Temuan Spesies Baru, Anakonda Hijau Raksasa di Pedalaman Amazon

Anakonda hijau adalah salah satu ular terbesar di dunia

Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Jesus A. Rivas, Profesor Biologi New Mexico Highlands University (NMHU), telah berhasil mengidentifikasi spesies baru ular Anakonda Raksasa (Giant Anaconda) atau biasa disebut Anakonda Hijau. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Jurnal MDPI Diversity dengan Volume 16, Nomor 2, Tahun 2024. Spesies baru ular anakonda tersebut ditemukan di wilayah masyarakat adat Waorani, sekitar hutan hujan Ekuador Amazon. Mari simak informasi lebih lengkapnya di bawah ini!

1. Mengenal karakteristik ular anakonda hijau

Temuan Spesies Baru, Anakonda Hijau Raksasa di Pedalaman AmazonAnakonda Hijau (Eunectes murinus) (commons.m.wikimedia.org/LA Dawson)

Ular anakonda termasuk ke dalam Genus Eunectes (Famili Boidae) yang merupakan kelompok ular besar dan terdistribusi luas di wilayah Amerika Selatan. Dilansir Jurnal MDPI Diversity oleh Jesus A. Rivas et al. 2024, anakonda hidup di lingkungan semi-akuatik, seperti mendiami sungai-sungai di dataran rendah dan lahan basah. Jenis ular ini memiliki ciri morfologi hingga adaptasi yang khas, seperti memiliki warna dan pola punggung yang menyatu dengan baik dengan vegetasi air. Namun status taksonomi beberapa spesies dari genus ini masih belum pasti, sehingga para peneliti terus melakukan observasi.

Salah satu spesies yang dikenal dalam genus ini yaitu Anakonda Hijau (Eunectes murinus). Dilansir nationalzoo.si.edu (Smithsonian’s National Zoo and Conservation Biology Institute), disebut Anakonda Hijau karena tubuhnya memiliki warna hijau zaitun dengan kombinasi bintik-bintik berbentuk oval gelap di sepanjang duri serta bintik-bintik serupa dengan bagian tengah berwarna kuning di sepanjang sisi tubuh. Sisik di perutnya berwarna kuning dan hitam, selain itu terdapat pula dua garis gelap dari mata mereka yang mengarah ke rahang. Warna dan pola tubuh ular tersebut juga sebagai kamuflase dengan vegetasi yang basah dan lebat pada habitanya.

2. Penelitian terhadap spesies Eunectes masih dipertanyakan

Temuan Spesies Baru, Anakonda Hijau Raksasa di Pedalaman Amazonilustrasi seorang peneliti di sebuah hutan (pexels.com/Gandhar Thakur)

Sistematika kelompok Eunectes sudah beberapa kali dilakukan penelitian, namun pola perbedaan morfologi dan genetik dalam genus tersebut masih belum jelas. Berdasarkan hasil penelitian oleh Jesus A. Rivas et al. 2024, telah dilakukan representatif semua spesies Eunectes pada seluruh distribusinya untuk mengurai hubungan filogenetik anakonda. Hasil penelitian tersebut berhasil ditemukan spesies baru kelompok Anakonda Hijau. Selain itu, kelompok Anakonda Kuning diusulkan untuk dilakukan penyatuan antara Eunectes deschauenseei dan E. beniensis ke dalam satu spesies dengan E. notaeus. Reklasifikasi ini didasarkan pada analisis genetik dan filogeografi yang komprehensif. Analisis tersebut menunjukkan hubungan yang lebih dekat daripada yang diakui sebelumnya, serta memunculkan pemahaman tentang rentang geografis saja tidak cukup untuk membenarkan penggunaannya sebagai kriteria pemisahan nama antar spesies. Meskipun telah dilakukan penelitian kembali, namun usulan perubahan ini masih terus dievaluasi dan harus dilakukan penelitian lanjutan.

