Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kain untuk pakaian (unsplash.com/Ekaterina Grosheva)
ilustrasi kain untuk pakaian (unsplash.com/Ekaterina Grosheva)

Inovasi tekstil terbaru kali ini membawa kita pada era smart fabric atau "kain pintar" yang dikembangkan langsung oleh para peneliti dari University of Waterloo baru-baru ini. Mereka berhasil menciptakan material berbasis nanopartikel khusus yang mampu mengkonversi energi cahaya menjadi panas secara efisien.

Berbeda dari kain biasa yang hanya memantulkan dan menyerap panas dengan suhu yang minim, kain ini dirancang dengan lapisan khusus yang memanfaatkan radiasi matahari untuk menghasilkan kehangatan yang maksimal, bahkan di cuaca yang sangat dingin sekalipun. Tidak hanya itu, kain ini juga bisa digunakan untuk hewan peliharaan, hingga tim penyelamat di salju, loh!

Lalu, apa yang membuat kain ini bisa berbeda dengan kain biasanya, dan bagaimana kain ini bisa mengubah cara kita berpakaian di masa depan nanti? Mari kita telusuri lebih jauh!

1. Smart fabric, kain tanpa baterai yang bisa menghangatkan tubuh

ilustrasi pakaian yang menggunakan kain pintar sebagai bahan utama (unsplash.com/Al Elmes)

Para ilmuwan dari University of Waterloo berhasil menciptakan smart fabric, kain yang bisa mengubah sinar matahari menjadi panas hingga mencapai 30°C dalam waktu singkat. Menurut penelitian dalam jurnal Advanced Composites and Hybrid Materials, kain ini dibuat dengan menambahkan nanopartikel khusus, seperti polyaniline (PANI) dan polydopamine (PDA), ke dalam serat plastik yang disebut termoplastik poliuretan (TPU).

"Partikel nano yang digabungkan sangat efisien dalam menyerap sinar matahari di berbagai panjang gelombang," ujar Dr. Yuning Li, salah satu peneliti utama, sekaligus seorang profesor di Universitas Waterloo, dilansir Live Science.

Hebatnya lagi, kain ini tidak butuh listrik atau baterai sama sekali untuk mencapai kehangatan yang maksimal. Begitu terkena matahari, partikel-partikel kecil itu mengubah energi cahaya menjadi panas lewat proses fototermal. Dalam percobaan, sebuah sweater kecil dari kain ini bisa mencapai suhu 53,5°C hanya dalam 10 menit setelah diletakkan di bawah sinar matahari.

2. Berubah warna sesuai suhu

Warna kain pintar ini langsung berubah menjadi putih sebagai bentuk visualisasi penyerapan energi panas (uwaterloo.ca)

Selain bisa menghangatkan tubuh, kain ini punya keunikan lain, yaitu warnanya bisa berubah tergantung suhu. Ini berkat pewarna khusus bernama termokromik yang bereaksi saat suhu berubah. Ketika kain menjadi lebih panas, struktur kimia pewarna ikut berubah, sehingga warnanya pun berbeda.

“Keajaiban di balik perubahan warna yang sensitif terhadap suhu terletak pada kombinasi nanopartikel yang tertanam dalam serat polimer” kata Dr. Yuning Li, mengutip Phys.org.

Phys.org juga melansir, perubahan warna ini berguna sebagai tanda bagi pemakai untuk melihat langsung perubahan suhu. Fitur ini tidak hanya menarik dari segi tampilan, tetapi juga sangat praktis. Dengan begitu, pemakai bisa merasa nyaman dan aman, terutama saat cuaca dingin.

3. Tetap awet setelah 25 kali pencucian

ilustrasi elastisitas kain pintar (freepik.com/user18526052)

Salah satu pertanyaan besar tentang pakaian pintar adalah soal ketahanannya. Namun, inovasi smart fabric ini sepertinya tidak perlu diragukan lagi soal keawetannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kain ini tetap berfungsi baik meski sudah dicuci sebanyak 24-25 kali, kemampuannya menghangatkan dan mengubah warna tidak hilang. Bahkan, kain ini bisa ditarik hingga lima kali ukuran aslinya tanpa rusak atau kehilangan fungsinya. Menurut Technology Networks, tim peneliti sengaja fokus pada kekuatan kain ini agar bisa dipakai berulang kali tanpa mengurangi keunggulannya.

4. Pengaplikasiannya yang luas

ilustrasi anjing yang menggunakan kain pintar (unsplash.com/Karsten Winegeart)

University of Waterloo dalam lamannya turut menjelaskan, bahwa kain ini bisa digunakan untuk pakaian musim dingin, peralatan penyelamatan di daerah dingin, bahkan pakaian hewan peliharaan. Karena tidak memerlukan sumber daya eksternal, kain ini sangat ideal untuk digunakan di daerah terpencil atau off-grid. BGR melansir, teknologi ini juga bisa menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada pakaian berlapis tebal atau jaket yang menggunakan baterai sebagai penghangat badan untuk menghadapi cuaca ekstrem.

5. Sedang dikembangkan supaya lebih murah dan terjangkau

ilustrasi proses produksi kain pintar (unsplash.com/J Williams)

Meski sudah sangat menjanjikan, para peneliti masih terus mengembangkan kain ini agar lebih terjangkau. Dilansir Technology Networks, tim peneliti sedang mencari alternatif yang lebih murah untuk polydopamine, salah satu bahan utama kain ini. Tujuannya adalah untuk menurunkan biaya produksi tanpa mengurangi kualitas dan fungsinya. Dengan begitu, di masa depan, kita mungkin bisa melihat pakaian pintar ini dijual secara komersial.

"Langkah selanjutnya untuk penelitian ini berfokus pada pengurangan biaya produksi, peningkatan proses fabrikasi, dan memastikan serat aman untuk kontak dengan kulit dalam waktu lama," terang Dr. Yuning Li, seperti dilaporkan oleh Live Science.

Dengan semua kelebihan ini, inovasi smart fabric ini benar-benar membuka jalan baru dalam dunia tekstil modern. Dari keunggulan-keunggulan yang ditawarkan oleh kain terbaru ini, bukan tidak mungkin lagi kita akan melihat ada penemuan baru di masa depan terkait pakaian khusus musim panas untuk mendinginkan badan. Jadi tidak sabar menunggu penemuan selanjutnya, nih!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team