Mengenal Spesies Baru di Sulawesi, Katak Bertaring Terkecil di Dunia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Spesies baru katak bertaring terkecil di dunia yang ditemukan para ilmuan menambah daftar spesies anura endemik, khususnya di Sulawesi. Dilansir Mongabay, Sulawesi termasuk pusat keanekaragaman hayati yang memiliki banyak spesies endemik, bahkan menjadi prioritas para pegiat konservasi. Temuan spesies baru katak ini resmi dipublikasikan dalam Jurnal PLoS ONE pada tanggal 20 Desember 2023. Hasil riset tersebut merupakan upaya kolaborasi antar beberapa peneliti dari Indonesia dan Amerika. Mari simak informasi lebih lengkapnya di bawah ini!
1. Asal-usul penamaan ilmiah spesies baru katak bertaring
Berdasarkan Jurnal PLoS ONE oleh Jeffrey H. Frederick et al. (2023), kelompok katak bertaring termasuk ke dalam genus Limnonectes dari Famili Dicroglossidae. Nama ilmiah yang diberikan pada spesies baru ini yaitu Limnonectes phyllofolia. Secara etimologi, arti kata phyllofolia berasal dari kombinasi bahasa Yunani fýllo yang berarti daun dan foliá yang berarti sarang. Nama tersebut dikaitkan dengan sarang daun, karena spesies ini ditemukan bersarang di darat dan menyimpan telur di dedaunan atau batu besar yang dilapisi lumut basah yang tebal. Nama spesies ini secara resmi telah terdaftar dalam tata nama zoologi internasional di ZooBank.
2. Alasan diberikan julukan katak bertaring terkecil
Limnonectes phyllofolia dijuluki katak bertaring terkecil di dunia. Ketika proses identifikasi, para peneliti mengungkapkan adanya dua taring yang muncul dari tulang rahang bawah di mulut katak tersebut. Pada dasarnya, taring yang dimiliki katak ini terbuat dari tulang. Taring tersebut adalah perpanjangan dari tulang rahang (mandibula), sehingga merupakan struktur tulang yang terlihat seperti gigi. Ukuran tubuh pada katak dewasanya sangat kecil dibandingkan kerabat Limnonectes di Sulawesi lainnya, sedangkan beratnya setara dengan uang koin. Oleh karena itu, para peneliti menjulukinya katak bertaring terkecil yang pernah ditemukan.
3. Keunikan perilaku reproduksi
Editor’s picks
Limnonectes phyllofolia memiliki cara reproduksi turunan yang unik untuk kelompok Limnonectes di Sulawesi. Berdasarkan perilaku reproduksinya, spesies ini bersarang di darat, yaitu katak jantan menjaga satu atau beberapa cengkeraman telur yang ditempelkan di dedaunan atau batu berlumut satu hingga dua meter di atas aliran kecil yang bergerak lambat, tetesan air atau rembesan air. Dilansir EurekAlert, perilaku menjaga telur oleh jantan ini tidak sepenuhnya diketahui pada semua katak, tetapi hal ini termasuk perilaku katak yang jarang terjadi. Para peneliti meyakini bahwa, perilaku reproduksi katak yang bersarang didarat ini memungkinkan ada kaitannya dengan taring katak yang lebih kecil dari katak bertaring besar pada umumnya. Beberapa kerabat katak memiliki taring lebih besar untuk membantu pertahanan diri dalam bersaing memperebutkan tempat untuk bertelur di air.
4. Perbedaan karakteristik dengan Limnonectes lainnya di Sulawesi
L. phyllofolia dapat pula dibedakan secara morfologis dari semua spesies Limnonectes Sulawesi lainnya dengan kombinasi karakter pada ukuran dewasa yang sangat kecil (maksimum 30 mm), selaput kaki atau webbing yang sangat tereduksi dan adanya alur kulit pasca-orbital yang tampak seperti garis putih pucat pada individu yang berwarna lebih terang. Spesies ini telah didiagnosis lebih lanjut berdasarkan advertisement call yang umumnya berasal dari suara katak jantan untuk menarik perhatian pasangan. Berdasarkan advertisement call, spesies ini memiliki serangkaian bunyi klik-klik yang cepat, tidak berfrekuensi tinggi seperti yang disuarakan oleh Limnonectes arathooni. Selain itu, L. phyllofolia secara genetik sangat berbeda pula dari masing-masing kerabat dekatnya (Frederick et al., 2023).
5. Pentingnya upaya menjaga keanekaragaman hayati
Seperti kita ketahui, Pulau Sulawesi merupakan salah satu wilayah dengan konservasi yang cukup diprioritaskan. Dilansir Mongabay, hal ini dibuktikan dengan ditemukannya beragam spesies makhluk hidup yang tidak ditemukan di wilayah lainnya. Sulawesi memiliki keanekaragaman flora dan fauna darat yang luar biasa serta kehidupan laut pesisir yang kaya. Pulau unik ini terletak di Garis Wallace, dan merupakan rumah bagi spesies nenek moyang Asia dan Australasia, meskipun sebagian besar berasal dari Australasia.
Temuan spesies unik ini, menyoroti akan pentingnya pulau-pulau yang kaya keanekaragaman hayati seperti di Sulawesi. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya melestarikan habitat tropis yang sangat istimewa ini. Polusi dan perusakan habitat adalah ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan kesehatan ekosistem. Mempelajari hewan seperti spesies katak unik ini, dapat membantu dalam upaya melindungi ekosistem di bumi ini.
Baca Juga: Pentingnya Pelestarian Satwa Langka untuk Keanekaragaman Hayati
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.