5 Alasan Mengapa Lukisan Mona Lisa Sangat Populer

Ikon feminitas dan kecantikan era Renaissance

Kala itu, fajar baru saja menyingsing di tengah kota Paris pada 21 Agustus 1911. Vincenzo Peruggia, seorang staf museum asal Italia, menyelinap keluar melalui tangga darurat dan mencuri sebuah mahakarya dari dinding museum Louvre.

Selang 2 tahun kemudian, Vincenzo Peruggia tertangkap setelah menyelundupkan lukisan Mona Lisa, sebuah mahakarya paling populer di dunia. Pencurian ini menjadi sorotan dan perbincangan selama beberapa dekade ke depan.

Bagaimana potret perempuan sedang tersenyum lugu, yang dilukis dengan cat minyak di atas panel kayu poplar berukuran 77 cm x 53 cm ini mengemban status sebagai lukisan paling popular di dunia? Apakah karena teknik artistik yang visioner? Atau terdapat misteri menarik di balik sosok yang berada dalam lukisan tersebut?

1. Penerapan perspektif atmosferik pada lukisan

5 Alasan Mengapa Lukisan Mona Lisa Sangat Populerpotret lukisan Lisa Gherardini karya Leonardo da Vinci (dok. Louvre Museum)

Leonardo da Vinci diperkirakan memulai proses pembuatan Mona Lisa pada tahun 1503. Seorang pengusaha kaya asal Florentine menginginkan potret istrinya, Lisa Gherardini, untuk dilukis oleh Leonardo. Setelah lebih dari 10 tahun lamanya, Leonardo Da Vinci wafat sebelum sempat menyelesaikan lukisan tersebut.

Semasa hidup, Leonardo telah mempelajari optik manusia, dan berhasil menjadi pelopor teknik artistik tertentu. Salah satunya adalah perspektif atmosferik yang terlihat pada lukisan Mona Lisa.

Perspektif atmosferik adalah teknik dalam seni rupa yang menciptakan ilusi jarak, dengan menggunakan perbedaan nilai warna, kontras, dan kejernihan antara objek yang dekat dan jauh. Potret wajah Mona Lisa terlihat lebih dekat, karena latar belakangnya dibuat dengan kontras dan warna yang lebih redup, sehingga terlihat sangat realistis. Mona Lisa tidak terlihat seperti dilukis, tapi tampak seperti dipotret dengan kamera.

2. Pelopor teknik sfumato dalam lukisan

5 Alasan Mengapa Lukisan Mona Lisa Sangat Populerpenerapan teknik sfumato pada garis wajah Mona Lisa (dok. Louvre Museum)

Dalam lukisan ini, teknik sfumato dapat dilihat pada wajah Mona Lisa. Teknik ini menciptakan kesan yang halus pada garis tepi lipatan mata, pipi, bibir, dan hidung dengan menggunakan sapuan cat tipis yang lembut. Sfumato menciptakan efek 3D dan memberikan kesan seperti melihat orang sungguhan, bukan sekadar gambar.

Teknik sfumato juga digunakan pada latar belakang lukisan. Da Vinci menggunakan sapuan cat tipis dan lembut untuk menciptakan kesan yang halus pada hamparan hijau dan biru pada latar belakangnya. Hal ini membuat latar belakang lukisan terlihat seperti sedang terbungkus dalam kabut, memberikan kesan kedalaman dan jarak.

Baca Juga: 10 Lukisan Abstrak Termahal di Dunia yang Pernah Terjual

3. Banyak tokoh besar dalam sejarah yang terlibat dengan lukisan tersebut

5 Alasan Mengapa Lukisan Mona Lisa Sangat Populerpotret Francis I (commons.wikimedia.org/Oakenchips)

Teknik artistik yang visioner tidak cukup menaikkan status Mona Lisa sebagai lukisan paling tersohor di dunia. Banyak faktor eksternal "di luar kanvas" yang memengaruhi reputasinya.

Bayangkan saja, raja pertama Prancis, Francis I, membeli lukisan tersebut setelah Da Vinci wafat. Kemudian pada tahun 1550, Giorgio Vasari membuat buku biografi terkenal yang memuat deskripsi berlebihan tentang Mona Lisa. Ini memengaruhi pandangan orang-orang tentang lukisan tersebut. Tulisan Giorgio ini membuat banyak kaum hawa pada masa itu iri dengan kecantikan dan pesona Mona Lisa.

Salah satu jenderal perang paling terkenal di Prancis, Napoleon Bonaparte, juga sempat membeli lukisan Mona Lisa dan dipajang di kediaman pribadinya. Setelah Napoleon wafat, Mona Lisa diabadikan di museum paling besar di Prancis, Louvre, dan terus menjadi perbincangan selama beberapa abad.

4. Menjadi inspirasi bagi para sastrawan besar pada abad ke-19

5 Alasan Mengapa Lukisan Mona Lisa Sangat Populerpotret Walter Pater dan Théophile Gautier (commons.wikimedia.org/NNDBcommons.wikimedia.org/Gallica Digital Library)

Pada abad ke-19 di Eropa, ketika dunia sastra dan kepenulisan berada dalam puncak keemasan, banyak karya sastra yang terinspirasi dari lukisan Mona Lisa. Pada 1854, Alfred Dumesnil membuat karya sastra tentang betapa indahnya senyuman Mona Lisa. Ia mengatakan bahwa pesonanya membuat dirinya terhipnotis dan jatuh cinta.

Kemudian 1 tahun setelahnya, Théophile Gautier menulis tentang tatapan dan senyum Mona Lisa yang misterius dan memikat. Pada tahun 1869, Walter Pater menyebut Mona Lisa sebagai perwujudan kecantikan yang tak termakan oleh waktu. Tulisan-tulisan para sastrawan tersebut membangun citra dan reputasi Mona Lisa sebagai ikon feminitas.

5. Pencurian lukisan yang dilakukan Vincenzo Peruggia makin melambungkan nama Mona Lisa

5 Alasan Mengapa Lukisan Mona Lisa Sangat PopulerVincenzo Peruggia (commons.wikimedia.org/Unknown Author)

Usaha pencurian yang dilakukan oleh warga negara Italia, Vincenzo Peruggia, justru melambungkan nama Mona Lisa lebih tinggi. Vincenzo bahkan sempat dianggap "pahlawan" karena berhasil mengembalikan lukisan tersebut ke negara asalnya, Italia. 

Mona Lisa memang berasal dari Italia, dan dibuat oleh seniman besar setempat. Namun, kepemilikannya sudah resmi jatuh ke tangan Prancis. Akibatnya, Vincenzo harus ditangkap dan media Prancis menggambarkan hal ini sebagai kemenangan bagi negaranya.

Akibat pemberitaan media yang bombastis, warga dunia berbondong-bondong mengunjungi Louvre hanya untuk menyaksikan lukisan Mona Lisa. Hingga hari ini, antrean untuk pameran Mona Lisa selalu panjang. Padahal, di ruang yang sama terdapat lukisan Nozze di Cana karya Paolo Veronese dengan dimensi yang jauh lebih besar (6,77 m x 9,9 m) dengan struktur gambar yang lebih kompleks. 

Baca Juga: 5 Kasus Pencurian Lukisan Terkenal, Ternyata Beda dari Film!

Tamara Puspita Ayu Photo Verified Writer Tamara Puspita Ayu

I write what i know & know what i write

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya