5 Pentingnya Lahan Gambut Bagi Kehidupan

Perlunya perhatian khusus, mengingat gambut mudah terbakar

Intinya Sih...

  • Lahan gambut menyimpan karbon penting bagi keseimbangan gas rumah kaca dan mencegah perubahan iklim.
  • Lahan gambut memiliki potensi besar untuk menyimpan air, mencegah banjir saat musim hujan, dan kekeringan saat musim kemarau.
  • Ekosistem hutan rawa gambut berperan penting sebagai habitat keanekaragaman hayati, namun terancam oleh aktivitas manusia.

Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem unik yang memiliki fungsi hidrologis dan ekologis penting untuk mendukung kehidupan di bumi ini. Lahan gambut mempunyai karakteristik yang spesifik yaitu memiliki tingginya kandungan bahan organik, hara yang rendah, dan sifat keasaman (pH) yang tinggi. Dilansir Jurnal Lahan Suboptimal oleh Sri Ratmini, lahan gambut tergolong lahan marginal dan fragile dengan produktivitas yang tergolong rendah dan mudah mengalami kerusakan. Pemanfaatan lahan gambut yang buruk, dapat menyebabkan kehilangan fungsi lahan alaminya dan tidak dapat diperbaharui dengan mudah. Maka dari itu, perlu untuk mengetahui berbagai fakta pentingnya lahan gambut bagi kehidupan. Simak informasi lebih lengkapnya di bawah ini ya!

1. Penyimpanan karbon

5 Pentingnya Lahan Gambut Bagi KehidupanLahan gambut menjadi salah satu tempat hidup bagi kantong semar. (mongabay.co.id/Fransisca N Tirtaningtyas)

Lahan gambut merupakan salah satu penyimpan karbon terpenting di dunia. Lahan gambut dapat menyerap sejumlah besar karbon dioksida (CO2) di atmosfer agar keseimbangan gas rumah kaca global tetap terjaga dalam mencegah terjadinya perubahan iklim. Dilansir Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan oleh Herman Daryono, kebakaran dan degradasi di lahan gambut merupakan salah satu penyebab rusaknya ekosistem untuk menyimpan karbon yang berakibat terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim.

Oleh karena itu, jika alihfungsi lahan gambut yang intensif terus menerus dilakukan dan mengalami kekeringan yang drastis, maka tanah gambut akan mudah terbakar dan cadangan karbon yang tersimpan di dalamnya juga lebih mudah terlepas ke udara. Jika lahan gambut mengalami kebakaran, dapat menyebabkan pelepasan gas rumah kaca ke atmosfer, salah satunya CO2 yang merupakan emisi gas rumah kaca terbesar sebagai hasil dari kebakaran tersebut. 

2. Penyimpanan air

5 Pentingnya Lahan Gambut Bagi KehidupanKeindahan salah satu kawasan hutan rawa gambut di Riau, Indonesia. (cifor.org/Febrianto Budi Anggoro)

Lahan gambut memiliki potensial yang luar biasa dalam menyimpan air. Dilansir dalam Buku Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan oleh Fahmuddin A. dan I.G. Made Subiksa, kadar air di tanah gambut berkisar antara 100–1.300% dari berat keringnya, yang berarti gambut mampu menyerap air sampai 13 kali bobotnya. Kondisi ini membuat lahan gambut berfungsi sebagai spons atau pori-pori alami yang dapat mengatur dan menyimpan pasokan air di ekosistem. Disamping itu, gambut akan menjadi sangat rapuh jika mengering dengan kadar air kurang dari 100% (berdasarkan berat) dan tidak dapat menyerap air dengan baik kembali jika dibasahi. Gambut yang mengalami kekeringan drastis, sifatnya sama seperti kayu kering yang mudah hanyut dibawa arus air dan mudah terbakar. Maka dari itu, pengelolaan air di lahan gambut yang tepat sangat penting untuk diperhatikan.

3. Mencegah terjadinya bencana alam

5 Pentingnya Lahan Gambut Bagi KehidupanKetika banjir melanda akibat semakin maraknya alih fungsi dan pengelolaan lahan gambut yang buruk di wilayah hilir Kalimantan Selatan pada tahun 2021. (pantaugambut.id/Donny Muslim)

Air yang terperangkap dalam lahan gambut membantu menjaga kelembaban dan air akan dilepaskan secara perlahan-lahan saat musim kemarau tiba. Keberadaan lahan gambut ini tentunya dapat membantu mencegah terjadinya banjir saat musim hujan dan mencegah kekeringan pula saat ketika musim kemarau. Jika gambut rusak dan mengalami kekeringan yang parah, maka tanah gambut tidak dapat menyerap dan menyimpan air dengan baik. Dilansir Pantau Gambut, peristiwa bencana banjir yang terjadi di sekitar wilayah Kalimantan Selatan pada gambar di atas, disebabkan pula karena maraknya perkebunan monokultur berskala besar maupun pembangunan perumahan yang mengakibatkan kurangnya fungsi gambut sebagai penyerap air, sehingga proses surutnya air juga menjadi lamban. 

Baca Juga: Kelebihan Ikan yang Hidup di Perairan Gambut, Kamu Harus Tahu!

4. Rumah bagi keanekaragaman hayati yang tinggi

5 Pentingnya Lahan Gambut Bagi KehidupanBornean orangutan (commons.wikimedia.org/Thomas Fuhrmann)

Ekosistem hutan rawa gambut memegang peranan penting sebagai habitat keanekaragaman hayati berbagai flora dan fauna. Kondisi gambut yang khas membuat keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya juga memiliki kekhasan dan bahkan sebagian besar tidak ditemukan pada habitat lain. Banyak macam flora maupun fauna endemik yang menggantungkan hidupnya di lahan gambut, termasuk Orangutan. Namun, tingkat kerentanan dan ancaman terhadap keanakeragaman hayati ini cukup tinggi karena semakin banyaknya hutan rawa gambut yang diubah menjadi lahan perkebunan atau pemukiman, serta berbagai aktivitas lain yang menyebabkan kerusakan lahan gambut.

Beberapa tumbuhan atau hewan asli gambut mungkin tidak akan bertahan hidup jika gambut dalam kondisi kering, apalagi jika hanya dapat hidup di habitat aslinya. Semakin banyak kawasan lahan gambut yang terdegradasi, semakin terancam dan banyak hilang pula macam flora dan fauna. Maka dari itu, kawasan lahan gambut yang masih alami seperti kawasan hutan lindung maupun konservasi perlu dijaga kelestariannya, sebagaimana telah diatur oleh Pemerintah Indonesia dalam PP Nomor 57 tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut.

5. Sumber mata pencaharian

5 Pentingnya Lahan Gambut Bagi KehidupanUpaya pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan di Sumatera Selatan. (forestsnews.cifor.org/Rujito Agus Suwignyo)

Selain memiliki nilai ekologis yang penting, keanekaragaman hayati di lahan gambut memiliki nilai ekonomi dan sosial, sehingga dapat menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat sekitar. Tumbuhan penghasil produk kayu dan non-kayu hingga obat-obatan, jamur, lebah penghasil madu, hingga ikan atau udang dan sebagainya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan serta dibudidayakan masyarakat. Selain itu, beberapa jenis tumbuhan juga dapat dimanfaatkan untuk restorasi dan rehabilitasi lahan gambut. Dilansir Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menurut para peneliti, contoh jenis vegetasi yang penting direkomendasikan untuk program restorasi ekosistem gambut yaitu Acronychia porter, Eugenia clavatum, Calophyllum biflorum, Shorea teysmaniana, Lithocarpus leptogyne dan Palaquium leiocapum.

Disamping memiliki nilai ekonomi yang tinggi, budidaya di lahan gambut tentunya harus dilakukan dengan cara yang berkelanjutan dan lestari. Dilansir CIFOR-ICRAF, sistem agrosilvofishery seperti pada gambar di atas, termasuk pemanfaatan dan menjadi upaya restorasi lahan gambut yang ramah lingkungan. Agrosilvofishery merupakan kombinasi berbasis sumberdaya lokal seperti pertanian, kehutanan dan perikanan. Adanya sistem ini juga dapat mengubah pola budidaya dari yang biasanya menggunakan api, menjadi pola budidaya tanpa menggunakan api. Kapasitas dan komitmen pengelolaan lahan yang berkelanjutan, menjadi inti keberhasilan upaya restorasi dan sumber kehidupan di lahan gambut.

Hutan rawa gambut merupakan salah satu penyangga kehidupan yang sudah sepatutnya harus dijaga dan dilestarikan. Pembagian kawasan hutan lindung dan kawasan untuk budidaya lahan gambut juga perlu diperhatikan. Pemerintah harus mengambil langkah-langkah strategis untuk tetap dapat melindungi hutan gambut yang ada dengan menyeleksi dan dengan tidak mudahnya melakukan pemberian izin bagi berbagai kalangan perusahaan. Pengelolaan lahan gambut wajib diberikan pengawasan yang ketat mengenai tata cara pengelolaan yang baik dan berkelanjutan. Pemulihan harus terus dilakukan pada lahan gambut yang sudah mengalami perubahan ekosistem dan kerusakan. Mengetahui berbagai fakta betapa pentingnya lahan gambut bagi kehidupan dapat menjadi langkah awal, bahwa kita sebagai manusia yang berakal kita harus berusaha menjaga dan mengelola kekayaan alam secara tepat.

Baca Juga: Indonesia Dapat Bantuan Dana untuk Restorasi Gambut, Seberapa Besar?

Tri Ainun Fadilla Photo Writer Tri Ainun Fadilla

Thank you for visiting my article. Hopefully it can be useful.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya