5 Spesies Ubur-ubur Selandia Baru yang Paling Memesona

Intinya sih...
- Ubur-ubur memiliki keindahan yang memikat mata
- Ada 4 spesies ubur-ubur di Selandia Baru
- Masing-masing spesies memiliki ciri khas dan dampak yang berbeda
Salah satu hewan yang berenang paling anggun di lautan adalah ubur-ubur. Ini merupakan hewan dari subfilum Medusozoa yang sedang berada pada fase medusa. Diperkirakan, ubur-ubur telah ada sejak 500–700 juta tahun yang lalu.
Ada sekitar 2.000 spesies ubur-ubur di seluruh dunia yang hidup di perairan dangkal maupun laut dalam, termasuk di Selandia Baru. Negara yang jaraknya sekitar 7.000 kilometer dari Indonesia ini mengaku memiliki 1.100 spesies ubur-ubur. Intip beberapa di antaranya, yuk!
1. Pelagia noctiluca
Yang pertama adalah mauve stinger (Pelagia noctiluca). Namanya diambil dari warnanya yang merah muda keunguan dan sengatannya yang menyakitkan. Cukup kecil, diameter tudungnya hanya 6–9 cm.
Mereka mampu menghasilkan cahaya (bioluminescent) berkat reaksi kimia di tubuhnya. Pemakan krustasea planktonik serta telur dan larva ikan ini biasanya terlihat di kedalaman 0–150 meter. Tetapi, ada juga yang menyelam hingga kedalaman 1.400 meter!
2. Cyanea capillata
Selanjutnya adalah ubur-ubur surai singa (Cyanea capillata). Sebagai salah satu ubur-ubur terbesar, diameter tudungnya bisa mencapai 2,4 meter dengan panjang tentakel lebih dari 30,5 meter. Warnanya perpaduan antara cokelat, merah, dan kuning.
Kebanyakan dari mereka ditemukan di dekat permukaan laut hingga kedalaman 20 meter. Namun, terkadang mereka terbawa arus lalu terdampar di tepi pantai. Jangan dekat-dekat karena ubur-ubur ini masih bisa menyengat walau terdampar cukup lama. Sengatannya bisa menyebabkan lecet, iritasi, kram otot, hingga memengaruhi fungsi pernapasan dan jantung pada kasus tertentu.
3. Phyllorhiza punctata
Beralih ke ubur-ubur bintik putih (Phyllorhiza punctata), yang pertama kali dideskripsikan oleh Robert J. Lendlmayer von Lendenfeld (ahli zoologi asal Austria) pada tahun 1884. Diameter tudungnya rata-rata 18–20 inci (45,7–50,8 cm), tetapi ada yang mencapai 28 inci (71 cm). Selain di Selandia Baru, mereka juga ditemukan di perairan Australia, Filipina, Thailand, dan Jepang.
Sengatannya tergolong ringan dan tidak mengancam nyawa manusia. Tetapi, mereka dikategorikan sebagai spesies invasif di wilayah tertentu. Ini karena mereka berenang dalam kelompok besar, lalu menghabiskan hampir seluruh zooplankton di wilayah tersebut dan membuat hewan lain kekurangan makanan.
4. Phacellophora camtschatica
Kalau dilihat dari bawah, sepintas tidak ada yang salah dengan ubur-ubur ini. Tetapi, jika dilihat dari atas, mereka tampak menyerupai telur mata sapi! Mereka dapat ditemukan di kedalaman 50–330 meter, melayang-layang mengikuti arus laut.
Makanan favoritnya ialah zooplankton dan ubur-ubur lainnya. Mereka mempunyai alat penyengat, tetapi tidak terlalu menyakitkan bagi manusia. Sayangnya, umurnya cukup pendek, sekitar enam bulan saja.
5. Aurelia aurita
Bila dibandingkan dengan spesies lain yang telah disebutkan, ubur-ubur bulan (Aurelia aurita) memiliki tentakel yang lebih pendek. Tentakel tersebut panjangnya hanya 1–5 cm, sementara diameter tudungnya berkisar antara 10–35 cm. Mereka hidup dengan nyaman di kedalaman 200–1.000 meter pada suhu 6–19 derajat Celsius.
Makanan favoritnya ialah plankton, kopepoda (krustasea kecil), moluska, telur ikan, dan ubur-ubur lain. Pada saat yang bersamaan, mereka adalah mangsa bagi penyu, burung, ikan salmon, ikan mola-mola, serta ubur-ubur lain yang berukuran lebih besar. Di alam liar, mereka bisa hidup selama 8–12 bulan, tetapi ada yang mampu bertahan hingga dua tahun.
Bagaimana, ubur-ubur di atas bentuk dan warnanya memukau, bukan? Seindah apa pun itu, jangan coba-coba menyentuhnya karena akan membuatmu tersengat!