banyak prasasti yang memuat nama-nama budak yang berhasil membeli kemerdekaannya sendiri. Mereka mengilustrasikan beragam wilayah seperti Caria, Mesir, Lydia, Fenisia, Siria, dan banyak lainnya.

Namun, tidak semua kebebasan didapat dengan cara damai. Beberapa budak harus mengambilnya secara paksa. Salah satunya dilakukan oleh helot, yang memberontak pada Sparta di tahun 464 SM. Meskipun pemberontakan ini berhasil ditumpas, para helot akhirnya dibebaskan pada abad ke-3 dan 2 SM.

 

Iklim "demokrasi" dan gagasan tentang kebebasan tidak serta merta membuat warga Yunani kuno membebaskan para budak mereka. Butuh waktu lama sampai mereka menyadari kalau perbudakan adalah hal yang tidak manusiawi.

Baca Juga: 7 Fakta Mengejutkan tentang Sistem Demokrasi di Yunani Kuno

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Albin Sayyid Agnar

Berita Terkini Lainnya