8 Fakta Mengejutkan tentang Putri Diana, Pernah Jadi Pengasuh

Diana Spencer memang bukan putri dari kerajaan negeri seberang, tetapi sang putri juga tidak berasal dari kalangan rakyat jelata. Dilansir Harper's Bazaar, nenek Putri Diana dari pihak ibu yang bernama Ruth Roche, adalah asisten pribadi sekaligus sahabat dari ibu suri, Ratu Elizabeth.

Ayahnya mendapatkan gelar Early Spencer pada tahun 1975, dan Diana mendapatkan gelar Lady Di dari ayahnya. Dia juga lahir, dan besar di Sandringham House di Norfolk yang merupakan bagian dari properti milik Kerajaan Inggris.

Sama seperti semua anak, Diana kecil juga memiliki cita-cita. Tidak banyak yang tahu jika sang putri pernah bercita-cita menjadi penari balet dan naik ke panggung untuk melakukan pertunjukan. Diana kecil rajin mengikuti les menari, namun dia berhenti ketika usianya menginjak remaja.

Jangan salah, Putri Diana selalu menyukai balet, sayangnya dengan tinggi 187 sentimeter, Diana dianggap terlalu tinggi untuk menjadi penari. Meski tidak bisa menjadi penari, ibu dari Pangeran William dan Harry ini pernah melakukan tarian kontemporer bersama mantan guru menarinya di Royal Opera House tahun 1985.

Berbeda dengan kebanyakan anak, Putri Diana tidak pernah merasakan pendidikan di sekolah dasar. Eits, ini bukan karena sang putri tidak sekolah ya! Sama seperti bangsawan dan orang terpandang di masa itu, Putri Diana dan saudaranya yang lain bersekolah di rumah sampai usia mereka 9 tahun.

Sang putri kemudian melanjutkan pendidikannya di sekolah asrama. Sayangnya, Diana tidak terlalu menyukai sekolahnya, bahkan gagal dalam ujian dan berakhir dengan keluarnya ia dari sekolah. Putri Diana kemudian melanjutkan sekolah ke Swiss, namun hanya bertahan selama satu semester sebelum akhirnya berkencan dengan Pangeran Charles.

Berasal dari keluarga berkecukupan, tidak membuat nenek Pangeran George ini bermalas-malasan di rumah. Dilansir Harper's Bazaar, Putri Diana diketahui melakukan beberapa pekerjaan sampingan. Mulai dari menjadi guru di TK berkurikulum Montessori, hingga menjadi pengasuh anak dengan bayaran 5 dolar per jamnya.

Pekerjaannya sendiri termasuk mencuci pakaian, bermain dan menjaga anak-anak, hingga bersih-bersih. Ketika Pangeran William dan Harry mulai sekolah, Diana lebih memilih memasukkan anak-anaknya ke sekolah Montessori ketimbang sekolah kerajaan. Hal yang sama juga dilakukan oleh istri Pangeran William, Katherine Middleton yang menyekolahkan ketiga anaknya di sekolah Montessori.

Ketika Putri Diana dan Pangeran Charles menikah, keduanya baru berkencan sebanyak 13 kali. Namun tidak berarti keduanya tidak saling mengenal. Dilansir Harper's Bazaar, tidak banyak yang tahu jika Pangeran Charles adalah sepupu jauh dari Putri Diana karena keduanya adalah keturunan Raja Tudor, Henry VII.

Meski begitu, Putri Diana pertama kali bertemu dengan Pangeran Charles tahun 1977, saat usianya masih 16 tahun. Kala itu, Pangeran Charles sudah berusia 30 tahun, dan berstatus sebagai kekasih kakak Diana, Sarah. Ia jugalah yang memperkenalkan keduanya.

Siapa sangka, empat tahun kemudian Diana menikahi pangeran. Sayang hubungan putri dan pangeran ini tidak berjalan mulus, karena keduanya bercerai tahun 1996.

Bukan hanya menyekolahkan kedua anaknya di sekolah berkurikulum Montessori, Putri Diana juga mematahkan banyak tradisi kerajaan yang berusia puluhan hingga ratusan tahun. Dilansir Insider, Putri Diana menjadi bangsawan pertama di Kerajaan Inggris yang melahirkan anak di rumah sakit. Biasanya ketika seorang bangsawan melahirkan, mereka akan melahirkan anaknya di istana.

Diana juga mendidik anaknya senormal mungkin. Terlepas dari status pangerannya, William dan Harry bisa menonton bioskop, pergi bermain ke taman hiburan, dan beberapa kegiatan normal lain yang dilakukan oleh anak-anak. Didikan Putri Diana ini kemudian ditiru oleh Kate Middleton dan Pangeran William yang juga memperlakukan ketiga anaknya senormal mungkin.

Menikah dengan pangeran, dan hidup berkecukupan di istana pasti terdengar menyenangkan. Namun apa yang kita pikirkan nyatanya tidak selalu sama dengan kenyataan yang ada.

Di sisi lain, menjadi tuan putri membuat Diana dituntut untuk selalu tampil sempurna di depan publik, baik itu perilaku maupun penampilan. Ditambah dengan rumah tangganya yang bermasalah, membuat tuan putri depresi dan menderita bulimia selama beberapa tahun.

Dilansir MedlinePlus, bulimia sendiri merupakan gangguan makan di mana penderitanya mengkonsumsi makanan dalam jumlah berlebihan secara teratur yang kemudian diikuti dengan kebiasaan mengeluarkan kembali makanannya, biasanya dengan cara dimuntahkan.

Kebanyakan penderita bulimia adalah perempuan. Umumnya hal ini disebabkan oleh berbagai faktor mulai dari psikologis, genetik, bahkan orang-orang sekitar pun bisa menjadi penyebab seseorang mengalami bulimia.

Di tahun1980, informasi seputar penyakit HIV masih belum sebanyak sekarang, sehingga ada banyak stigma buruk melekat pada penderitanya. Orang-orang bahkan menolak untuk menyentuh mereka karena takut tertular. Berjuang melawan ketakutan ini, Putri Diana membuka unit HIV/AIDS pertama di Inggris tahun 1987.

Tidak hanya sekadar datang untuk meresmikan, sang putri juga menyempatkan waktunya untuk berbincang-bincang, dan berjabat tangan langsung dengan para pasien HIV. Apa yang dilakukan putri mungkin terlihat sepele, tapi dia berhasil mematahkan stigma buruk seputar penyakit ini.

Hidup sebagai bangsawan memang membuatmu tidak akan pernah kekurangan apa pun. Namun dari beberapa fakta mengejutkan tentang Putri Diana di atas, kita tahu bahwa hidup sang putri juga tidak semudah seperti yang kita bayangkan.