Orang yang jatuh cinta, pasti pernah mengalami patah hati. Dan, diakui atau tidak, patah hati tentu membuat siapa saja terluka.
Nah, menyoal patah hati ini, banyak ilmuwan yang telah meneliti hal tersebut. Bahkan, beberapa studi mengatakan, patah hati bisa berbahaya bagi yang mengalaminya. Ini analisis tentang patah hati menurut para ilmuwan.
Kamu patut waspada kalo sedang patah hati. Pasalnya, menurut sebuah studi yang dilakukan periset dari Beth Israel Deaconess Medical Center, patah hati ternyata benar-benar dapat membunuh seseorang.
Dilansir dari penelitian yang dipublikasikan di Journal of Positive Psychology, patah hati meningkatkan risiko serangan jantung sebanyak 21 kali dalam 24 jam pertama setelah dialami. Selain itu, risiko serangan jantung naik 8 kali selama seminggu setelah kematian orang yang dicintai.
Gak cuma serangan jantung, patah hati ternyata juga dapat memengaruhi fungsi otak kamu. Paling tidak, demikian bunyi artikel Guy Winch, seorang psikolog di laman Psychology Today.
Menurutnya, dampak patah hati terhadap otak sangat luar biasa, bahkan memengaruhi cara kamu berpikir. Patah hati dapat memengaruhi kemampuan otak kita untuk berpikir, fokus, dan fungsi lainnya secara luas.
Sebanyak 71 persen dari 155 orang dewasa muda membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk move on dari perpisahan mereka. Ini adalah titik saat mereka merasa tumbuh sebagai pribadi dan berorientasi pada tujuan.
Ini mungkin waktu yang terlalu pendek untuk beberapa orang, namun terlalu lama untuk orang lain. Ingat, angka tiga bulan hanya rata-rata, karena setiap orang menyembuhkan luka hati secara berbeda.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan luka karena patah hati. Dan, para periset dari University of Missouri memberikan tipsnya melalui serangkaian survei ilmiah.
Setidaknya, ada empat tips yang dapat dipakai. Pertama adalah memberikan penilaian negatif terhadap mantan, menerima dengan lapang, pengalihan perhatian atau distraksi, serta menunggu luka sembuh dengan sendirinya. Kamu pilih yang mana?