6 Cara Mengendalikan Hujan Secara Sains, Tanpa Pawang atau Ritual Gaib

Dari yang paling sederhana sampai butuh effort besar

Buat kamu yang pernah punya pengalaman membuat acara di luar ruangan, pasti waswas kalau tiba-tiba hujan. Bisa saja sih pakai pawang hujan. Namun, sebenarnya, ada gak sih cara lain yang lebih bisa dinalar?

Ternyata, banyak peneliti yang telah mencari cara untuk bisa mengendalikan hujan, terutama untuk membantu kawasan yang sering dilanda kekeringan atau saat hutan kebakaran. Dalam sejarah, ada beragam percobaan untuk memanipulasi hujan. Dilansir dari berbagai sumber, berikut di antaranya.

Catatan penting: cara mengendalikan hujan secara sains di sini adalah dengan memanipulasi kondisi lingkungan menggunakan teknologi sesuai kapasitasnya, bukan berarti menjadikan kontrol alam di tangan kita

6 Cara Mengendalikan Hujan Secara Sains, Tanpa Pawang atau Ritual Gaibblackvoicenews.com

Setiap metode yang diberikan memiliki batas kapasitas efektivitas dan efisiensinya masing-masing. Semua cara juga tidak selalu 100 persen berhasil, tapi dikenal punya probabilitas keberhasilan yang tinggi. Walau bagaimanapun, cara kerja alam tetap di luar kuasa kita, manusia. Setidaknya kita tahu bahwa di dunia ini telah ditemukan beberapa teknik yang sedikit banyaknya bisa memanipulasi kondisi lingkungan/cuaca.

1. Penyemaian awan dengan partikel mikroskopis

6 Cara Mengendalikan Hujan Secara Sains, Tanpa Pawang atau Ritual Gaibsnowbrains.com

Penyemaian awan dilakukan dengan cara menyemprotkan partikel mikroskopis berupa aluminium oksida dan perak iodida yang memengaruhi proses kondensasi yang berperan sebagai inti es buatan. Nantinya, senyawa terebut akan memberikan kemampuan untuk kristal es tumbuh. Kelemahannya, cara ini membutuhkan udara di sekitarnya yang mengandung persentase uap air tertentu.

Metode ini ditemukan oleh Dr. Bernard Vonnegut pada 1971. Ia menggunakan perak iodida karena memiliki struktur kristal serupa es. Adapun, saat ini cara penyemaian awan telah digunakan di seluruh dunia, mencakup Amerika Serikat, China, India, dan Rusia. 

2. Ionizers Uni Emirat Arab

6 Cara Mengendalikan Hujan Secara Sains, Tanpa Pawang atau Ritual Gaibdailymail.co.uk

Uni Emirat punya tanah yang kaya, namun punya curah hujan yang rendah. Karena itu, selama bertahun-tahun, Presiden Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan bekerja keras memanipulasi cuaca dengan angin ionic terbesar di dunia. Caranya dengan membangun ionizers raksasa yang terpasang di atas tiang-tiang baja oleh perusahaan Swiss, Metro Systems Internasional.

Perangkat tersebut menghasilkan medan ionik besar: ion positif kembali ke bumi, sementara ion negatif naik ke atmosfer. Saat naik, ion negatif mengumpulkan partikel debu. Titik-titik ini bertindak sebagai biji untuk pembentukan es seperti perak iodida, namun gak memerlukan awan. Selama masih ada kelembapan sekitar 30 persen, cara tersebut masih bisa dilakukan, sekalipun langit cerah. 

3. Aksi udara bersih di Atlanta

6 Cara Mengendalikan Hujan Secara Sains, Tanpa Pawang atau Ritual Gaibhuffingtonpost.com

Ketika undang-undang udara bersih berlaku di Atlanta pada 1970, memang gak ada yang bisa meramalkan efek langsung pada lingkungan yang luar biasa. Dalam lima tahun pertama, setelah pemberlakuan RUU tersebut, emisi partikel kecil, di bawah 10 mikrometer menurun hingga 40 persen di seluruh negeri. Dalam dua dekade berikutnya, curah hujan rata-rata di Atlanta melonjak hingga 10 persen dan tetap bertahan. 

Ternyata, penyebab utamanya adalah polusi udara yang disebabkan oleh pabrik-pabrik Atlanta pada tahun 50-an dan 60-an sehingga awan kurang efisien. Ukuran partikel kecil dari polusi memang sangat bagus untuk membentuk awan, namun mengerikan untuk menghasilkan curah hujan. 

Baca Juga: Wajib Catat 10 Peristiwa Langit April 2019, Ada Banyak Hujan Meteor!

4. China memiliki pesawat, roket, dan senjata ke udara untuk melenyapkan potensi hujan

6 Cara Mengendalikan Hujan Secara Sains, Tanpa Pawang atau Ritual Gaibbusinessinsider.com

Pada upacara pembukaan Olimpiade 2018, China memiliki 30 pesawat terbang, 4.000 peluncur roket, dan 7.000 senjata anti-pesawat yang siap untuk melenyapkan potensi hujan. Namun hal tersebut menuai pro dan kontra mengenai konsekuensi lingkungan dan patologis yang akan timbul setelah penyemprotan iodida dalam jumlah besar ke atmosfer. 

5. Energi laser untuk menginduksi hujan dan badai

6 Cara Mengendalikan Hujan Secara Sains, Tanpa Pawang atau Ritual Gaibexpress.co.uk

Dilansir dari express.co.uk, para ilmuwan telah menemukan cara aneh untuk memberantas kekeringan di seluruh dunia dengan menggunakan sinar laser. Saat ini, ilmuwan punya gagasan untuk menginduksi badai hujan dan petir dengan energi tinggi laser.

Para ahli dari University of Central Florida dan University of Arizona percaya bahwa dengan mengembangkan serangkaian sinar laser, dapat mengaktifkan listrik statis sehingga menginduksi hujan dan badai. Cara kerjanya, saat satu sinar ditembakkan, akan ada sinar-sinar lain yang mengelilingi dan berfungsi sebagai penampungan energi. Fungsinya agar laser dapat dipertahankan dan gak hilang. 

6. Meriam hujan es

6 Cara Mengendalikan Hujan Secara Sains, Tanpa Pawang atau Ritual Gaibnarratively.com

Pembuat anggur Prancis dan petani lainnya di sana sudah sejak lama menggunakan meriam hujan es, untuk mencoba menyelamatkan buah mereka dari kerusakan akibat badai. Setiap beberapa detik, ledakan meriam di ruang bawah tanah akan melontarkan ledakan keras ke arah langit.

Pemikirannya adalah bahwa gelombang kejut yang dihasilkan akan memecah es sebelum mencapai tanah. Sayangnya baru sedikit bukti bahwa meriam hujan es ini benar-benar berfungsi dan efektif.

6 Cara Mengendalikan Hujan Secara Sains, Tanpa Pawang atau Ritual Gaibkitogalo.com

Sampai saat ini pun, masih banyak penelitian dilakukan untuk mencari cara terampuh untuk mengendalikan cuaca. Mana yang sejauh ini menurutmu paling efektif? Yuk bagi pendapatmu di kolom komentar!

Baca Juga: 5 Fakta Kece Satelit Merah Putih yang Diluncurkan di Bulan Kemerdekaan

Topik:

  • Yudha
  • Bayu D. Wicaksono
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya