Perempuan Diperlakukan Tak Adil Sepanjang Sejarah? Ini 6 Buktinya!

Mereka sudah mengalaminya sejak awal peradaban manusia 

Sejak awal peradaban manusia, para pria telah memerintah dan mengatur masyarakat di sekitarnya. Sebaliknya, perempuan selalu berada di belakang pria dan terus berjuang untuk melewati kehidupan "kelas dua" mereka. Karenanya, mereka harus menjalani kehidupan yang dipenuhi dengan pengalaman mengerikan.

Berikut 6 bukti mengapa perempuan selalu diperlakukan secara tidak adil sepanjang sejarah.

1. Bayi perempuan biasa dibuang atau dibunuh 

Perempuan Diperlakukan Tak Adil Sepanjang Sejarah? Ini 6 Buktinya!theravenreport.com

Di Athena kuno, praktik "exposing" atau membuang bayi perempuan yang baru lahir di hutan adalah hal yang wajar. "Setiap orang harus merawat anak laki-laki walaupun miskin," ujar seorang penulis Yunani, "tetapi mereka harus 'menelanjangi' anak perempuan meskipun kaya." Selain Athena, hal serupa juga berlaku di Roma kuno.

Melansir dari NCBI, ada sebuah catatan yang menggambarkan kehidupan keluarga kelas bawah di Roma kuno. "Seorang anak perempuan adalah beban dan kita tidak punya banyak uang," ucap sang suami kepada istrinya yang sedang hamil. "Jika kamu nanti melahirkan bayi perempuan, maka kita harus membunuhnya."

Bahkan, praktik membuang bayi sendiri dijelaskan dalam legenda kota Roma. Dalam legenda tersebut, dikisahkan kalau Romulus dan saudara kembarnya, Remus, dibuang di tengah hutan oleh orang tuanya, kemudian disusui dan dirawat oleh seekor serigala betina.

Sedangkan dalam Ancient Origins, bukti praktik ini ditemukan sampai ke pesisir pantai Israel. Di sana, tepatnya di pelabuhan kuno Ashkelon, arkeolog Ross Vossi menemukan kerangka 100 bayi yang diperkirakan mati karena dibuang di selokan kota. Selain Yunani dan Romawi, kebiasaan membuang bayi juga sering dilakukan oleh masyarakat Mesir kuno. 

2. Pengasingan bagi perempuan yang sedang haid

Perempuan Diperlakukan Tak Adil Sepanjang Sejarah? Ini 6 Buktinya!dailymail.co.uk

Filsuf Romawi, Pliny the Elder, pernah menulis kalau perempuan yang sedang haid dapat mengubah susu menjadi asam. Pada saat itu, Pliny menganggap kalau wanita yang sedang haid dapat membunuh semua hal yang mereka lihat. Ia bahkan mengatakan, "Segerombolan lebah akan mati jika dilihat oleh perempuan yang sedang haid."

Di Mesir kuno, perempuan yang sedang haid harus mengisolasi diri di sebuah gedung khusus yang tidak boleh dimasuki oleh pria. Orang Israel kuno bahkan tidak akan menyentuh seorang perempuan yang sedang haid — atau, dalam hal ini, apa pun yang disentuh olehnya. "Segala sesuatu yang disentuhnya," ujar mereka, "akan menjadi najis."

Di Hawaii, pria yang memasuki pondok wanita yang sedang haid bakan diberi hukuman mati. Penduduk asli Papua Nugini bahkan percaya kalau menyentuh wanita yang sedang haid akan mengubah darah mereka menjadi hitam dan membunuh mereka secara perlahan.

3. Perempuan yang kehilangan keperawanan dan berselingkuh akan mendapat hukuman mati 

Perempuan Diperlakukan Tak Adil Sepanjang Sejarah? Ini 6 Buktinya!arthive.com

Di Athena kuno, jika seorang pria mengetahui putrinya yang belum menikah telah tidur dengan pria lain, maka ia dapat menjualnya sebagai budak. Selain masyarakat Athena, penduduk Samoa juga selalu memastikan kalau istri mereka harus perawan selama prosesi pernikahan.

Dalam buku In Search of the Lost Feminine, dijelaskan kalau kepala suku Samoa akan memecahkan selaput dara pengantin wanita dengan jari-jarinya di depan orang banyak untuk membuktikan kalau dia masih perawan. Di Israel kuno, perempuan yang kehilangan keperawanannya sebelum menikah dapat dirajam sampai mati.

Di Romawi kuno, seorang pendeta wanita yang kehilangan keperawanannya sebelum usia 30 tahun akan dikubur hidup-hidup. Selain masalah keperawanan, Romawi juga akan menghukum para pelaku perzinahan. Dalam keadaan tertentu, seorang pria Romawi memiliki hak untuk membunuh istrinya jika dia memergokinya selingkuh dengan pria lain.

