Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Tidak Boleh Makan di Depan Pintu? Adakah Penjelasan Ilmiahnya?

Ilustrasi seorang anak berdiri di depan pintu (Pexels/KetutSubiyanto)
Intinya sih...
  • Susah mendapatkan jodoh
    Menurut budaya Jawa, makan di depan pintu menghalangi jodoh masuk ke dalam rumah dan membuat lawan jenis enggan masuk.
  • Pintu rezeki akan tertutup
    Makan di depan pintu diyakini akan menghalangi rezeki yang akan masuk ke dalam rumah serta menjaga harmoni dan keseimbangan dunia.
  • Menarik perhatian makhluk halus
    Ketika makan di depan pintu, tidak menutup kemungkinan bahwa hal tersebut akan menarik perhatian dari makhluk halus.

Makan adalah kegiatan wajib manusia untuk memenuhi kebutuhan biologis tubuh. Maka dari itu, asupan makanan haruslah yang sehat dan bergizi. 

Selain memenuhi asupan makanan, ternyata kegiatan makan ini tidak boleh dilakukan di depan pintu, setidaknya menurut masyarakat Indonesia. Khususnya masyarakat Jawa, mitos makan tidak boleh di depan pintu ini masih dilestarikan hingga saat ini.

Terdapat beberapa alasan mengapa menurut budaya Jawa kalau makan itu tidak boleh di depan pintu. Salah satu alasannya adalah susah mendapatkan jodoh. Memang terkesan tidak nyambung, tapi seperti itulah menurut budaya Jawa. Supaya jelas, berikut adalah alasan kenapa tidak boleh makan di depan pintu. Lalu kita akan coba bahas juga dari sisi ilmiahnya. Simak, ya!

1. Susah mendapatkan jodoh

Ilustrasi jodoh (Pexels/JeremyWong)

Secara tradisi, masyarakat Jawa memandang pintu rumah bukan sebagai akses keluar dan masuk saja. Melainkan sebagai gerbang antara dunia luar dan dunia dalam atau ruang publik dan privat.

Maka, ketika makan di depan pintu, kamu akan dianggap sebagai seseorang yang menghalangi jalan masuknya lawan jenis ke dalam ruang privat mu. Sehingga sang lawan jenis akan enggan masuk ke rumah mu atau dianalogikan sebagai menghalang-halangi jodoh.

2. Pintu rezeki akan tertutup

Ilustrasi rezeki (Pexels/AhsanJaya)

Tak berhenti hanya di jodoh, makan di depan pintu juga diyakini akan menutup pintu rezekimu. Karena pintu rumah diyakini sebagai tempat keluar-masuknya rezeki. Maka dari itu, makan di depan pintu akan menghalangi rezeki yang akan masuk ke rumahmu.

Di dalam masyarakat Jawa, terdapat keyakinan bahwa menjaga harmoni dan keseimbangan dunia itu penting. Karena pintu rumah adalah simbol penting bagi kehidupan, maka sebaiknya jangan kamu halang-halangi.

3. Menarik perhatian makhluk halus

Ilustrasi makhluk halus (Pexels/CésarO'neill)

Secara filosofis, pintu rumah adalah gerbang antara dunia luar dan dunia dalam. Maka dari itu, bisa diartikan juga bahwa dunia luar itu dihuni oleh makhluk halus, sedangkan dunia dalam dihuni oleh manusia.

Ketika kamu makan di depan pintu, maka tidak menutup kemungkinan bahwa hal tersebut akan menarik perhatian dari makhluk halus. Karena kamu telah membuka peluang bagi makhluk halus tersebut untuk masuk ke dalam rumahmu.

4. Adakah penjelasan ilmiahnya?

Ilustrasi ilmiah (Pexels/ErenLi)

Sayangnya, makan di depan pintu ternyata boleh-boleh saja. Karena tidak ditemukan efek samping yang cukup untuk melarang seseorang makan di depan pintu rumahnya. Bahkan dari segi kesehatan pun juga tidak ada efeknya.

Larangan untuk tidak makan di depan pintu adalah murni karena alasan budaya dan tata krama Jawa. Masyarakat Jawa mengajarkan tentang pentingnya menghormati ruang dan waktu.

Ketika ingin makan, ya sebaiknya dilakukan di ruang yang semestinya seperti ruang makan atau dapur. Selain itu, makan di depan pintu juga mengganggu ketika orang mau masuk rumah.

Seperti itulah alasan kenapa tidak boleh makan di depan pintu. Walaupun tidak ada penjelasan ilmiahnya, tapi penting untuk diketahui bahwa tata krama adalah hal yang patut untuk dilestarikan. Selain itu juga ikut melestarikan budaya baik yang telah diturunkan dari leluhur.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us