[VIDEO] Astronot Ini Beberkan Susahnya 'Buang Air' di Luar Angkasa

Peggy Whitson merupakan mantan astronot NASA yang pernah ditugaskan menjadi chief astronaut di International Space Station (ISS). Sebagai astronot veteran, ia memegang rekor sebagai warga negara Amerika yang paling lama berada di luar angkasa-sekitar 665 hari.

Ia mengakhiri perjalanan ketiganya di luar angkasa pada 3 September 2017 yang lalu, dan berhasil kembali ke bumi dengan selamat.

Dilansir dari Sciencealert.com, setelah kepulangannya ke Bumi Whiston sering berkata bahwa ia tidak ingin pergi ke luar angkasa lagi. Peggy bercerita, ia sebenarnya cinta dengan pekerjaannya di antariksa.

Hanya saja ada satu bagian yang paling tidak disuka idari tempat ia bekerja: toilet di ISS. Usut punya usut, kegiatan buang air di luar angkasa memang sama sekali tidak menyenangkan.

"Stasiun luar angkasa tidak seperti hotel," ujarnya. "Aku lebih suka menyebutnya sebagai perjalanan berkemah."

Berbeda dibandingkan di bumi, kegiatan buang air di luar angkasa terasa jauh lebih rumit tanpa keberadaan gaya gravitasi. Keadaan ini mengharuskan astronot menggunakan serangkaian alat khusus.

Mereka menggunakan sistem penghisap untuk menampung kotoran tubuh, seperti yang ada di gambar di atas. Dalam ruangan sempit tersebut, para astronot harus berjibaku memposisikan diri untuk bisa buang air secara tenang.

Menurut Whitson, proses buang air kecil lebih mudah dilakukan dibanding buang air besar. Ketika buang air kecil, astronot menggunakan corong dengan kipas penghisap yang akan menyedot urin ke tempat penampungan.

Sementara itu, untuk buang air besar, astronot diharuskan menempel ke lubang toilet seukuran piring yang berakhir di kaleng perak. Kotoran yang sudah dihisap harus dikemas secara manual menggunakan tangan sebelum dibuang.

"Setelah penuh, kamu harus menggunakan sarung tangan plastik dan mengemasnya sendiri," ujar Whitson sambil meringis.

Meskipun didukung peralatan canggih, tidak jarang toilet ini mengalami kegagalan. Tidak jarang para astronot harus menangkap 'benda melayang' ketika fungsi penghisap di toilet gagal berfungsi.

Karena penyimpanan yang terbatas, urine yang dihasilkan oleh astronot akan didaur ulang. Sekitar 80-85% air urine akan mengalami proses filtrasi untuk dijadikan air minum, sementara sisanya akan dibuang ke luar angkasa. Jadi bisa dibilang bahwa astronot tersebut meminum air seninya sendiri.

Sementara itu untuk sampah padat, kru ISS akan membuangnya secara rutin ke atmosfer bersamaan dengan sampah lain. Proses ini direncanakan sedemikian rupa agar sampah-sampah tersebut terbakar secara sempurna sebelum sampai di permukaan bumi.

Nah, bagi kamu yang bercita-cita untuk menjadi astronot, mungkin hal ini bisa jadi bahan pertimbangan akan pilihan karier kamu.

Toh, ini hanyalah bagian kecil dari kehidupan para astronot yang penuh dengan pengalaman menakjubkan. Seperti hidup di ruang tanpa gravitasi serta kesempatan untuk menyaksikan planet bumi dari ketinggian. Jangan sampai hanya karena masalah toilet, nyali kamu langsung ciut!