Dikenal sebagai penulis drama terbesar dalam sejarah, karya William Shakespeare menjadi teatrikal yang paling sering dimainkan hingga sekarang. Berkat kejeniusannya, ia berhasil menghasilkan karya-karya fenomenal seperi Romeo & Juliet, Macbeth, dan Henry IV.
Seperti karya-karyanya yang penuh drama, kehidupan sang penulis dan pujangga ini pun tak lepas dari drama yang menarik. Berikut ini adalah beberapa fakta di antaranya.
Tidak ada catatan resmi tentang kapan kelahiran dari pujangga besar dari Inggris ini, namun terdapat sebuah catatan yang menujukan jika ia dibaptis pada tanggal 26 April 1564 di Stratford-Upon-Avon, Inggris. Berdasarkan catatan itu, ia pun diyakini terlahir pada tanggal 23 April 1564.
Ia merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara, namun tiga di antaranya meninggal saat masih belia. Ayahnya, John Shakespeare, adalah seorang pebisnis kulit yang sukses, sedangkan ibunya, Mary Aden, merupakan pewaris tanah. Meski begitu, keluarga mereka kemudian menghadapi penurunan sekitar tahunan 1570-1580-an.
Tidak ada catatan yang bisa menceritakan masa kecil Shakespeare. Namun ia dipercaya menikah di usia 18 tahun dengan Anna Hathaway yang berusia delapan tahun lebih tua darinya.
Shakespeare berusia 18 ketika dia mengetahui bahwa Anne Hathaway, 26 tahun, sedang mengandung anak pertamanya. Pasangan itu dengan cepat memutuskan untuk menikah pada November 1582 dan memiliki putri bernama Susanna pada Mei 1583.
Dua tahun kemudian, mereka memiliki bayi kembar, Judith dan Hamnet. Sayangnya, Shakespeare tidak memiliki keturunan langsung. Hamnet meninggal pada usia 11, akibat penyakit, sedangkan Judith hidup lebih lama dan memiliki tiga anak, dan Susanna memiliki satu putri, Elizabeth, yang tak memiliki anak.
Yang membuat para penulis biografinya kecewa, Shakespeare menghilang dari catatan sejarah antara tahun 1585, ketika pembaptisan saudara kembarnya, dan tahun 1592. Lalu apa yang dilakukan oleh Shakespeare yang baru menikah dan ikon sastra masa depan selama tujuh tahun itu?
Sejarawan berspekulasi bahwa ia bekerja sebagai guru sekolah, belajar hukum, bepergian melintasi benua Eropa atau bergabung dengan grup akting Stratford. Menurut salah satu cerita abad ke-17, ia melarikan diri dari kampung halamannya setelah berburu rusa dari tanah milik politisi setempat.
Pada tahun 1590-an, banyak teater London beroperasi sebagai tempat untuk kejahatan terorganisir. Pada 1596, pemilik Teater Swan, Francis Langley menuduh William Gardiner dan anak tirinya William Wayte membuat ancaman pembunuhan.
Segera setelah itu, Wayte membalas dengan tuduhan yang sama terhadap Langley dan William Shakespeare. Hal ini telah menyebabkan sejarawan Mike Dash untuk mengungkap bahwa Shakespeare mungkin telah terlibat dalam beberapa kegiatan kriminal yang tak terucapkan.
William Shakespeare diyakini telah memengaruhi bahasa Inggris lebih dari penulis lainnya dalam sejarah Dia menciptakan atau, paling tidak, mempopulerkan istilah dan frasa yang masih sering muncul dalam percakapan sehari-hari.
Contohnya termasuk kata-kata "fashionable" ("Troilus dan Cressida"), "sanctimonious" ("Measure for Measure"), "eyeball" ("A Midsummer Night’s Dream") dan "lackluster" ("As You Like It"); dan ungkapan "foregone conclusion" ("Othello"), "in a pickle" ("The Tempest"), “wild goose chase” ("Romeo and Juliet") dan "one swoop swoop" ("Macbeth").
Dia juga menciptakan nama-nama populer seperti Olivia, Miranda, Jessica dan Cordelia, yang telah menjadi umum selama bertahun-tahun.
William Shakespeare meninggal pada 23 April 1616, pada usia 52 ketika rata-rata harapan hidup saat itu berkisar antara 30 dan 40 tahun. Kita mungkin tidak pernah tahu apa yang membunuhnya, meskipun seorang kenalannya menulis bahwa ia jatuh sakit setelah malam minum-minum dengan sesama penulis drama Ben Jonson.
Uniknya, terdapat tulisan di atas makamnya, yang terletak di dalam gereja Stratford. Dimaksudkan untuk menggagalkan para perampok makam yang menjarah kuburan Inggris pada waktu itu.
Ayat itu berbunyi: “Teman baik, demi Yesus,” Untuk menggali debu yang tertutup di sini. Diberkatilah orang yang menyimpan batu-batu ini, / Dan terkutuklah orang yang menggerakkan tulang-tulangku." Hal itu tampaknya berhasil, karena jenazah Shakespeare tak pernah diganggu perampok.
Tak lama setelah Shakespeare meninggal, dua dari teman-teman dan rekan-rekannya yang sudah lama — John Heminge dan Henry Condell — mengedit naskah Shakespeare dan mengumpulkannya dalam 1623 buku yang berjudul Komedi, Sejarah, dan Tragedi Mr. William Shakespeares.
Buku yang sama, yang sekarang disebut Folio Pertama, membantu melestarikan karya Shakespeare untuk generasi mendatang dan secara luas dianggap sebagai salah satu buku paling penting yang dicetak dalam bahasa Inggris.
Itulah beberapa fakta kehidupan sang aktor sekaligus pujangga terbesar sepanjang masa, William Shakespeare.