ilustrasi siklus karbon (wikimedia.org)
Karbon berada dalam keadaan konstan bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Unsur ini tersimpan dalam benda yang disebut reservoir. Bentuk reservoir pun beragam, mulai dari tumbuhan, hewan, manusia, dan benda mati; seperti bebatuan hingga air.
Karbon juga bergerak dari reservoir satu ke reservoir lainnya. Nah, inilah yang dinamakan dengan siklus karbon. Misalnya, dalam tumbuhan, karbon digunakan tumbuhan untuk membentuk batang dan daun. Ketika sudah bertumbuh, daun dimakan oleh hewan-hewan.
Dalam proses tersebut, terjadi perpindahan karbon dari berbeda reservoir. Contoh lain, di atmosfer juga terkandung karbon yang tersimpan dalam bentuk gas. Karbon dioksida yang juga dijumpai di dalam lautan, ditangkap organisme laut. Sebut saja kerang yang memanfaatkan karbon untuk membuat cangkang dan kerangka.
Faktanya, sebagian besar karbon di planet bumi terkandung di dalam batuan, mineral, dan sedimen lain. Mayoritas terkubur di bawah permukaan planet, melansir Education National Geographic. Meski terus berputar dalam siklus karbon, jumlah karbon di bumi gak pernah berkurang, lho!
Alasannya, karena bumi memiliki sistem tertutup, jadi karbonnya bergerak di dalam atmosfer saja. Walaupun begitu, jumlah karbon dalam satu reservoir bisa berubah tiap waktu. Hal ini terjadi karena adanya perpindahan karbon seperti sebelumnya dijelaskan.
Sederhananya, perputaran karbon terjadi dengan:
- Karbon yang ada di atmosfer diserap oleh tanaman untuk fotosintesis
- Lalu, tumbuhan dikonsumsi oleh hewan dan karbon pun berpindah reservoir
- Ketika hewan serta tumbuhan mati dan membusuk, karbon dilepaskan kembali ke atmosfer
- Beberapa karbon gak dilepaskan kembali ke atmosfer dan menjadi bahan bakar fosil
- Bahan bakar fosil yang terbentuk dalam waktu lama tersebut kemudian digunakan untuk aktivitas buatan manusia, misalnya transportasi, yang akhirnya memompa lebih banyak karbon kembali ke atmosfer.