Yuk, Belajar Ilmu Psikologi Positif dari Martin Seligman!

Kalian udah pada tahu belum, kalau di ilmu psikologi ada banyak cabang ilmu di dalamnya yang bisa kamu pelajari, lho! Termasuk cabang ilmu psikologi positif. Meski cabang ini masih termasuk cabang ilmu yang baru dan tidak seluas psikologi klinis pada umumnya, namun konsep di dalamnya juga tidak kalah menarik, lho! Penasaran bagaimana konsepnya? Mari kita kupas sampai tuntas di bawah ini!
1. Psikologi positif pertama kali disebarluaskan oleh Martin E. Seligman
Martin E. Seligmen merupakan warga negara Amerika Serikat yang gemar belajar hingga mampu memeroleh 3 gelar pada universitas yang berbeda-beda. Pertama, ia menempuh pendidikannya di University of Princeton dan memeroleh gelar sarjana di bidang filsafat. Lalu, ia meraih gelar Ph.D di bidang psikologi pada University of Pennsylvania, serta memeroleh gelar doctor di Uppsala University, Swedia.
Pada awalnya, Seligmen berfokus pada bidang eksperimental. Namun, dalam proses perjalanan studinya, ia ternyata lebih tertarik dengan teori Humanis yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh humanis, seperti Abraham Maslow. Akhirnya, berbekal dari hal tersebut, ia menemukan fokus studinya pada psikologi positif yang mengkaji pada perkembangan manusia yang lebih positif.
2. Psikologi positif mengembalikan misi utama ilmu psikologi
Di zaman dahulu kala, ilmu psikologi memiliki 3 misi utama, yakni menyembuhkan penyakit mental, membuat hidup seseorang menjadi lebih produktif dan lebih sejahtera, serta mengidentifikasi dan mengembangkan potensi yang ada di dalam diri seseorang.
Namun, seiring berjalannya waktu, ilmu psikologi nampaknya hanya berfokus pada satu misi saja, yakni menyembuhkan penyakit mental yang dialami seseorang. Saat itu, ilmu psikologi menjadi ilmu yang bersifat pesimis, negatif, dan erat dengan penyakit mental.
Para ilmuwan psikologi positif menganggap hal tersebut perlu dibenahi dan diperbaiki. Oleh karena itu, lahirlah ilmu psikologi positif untuk mengembalikan misi ilmu psikologi yang sempat berbelok. Ilmu psikologi tidak lagi hanya berfokus pada penyakit mental seseorang tapi juga fokus pada kelebihan yang dimiliki oleh tiap individu.
3. Core virtues menjadi konsep utama dalam ilmu ini, lho! Apa itu?
Dahulu kala, Seligmen berusaha mencari upaya pencegahan yang tepat pada kasus-kasus depresi dan bunuh diri yang banyak terjadi. Selama proses pencarian itu, ia menemukan bahwa membangun kompetensi atau kekuatan dalam diri merupakan salah satu cara yang tepat agar tidak terjerumus pada masalah-masalah serius yang mengarah pada gangguan depresi dan bunuh diri.
Ia menganggap bahwa seseorang perlu memiliki beberapa kekuatan untuk melawan penyakit-penyakit mental itu. Hingga akhirnya lahirlah core virtues atau kebajikan yang terdiri dari beberapa bagian. Seligmen yakin bahwa fokus untuk mengembangkan core virtues dalam diri akan membuat individu memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk mengalami depresi dibanding ketika hanya fokus pada kelemahan diri saja.
4. Core virtues terbagi ke dalam 6 bagian. Banyak juga ya!
Core virtues yang dimaksud pada poin sebelumnya, terdiri dari 6 bagian yang masing-masing mewadahi beberapa sifat atau karakter kebaikan yang lain. Berikut merupakan detail pembagiannya:
- Wisdom and Knowledge, terdiri dari creativity, curiosity, love of learning, dan perspective.
- Courage, terdiri dari bravery, persistence, integrity, dan vitality.
- Humanity, terdiri dari kindness, love, dan social intelegence.
- Justice, terdiri dari citizenship, fairness, dan leadership.
- Temperance, terdiri dari forgiveness and mercy, humility and modest, prudence, dan self regulation.
- Transendence, terdiri dari hope, gratitude, humor, dan spirituality.
5. Konsep kebahagiaan
Kebahagiaan menurut Seligman adalah kondisi ketika individu mengetahui kekuatan atau kelebihan yang dimiliki lalu berusaha mengembangkan dan menerapkan hal tersebut pada kehidupan masing-masing. Menurutnya, kebahagiaan adalah sumber motivasi mendasar bagi manusia. Setiap perilaku dan upaya yang dilakukan oleh manusia sesungguhnya mengarah pada pencapaian kebahagiaan.
Seligman menjabarkan tiga cara untuk mencapai kebahagiaan, yaitu:
- Have a pleasant life, artinya milikilah hidup yang menyenangkan,dan dapatkan kenikmatan sebanyak mungkin tetapi tetap pada takaran yang pas
- Have a good life, artinya terlibatlah dalam pekerjaan, hubungan atau kegiatan yang membuat individu mengalami “flow”
- Have a meaningful life, artinya milikilah semangat melayani, berkontribusi dan bermanfaat untuk orang lain atau mahluk lain. Menjadi bagian dari organisasi atau kelompok, tradisi atau gerakan tertentu agar hidup dapat menjadi lebih bermanfaat.
Nah, itu dia sederet informasi mengenai ilmu psikologi cabang psikologi positif. Fokus pada hal positif dalam diri dibanding hal negatif menjadi salah satu ciri khas psikologi positif ini. Semoga setelah membaca poin-poin di atas, kamu bisa menjadi lebih paham dan lebih mengerti tentang ilmu ini, ya! Next, kita belajar ilmu apa lagi, nih?