Namun, hukuman di atas tidak sebanding dengan hukuman pada Abad Pertengahan. Pada abad pertengahan, mereka memiliki alat yang disebut "pencabik payudara" yang mereka gunakan untuk menghukum wanita yang berselingkuh.

4. Diculik dan dipaksa untuk melakukan pernikahan

Perempuan Diperlakukan Tak Adil Sepanjang Sejarah? Ini 6 Buktinya!humaninside.ru

Di Tiongkok, kasus "qiǎngqīn" atau "penculikan pengantin" sering dilaporkan sampai tahun 1940-an. Meskipun dianggap ilegal oleh Kekaisaran Tiongkok, pernikahan melalui penculikan ini dianggap sebagai hal biasa di daerah pedesaan. Di Jepang, kasus penculikan pengantin terakhir dilaporkan terjadi pada tahun 1959.

Selain Asia Timur, banyak kebudayaan yang juga memiliki tradisi ini. Kota Roma bahkan dibangun dari sebuah kisah penculikan pengantin, di mana Romulus menculik para wanita dari Sabine. Dalam cerita itu, Romulus memberi tahu para wanita kalau mereka harus bahagia, karena mereka cukup beruntung untuk melakukan pernikahan dengan cara yang "terhormat."

Bahkan sebelum sejarah dapat dicatat, sebuah pernikahan sangat mungkin untuk dilakukan secara sepihak saja. Berdasarkan dokumen BBC, para arkeolog yang mencari peninggalan prasejarah di Afrika menemukan bukti kalau pria tinggal di satu tempat selama hidup mereka, sedangkan istri mereka dilahirkan di tempat yang berbeda.

Hal ini menunjukkan fakta kalau pernikahan sepihak sudah dilakukan sejak masa pemburu-pengumpul (hunter-gatherer). Parahnya lagi, para wanita ini tidak serta merta datang ke pelukan calon suami mereka dengan suka cita. Kemungkinan besar, para wanita ini diculik dari keluarga mereka (suku yang berbeda) untuk dijadikan istri oleh para penculik.

Baca Juga: Negara dalam Negara, 5 Korporatokrasi Terkenal Sepanjang Sejarah

5. Tidak diizinkan untuk mengekspresikan emosi

Perempuan Diperlakukan Tak Adil Sepanjang Sejarah? Ini 6 Buktinya!pilloryhistory.com

Di Yunani dan Romawi kuno, para wanita dilarang untuk meninggalkan rumah tanpa pengawalan pria. Jika pun keluar, mereka hanya diizinkan sampai sebelum waktu makan malam tiba. Mereka juga harus diam di kamar dan tidak berkeliaran di rumah agar tidak mengganggu para pria.

Di Denmark, wanita "nakal" yang berkelahi atau secara terbuka mengungkapkan kemarahan mereka akan dihukum dengan "shrew's fiddle." Melansir dari History Collection, shrew's fiddle adalah sebuah alat penjepit yang berbentuk seperti biola. Terbuat dari kayu, shrew's fiddle akan menjepit tangan dan wajah wanita yang memakainya.

6. Dibakar bersama jasad suami mereka 

Perempuan Diperlakukan Tak Adil Sepanjang Sejarah? Ini 6 Buktinya!theculturetrip.com

Sampai abad ke-19, seorang janda di India yang kehilangan suaminya diharuskan untuk naik ke atas tumpukan kayu dan membakar dirinya bersama jasad suaminya hingga mati. Praktik ini sendiri disebut sati atau sutta. Selama perang, para wanita juga disarankan untuk melakukan sati bahkan sebelum suami mereka dipastikan meninggal.

Jika pengepungan terus berlangsung, semua wanita di sebuah desa atau kota akan membakar diri mereka bersama anak-anaknya. Para suami hanya menyaksikan istri dan anak mereka terbakar sampai pagi hari, lalu mengolesi wajah mereka dengan abu dari jasad istri dan anaknya lalu pergi berperang.

Nah, itu tadi 6 bukti mengapa wanita selalu diperlakukan secara tidak adil sepanjang sejarah. Di era modern ini, kesetaraan gender menjadi hal yang terus digaungkan. Namun, perlu diingat kembali lagi kalau kesetaraan ini bukan berarti semuanya harus "dipukul sama rata," tetapi mendukung wanita agar mendapatkan hak dan kesempatan yang sama seperti pria.

Baca Juga: Ngeri, 10 Teknik Penyiksaan Terparah Sepanjang Sejarah

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya