Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi penebangan pohon (unsplash.com/Gryffyn m)

Kehidupan di bumi ini tak bisa lepas dari keberadaan pohon. Pohon berfungsi sebagai penyerap polusi, penahan air, penghasil oksigen, dan banyak lagi. Kini, setidaknya ada 3 triliun pohon di dunia ini.

Sayangnya, berdasarkan BBC Science, setiap tahunnya kita memotong 15 miliar pohon atau melakukan deforestasi seluas 10 juta hektar setiap tahunnya. Lalu, apa yang akan terjadi jika kita menebang semua pohon di dunia ini? Berikut 6 bencana yang akan kita alami jika semua pohon di dunia ditebang.

1. Jutaan emisi karbon terlepas ke atmosfer dan menaikkan suhu bumi

hilangnya pohon akan melepas karbon ke atmosfer (unsplash.com/Matt Palmer)

Tak dipungkiri jika pohon adalah salah satu penyerap karbon paling banyak di muka bumi. Ia mampu menyerap karbon dan menyimpannya selama puluhan ribu tahun di akar, batang, dan daunnya. Dilansir BBC, jika semua pohon ditebang, setidaknya akan melepas 450 gigaton karbon ke atmosfer, dua kali lipat emisi karbon yang pernah dihasilkan manusia!

Lepasnya karbon ke atmosfer ini akan memperburuk efek rumah kaca dan meningkatkan suhu bumi. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di jurnal PLoS One pada 2019, hilangnya hutan seluas 25 kilometer persegi akan menyebabkan kenaikan suhu sebesar 2 derajat Celsius di daerah sekitarnya.

2. Turunnya kadar oksigen bumi dari 21% menjadi di bawah 15%

ilustrasi kekurangan oksigen (unsplash.com/Eli DeFaria)

Dilansir Science in School, pohon hanya memproduksi sekitar 30% oksigen di bumi. Sedangkan sisanya, 70%, dihasilkan oleh fitoplankton di lautan. Walau begitu, satu pohon tua bisa menyediakan oksigen untuk 4 orang dan membuatnya tetap berperan penting sebagai penghasil oksigen.

Jika semua pohon di dunia ditebang, kadar oksigen di atmosfer akan menurun, dari 21% menjadi 15%. Tapi tak cukup sampai di situ, sebab karbon yang dilepas dari penebangan pohon akan lari ke laut dan menyebabkan pengasaman laut. 

Pengasaman laut akan membuat kehidupan di laut sulit untuk bertahan hidup. Alhasil, fitoplankton yang menghasilkan oksigen berpotensi mati dan kadar oksigen bumi akan turun di bawah 15%.

3. Siklus air menjadi kacau, kekeringan dan banjir terjadi

ilustrasi banjir (unsplash.com/Misbahul Aulia)

Pohon berperan untuk menyerap air di tanah, menahannya agar tidak langsung mengalir ke sungai atau danau, dan mencegah peluapan air. Tanpa pohon, ketika hujan datang maka tidak ada sesuatu yang menahan aliran air sehingga banjir akan terjadi.

Tak hanya soal banjir, erosi tanah akan terjadi dan membawa semua komponen organik tanah ke sungai dan laut. Terbawanya komponen organik ke laut akan mempengaruhi ekosistem koral dan kehidupan laut.

4. Miliaran orang akan kehilangan sumber kehidupan dan mata pencaharian

Tanpa pohon, masyarakat adat akan kehilangan sumber penghidupan (unsplash.com/Ives Ives)

Menurut laporan Food and Agriculture Organization, setidaknya ada 1,6 miliar orang yang bergantung pada hutan untuk kehidupan mereka. Mulai dari sebagai tempat tinggal, tempat mencari makan, obat-obatan, atau sebagai mata pencaharian. Sementara berdasarkan laporan World Bank, ada 13,2 juta orang yang bekerja di sektor kayu. 

Tanpa keberadaan pohon, tentunya akan ada 13,2 juta orang yang kehilangan pekerjaan dan 1,6 miliar orang yang kehilangan sumber penghidupan. Termasuk 60 juta masyarakat adat yang memang sudah mendiami hutan selama ribuan tahun lamanya.

5. Hilangnya 75% keanekaragaman hayati di daratan

Tanpa pohon, banyak keanekaragaman hayati punah (unsplash.com/Chuttersnap)

Dilansir World Wide Fund for Nature, hutan adalah rumah bagi 75% keanekaragaman hayati di daratan. Tempat yang memiliki pohon memiliki kekayaan spesies 100% lebih tinggi dibanding tempat terbuka tanpa pohon. Bahkan keberadaan satu pohon akan menjadi magnet bagi keanekaragaman hayati.

Tanpa kehadiran pohon, sudah pasti akan ada banyak keanekaragaman hayati yang kehilangan tempat tinggal, tempat berlindung, dan sumber makanan. Bahkan kemungkinan besar mereka musnah karena tidak dapat beradaptasi dengan perubahan.

6. Munculnya penyakit baru dan angka kematian meningkat

ilustrasi zoonosis (unsplash.com/Fusion Medical Animation)

Pohon merupakan wilayah yang menjaga agar penyakit-penyakit menular dari hewan (zoonosis) tidak menyebar ke manusia. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Scientific Report pada 2017, menunjukkan jika fragmentasi hutan mendorong munculnya virus baru.

Selain itu, pohon juga berperan sebagai penyerap polusi udara. Dilansir BBC, pohon di Amerika Serikat mampu menyerap 17,4 juta ton polusi udara setiap tahunnya, menyelamatkan 850 nyawa dari kematian, dan menghindari 670.000 kasus masalah pernapasan.

Berdasarkan laporan WHO, setiap tahunnya ada 6,7 juta orang meninggal akibat polusi udara. Tanpa kehadiran pohon, pastinya masalah polusi udara akan semakin runyam dan angka kematian akibat polusi udara akan meningkat.

Bahkan tanpa menebang semua pohon, kita sendiri sudah mendapat bencana seperti banjir, krisis iklim, hingga pandemi Covid-19. Jadi daripada menebang pohon, alangkah lebih baik jika kita menanamnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team