Baru-baru ini, linimasa media sosial kita dihebohkan dengan sebaran broadcast berisi bahaya semut Charlie. Broadcast itu disertai dengan foto anak-anak kecil dengan mata bengkak, ruam dan kemerahan pada kulit dan bernanah. Tak hanya menyebar di sosial media, broadcast ini juga dijumpai di aplikasi perpesanan seperti WhatsApp.
The truth is, semut Charlie yang dimaksud adalah tomcat, sejenis kumbang dengan nama ilmiah Paederus fuscipes. Intip yuk fakta tomcat selengkapnya di sini!
Untuk mencegah hoax terus tersebar, Kominfo pun mengeluarkan pernyataanya di website resmi Kominfo.go.id. Kominfo pun menjelaskan bahwa broadcast ini termasuk kategori disinformasi, karena bayi yang menderita luka parah sebenarnya terkena sindrom Linear Nevus Sebaceous, penyakit yang disebabkan oleh mutasi gen.
Sementara, semut Charlie yang dimaksud adalah serangga bernama rove beetle, yang dikenal dengan nama tomcat di Indonesia. Jadi, jangan mudah percaya dengan broadcast yang disebar di media sosial, ya! Selalu saring kembali informasi yang kamu terima.
Oke, mari berkenalan dengan tomcat. Serangga ini memiliki nama latin Paederus fuscipes dan dikenal di luar dengan sebutan rove beetle. Ukurannya kecil, hanya 7-8 mm saja. Tomcat memiliki kepala hitam dengan rongga dada berwarna oranye atau merah. Sementara, tubuh bagian belakang berwarna hitam dengan sengat yang meruncing.
Waspadai di mana tomcat biasa beredar. Biasanya tomcat hidup di dekat saluran drainase dan aliran air. Maka, tak usah heran jika menemukan tomcat di kamar mandi. Namun, selama hujan lebat atau banjir, tomcat pindah ke daerah yang lebih kering.
Di siang hari, tomcat terlihat merangkak di tanah dan menyerupai semut. Selain itu, mereka juga dapat dijumpai di sekitar sumber cahaya pada malam hari, jelas NSW Government.
Lantas, apa bahaya tomcat bagi manusia? Hewan ini tidak mengigit atau menyengat, tapi darahnya mengandung racun kuat yang disebut pederin dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata. Jika kita membunuh tomcat, racun ini akan dilepaskan dan terserap oleh kulit. Lalu, racun ini akan menyebabkan dermatitis parah (ruam) dan iritasi kulit serius, ungkap laman NSW Government.
Gejala awal akibat racun tomcat adalah kemerahan pada kulit serta sensasi terbakar. Setelahnya, akan terasa iritasi dan rasa gatal yang menyakitkan. Bahkan, kulit kita bisa melepuh hingga beberapa hari! Dalam kasus yang parah, daerah yang terkena akan iritasi, sakit dan gatal sampai 10 hari! So, you have to be very careful!
Lantas, bagaimana cara menghindari tomcat? Yang jelas, jangan pernah menyentuhnya dengan tangan telanjang. Jika terkena, langsung cuci area tersebut dengan air dan sabun. Jangan dibiarkan, karena racun ini bisa menembus kulit dan menyebabkan ruam, iritasi dan rasa gatal yang parah, saran laman NSW Government.
Lalu, minimalkan cahaya di malam hari dan kenakan pakaian lengan panjang serta kaus kaki. Ini sebagai langkah preventif jika tomcat sedang banyak-banyaknya. Pertolongan pertama jika terkena racun, selain membasuhnya dengan air dan sabun, bisa juga memberi kompres dingin pada area yang terpapar serta obat antihistamin untuk mengurangi reaksi alergi.
Nah, itulah 5 fakta tomcat atau semut Charlie, yang sebenarnya merupakan tomcat. Selalu ingat untuk berhati-hati setiap saat, ya!