Waspada! Ini 5 Ular yang Sering Masuk Pemukiman Manusia

Intinya sih...
- Kobra jawa (Naja sputatrix) sering ditemukan di dekat pemukiman manusia, mencari makan dan tempat bersembunyi.
- Ular tikus memiliki kemampuan adaptasi luar biasa, hidup di antara beton dan genteng tanpa berbisa.
- Sanca kembang (Python reticulatus) terlihat melata di pinggiran kota, agresif jika terpojok, dan bisa memangsa hewan peliharaan.
Ular sering menjadi salah satu makhluk yang paling ditakuti. Beberapa jenis ular ternyata tidak hanya hidup di hutan atau daerah terpencil, tetapi juga di sekitar pemukiman manusia. Ada banyak alasan mengapa ular mencari tempat dekat manusia, mulai dari mencari makan hingga mencari tempat yang lebih nyaman untuk bersembunyi. Keberadaan ular di lingkungan pemukiman memang bisa membuat sebagian orang merasa khawatir. Namun, di sisi lain, ular juga memiliki peran penting dalam ekosistem.
Kehadiran ular di sekitar pemukiman bukanlah hal yang jarang terjadi. Beberapa ular bahkan sudah terbiasa berinteraksi dengan manusia dan menemukan habitat yang nyaman di area sekitar rumah. Pada artikel kali ini, kami akan membahas beberapa jenis ular yang sering ditemukan di dekat pemukiman manusia, baik di Indonesia maupun di dunia.
1. Ular kobra jawa
Kobra jawa (Naja sputatrix) dikenal luwes dalam memilih tempat tinggal, bahkan di wilayah yang sudah padat manusia. Ular ini bisa dijumpai di pinggiran desa, sela-sela tumpukan kayu, hingga balik genteng rumah. Usai hujan lebat, mereka sering terlihat menyelinap masuk ke dalam rumah mencari tempat kering dan mangsa.
Reptil ini termasuk sinantrop, yaitu hewan liar yang justru nyaman berada dekat manusia. Tikus, katak, dan kadal jadi menu favoritnya dan itu semua melimpah di sekitar dapur, ladang, atau kebun belakang. Inilah yang bikin kobra jawa seperti betah tinggal di area berpenghuni.
Warna tubuhnya bervariasi, dari cokelat zaitun sampai keputihan, kadang dengan semburat biru samar di bagian perut. Meski ukurannya sedang, gigitan dan semprotan bisanya bisa menyebabkan luka serius. Waspada sangat diperlukan karena ular ini dikenal cepat bereaksi jika merasa terancam.
2. Ular tikus
Ular tikus adalah penghuni diam-diam yang kerap muncul di sekitar pemukiman. Mereka tertarik oleh kehadiran tikus dan burung kecil yang sering bersarang di atap rumah atau gudang tua. Dari sawah di Sumatra hingga loteng rumah di pinggiran Tokyo, ular ini pandai menyelinap tanpa terdeteksi.
Jenis ini punya kemampuan adaptasi luar biasa, bahkan nyaman hidup di antara beton dan genteng. Mereka bisa ditemukan di kebun, sela bangunan, hingga balik rak penyimpanan. Daya jelajahnya yang lincah membuat mereka sering berpindah lokasi, mengikuti jejak mangsa yang bergerak ke wilayah manusia.
Meskipun tubuhnya panjang dan penampilannya mencolok, ular tikus bukan tipe yang suka ribut. Mereka tidak berbisa dan justru membantu mengendalikan populasi hama. Sayangnya, karena bentuk tubuhnya menyerupai ular berbisa, kehadirannya sering membuat panik warga yang tak sempat mengenali lebih jauh.
3. Ular sanca kembang
Sanca kembang, atau Python reticulatus, sering terlihat melata di area pinggiran kota hingga ke pekarangan rumah warga. Ukurannya bisa mencengangkan, bahkan ada yang melampaui panjang enam meter dan seukuran tubuh manusia dewasa. Ular ini tak segan memangsa hewan peliharaan jika tak ada penghalang di sekitarnya.
Kemampuannya beradaptasi luar biasa—dari rawa, ladang, hutan, sampai saluran air di perkotaan. Ia jago berenang dan bisa bergerak tanpa suara, menjadikannya tamu tak diundang yang kerap tak disadari keberadaannya. Kehadiran tikus, ayam, hingga sampah organik di pemukiman jadi daya tarik utama baginya.
Meski umumnya menghindari manusia, sanca kembang bisa agresif jika terpojok. Beberapa kasus menunjukkan ular ini menyerang saat merasa terancam atau ketika mencari mangsa besar. Karena ukurannya dan kekuatannya yang luar biasa, penting untuk selalu waspada terutama di kawasan rawan.
4. Ular coklat timur
Ular coklat timur (Pseudonaja textilis) adalah salah satu ular paling berbisa di dunia. Habitatnya luas, mulai dari padang rumput, hutan, hingga tepi kota. Ular ini banyak ditemukan di Papua Selatan, Australia, dan Papua Nugini.
Makanan utamanya tikus, yang banyak ditemui di ladang dan pemukiman. Karena itu, ular ini sering bersembunyi di tumpukan sampah, celah batu, bahkan di bawah bangunan. Meski tak selalu menyerang manusia, pertemuan tak sengaja bisa berujung fatal.
Ular ini terkenal agresif dan sangat cepat saat merasa terganggu. Bisa yang dimilikinya sangat mematikan jika tidak segera ditangani. Karena kerap muncul di sekitar rumah dan ladang, masyarakat perlu lebih hati-hati saat beraktivitas di luar ruangan.
5. Ular krait
Ular krait (genus Bungarus) cukup sering ditemukan di area pedesaan dan pertanian. Mereka biasanya bersembunyi di tumpukan kayu, celah bangunan, atau lubang tikus di sekitar rumah. Saat musim hujan, kemunculannya makin sering karena mereka mencari tempat yang lebih kering.
Jenis yang sering dijumpai dekat pemukiman antara lain ular krait belang atau ular welang dan krait Malaysia. Wilayah yang kaya mangsa seperti tikus dan kadal membuat mereka betah tinggal dekat manusia. Selain itu, lingkungan yang gelap dan lembap jadi tempat favorit mereka bersembunyi.
Meski gerakannya lambat di siang hari, ular ini sangat aktif dan agresif di malam hari. Mereka punya bisa neurotoksin yang sangat mematikan, bahkan bisa menyerang saat seseorang sedang tidur. Karena cenderung menggigit secara diam-diam, ular ini sangat berbahaya jika tidak diwaspadai.
Kehadiran ular di sekitar pemukiman manusia adalah fenomena yang tidak dapat dihindari, terutama di daerah yang masih memiliki banyak ruang terbuka. Penting bagi kita untuk memahami perilaku ular dan bagaimana cara menghindari konfrontasi dengan mereka. Dengan menjaga kebersihan lingkungan dan berhati-hati, kita bisa hidup berdampingan dengan ular tanpa perlu merasa takut.