5 Ular Derik dari Genus Crotalus yang Menghuni Benua Amerika

- Ular derik merupakan anggota famili Viperidae dengan ciri khas ekor berderik sebagai alat pertahanan diri, aktif pada malam hari untuk berburu mamalia kecil.
- Western diamondback rattlesnake memiliki tubuh besar, berkembang biak ovovivipar, dan status konservasi Least Concern.
- Tiger rattlesnake endemik di wilayah Arizona hingga Meksiko, bersifat poligini, berkembang biak ovovivipar, dan populasi dewasanya stabil.
Ular derik atau dikenal sebagai rattlesnake merupakan anggota famili Viperidae yang terkenal dengan ciri khas ekor berderik sebagai alat pertahanan diri. Genus Crotalus, salah satu kelompok dalam famili ini, mencakup spesies-spesies yang tersebar eksklusif di Benua Amerika. Kendatipun berbisa dan berpotensi berbahaya, ular derik cenderung pemalu dan menghindari konfrontasi dengan manusia kecuali jika merasa terancam.
Habitat kering menjadi rumah bagi sebagian besar ular derik, di mana mereka aktif pada malam hari atau senja untuk berburu mamalia kecil seperti tikus, sementara ular muda lebih sering memangsa kadal. Kendatipun penyebarannya luas, keberadaan mereka tetap menjadi bagian penting dalam ekosistem Amerika sebagai pengendali populasi hewan pengerat. Ada beberapa ular derik dari genus Crotalus yang hidup di Benua Amerika dan berikut ini bisa membantumu untuk lebih mengenalinya dengan lebih dekat.
1. Crotalus atrox

Tersebar di wilayah barat daya Amerika Serikat dan Meksiko utara, western diamondback rattlesnake (Crotalus atrox) dikenal dengan ciri fisiknya yang khas. Ular ini memiliki tubuh yang cukup besar, dengan panjang sekitar 1,5 meter dan bobot hingga 6,7 kilogram. Warna dominannya biasanya cokelat keabu-abuan, kendatipun beberapa individu terlihat lebih cerah seperti merah muda atau jingga.
Proses reproduksinya pun unik, mereka tergolong ovovivipar, di mana anak ular menetas dari selaput telur sesaat sebelum lahir. Dalam sekali melahirkan, ular betina dapat menghasilkan 10–20 anak setelah masa kehamilan selama 167 hari, dengan proses persalinan memakan waktu 3–5 jam.
Kendatipun sering dianggap sebagai hewan berbahaya, populasi Crotalus atrox justru tergolong stabil dan tidak terancam punah. Spesies ini berhasil beradaptasi dengan ekosistem padang pasir di habitat aslinya. Pada 2007, IUCN mencatat status konservasinya sebagai 'Least Concern' atau berisiko rendah.
2. Crotalus horridus

Selanjutnya, timber rattlesnake (Crotalus horridus) memiliki wilayah penyebaran yang luas di bagian timur Amerika Serikat. Keberadaannya dilaporkan mencakup area dari Kansas timur, Texas, Iowa, Wisconsin tengah, hingga ke Georgia, Carolina, Virginia Barat, Pennsylvania, dan New England. Bahkan, ular ini juga terpantau di wilayah utara seperti New York dan selatan seperti Florida utara, menunjukkan adaptasinya yang kuat di berbagai lingkungan.
Panjang tubuh timber rattlesnake dewasa umumnya antara 90–152 cm, dengan catatan rekor mencapai 189 cm. ukuran jantan cenderung lebih besar dengan berat sekitar 900 gram, sedangkan betina rata-rata 580 gram. Spesies ini berkembang biak secara ovovivipar, di mana betina melahirkan 1–20 anak ular hidup setelah masa inkubasi internal. Saat ini, timber rattlesnake berstatus Least Concern atau gak mengkhawatirkan menurut IUCN.
3. Crotalus tigris

Crotalus tigris alias tiger rattlesnake, endemik di wilayah Arizona tengah selatan hingga Sonora, Meksiko. Spesies ini memiliki kepala relatif kecil dibanding ular derik lainnya, tetapi dilengkapi derik berukuran besar. Warna tubuhnya bervariasi, mulai dari abu-abu, lavender, biru keabuan, merah muda, hingga krem. Panjang tubuh dewasa rata-rata 46–91 cm dengan berat sekitar 454 gram, menjadikannya salah satu ular derik berukuran sedang.
Tiger rattlesnake termasuk spesies poligini, di mana jantan dan betina dapat memiliki beberapa pasangan dalam satu musim kawin. Seperti kerabatnya, spesies ini bersifat ovovivipar, dengan betina melahirkan 4–6 anak ular hidup per siklus reproduksi. Populasi dewasanya tidak terdata secara pasti, IUCN memperkirakan jumlahnya mencapai lebih dari 10.000 individu. Status konservasinya saat ini tergolong 'Least Concern' (LC) dengan tren populasi stabil.
4. Crotalus ruber

Berikutnya, Crotalus ruber atau dikenal juga red diamond rattlesnake, spesies berbisa yang hidup di Amerika Serikat dan Meksiko, dengan warna kemerahan mencolok yang menjadi ciri khasnya. Ular ini memiliki panjang tubuh antara 100–162 cm dan usia harapan hidup sekitar 15 tahun. Mereka cenderung menghindari suhu ekstrem, sehingga aktivitasnya beradaptasi dengan musim aktif di malam hari selama akhir musim semi hingga musim panas dan beralih ke siang hari saat musim dingin.
Proses reproduksi Crotalus ruber melibatkan masa kehamilan 141–190 hari, dengan ular betina melahirkan 3–20 anak ular. Kendatipun saat ini tergolong Least Concern atau tak mengkhawatirkan (LC) dalam Daftar Merah IUCN, populasi spesies ini dilaporkan terus menurun. Penurunan ini mungkin terkait perubahan lingkungan atau ancaman lain yang memengaruhi habitat alaminya.
5. Crotalus viridis

Crotalus viridis alias prairie rattlesnake adalah spesies yang tersebar luas di Amerika Utara, meliputi Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat. Ular ini umumnya tumbuh hingga lebih dari 100 cm, dengan catatan panjang maksimum mencapai 151,5 cm. Di Montana, beberapa individu bahkan dilaporkan melebihi 120 cm dengan berat antara 227–361 gram, lho.
Spesies ini berkembang biak secara ovovivipar, mampu melahirkan 1--25 anak ular dalam sekali siklus reproduksi. Akan tetapi, jumlah rata-rata anak yang lahir biasanya berkisar 4–12 ekor, tergantung ketersediaan makanan dan kondisi habitat. Saat ini, Crotalus viridis terdaftar sebagai 'Least Concern' (LC) dalam Daftar Merah IUCN, dengan populasi yang relatif stabil.
Ular derik dari genus Crotalus yang eksklusif menghuni benua Amerika, adalah bagian tak terpisahkan dari ekosistem kering dan semi-kering. Kendatipun sebagian besar berstatus ‘Least Concern’ atau gak mengkhawatirkan, ancaman perubahan habitat tetap perlu diwaspadai sehingga penting untuk tetap menjaga ekosistem mereka, ya.