3. Kedua spesies Anakonda Hijau tampak identik secara morfologi, namun berbeda secara genetik

Temuan Spesies Baru, Anakonda Hijau Raksasa di Pedalaman AmazonPembiakkan Anakonda Hijau. (news.mongabay.com/Jesus Rivas)

Para peneliti melakukan pemeriksaan setiap spesimen dengan cara mengamati karakter morfologi hingga genetik, seperti menghitung sisik atau ciri-ciri fisik lainnya maupun sampel darah dan sampel jaringan. Spesimen Anakonda Hijau diambil dari beberapa wilayah di Amerika bagian utara dan selatan. Hasil penelitian menunjukkan sampel antara antara wilayah klade Anakona Hijau di bagian utara dan selatan tidak berbeda secara morfologi. Setelah menjalani analisis genetik, para peneliti berhasil menemukan perbedaan yang jelas. Anakonda Hijau di utara yang menjadi spesies baru tersebut berbeda secara genetis sebesar 5,5% dengan yang berada di selatan. Perbedaan ini cukup signifikan, bila dibandingkan antara perbedaan manusia dengan simpanse hanya sekitar 2%. Adanya perbedaan secara genetis tersebut, maka Anakonda Hijau Selatan disebut E. murinus, sedangkan Anakonda Hijau Utara disebut E. akayima

4. Asal-usul penamaan ilmiah spesies baru, Anakonda Hijau Utara

Temuan Spesies Baru, Anakonda Hijau Raksasa di Pedalaman AmazonAnakonda Hijau yang sedang melahap mangsanya. (uk.inaturalist.org/danielblanco521)

Berdasarkan Jurnal MDPI Diversity oleh Jesus A. Rivas et al. 2024, nama ilmiah dari Eunectes akayima, diambil dari berbagai bahasa Karibia akayima/okoyimo/okoimo, dimana arti dari akayi/okoyi/okoi  yaitu ular dan akhiran -ima/-imo berarti besar. Akhiran -ima/-imo tidak selalu berarti besar dalam arti fisik, tetapi kata ini digunakan untuk menunjukkan jenis makhluk besar yang diindikasikan dengan kategori yang berbeda. Secara harfiah, akayima berarti "Ular Besar" (S. Gildea pers. Communication). Kata akayima juga digunakan untuk menyebut pelangi, adanya kemungkinan kaitan ular dengan sistem kepercayaan mereka yang keluar setelah hujan untuk mengeringkan tubuhnya. Para peneliti mengakui budaya masyarakat adat yang berbagi wilayah dengan spesies ini, memberikan julukan kata terhadap jenis ular tersebut sebagai julukan khusus untuk spesies anakonda baru ini.

5. Ancaman ekologis di lembah Hutan Amazon

Temuan Spesies Baru, Anakonda Hijau Raksasa di Pedalaman Amazonilustrasi gambar hutan yang terbakar dan rusak (pexels.com/pixabay)

Amazon telah menghadapi ancaman ekologis yang mengkhawatirkan. Deforestasi di lembah Amazon akibat ekspansi pertanian/perkebunan telah mengakibatkan hilangnya habitat sekitar 20-31%, yang dapat berdampak hingga 40% dari hutan pada tahun 2050. Masalah lain yang meningkat adalah degradasi habitat akibat fragmentasi lahan, yang disebabkan oleh industri pertanian dan polusi logam berat yang terkait dengan tumpahan dari kegiatan ekstraksi minyak.

Ancaman perubahan lingkungan juga diperparah oleh dampak perubahan iklim, bahkan sering terjadi kekeringan dan kebakaran. Bukan hanya kelompok ular anakonda ini saja yang menghadapi ancaman lingkungan, tetapi juga hampir semua makhluk hidup di wilayah tersebut menghadapi tantangan yang signifikan. Para peneliti berupaya merencanakan proyek penelitian selanjutnya yang akan berfokus pada polusi logam berat di Amazon. 

Baca Juga: 6 Fakta Terunik Ular, Ada yang Mampu Merayap Sangat Cepat

Tri Ainun Fadilla Photo Writer Tri Ainun Fadilla

Thank you for visiting my article. Hopefully it can be useful.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya