Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi singa (unsplash.com/@mikabr)
ilustrasi singa (unsplash.com/@mikabr)

Setiap hewan memiliki karakteristiknya tersendiri dalam berbagai hal, mulai dari bentuk fisik, cara mencari makan, hingga pada sifat alamiah yang dimiliknya. Secara umum hewan dibagi menjadi dua jenis, yaitu hewan buas dan hewan jinak. Hampir semua hewan yang dipelihara merupakan hewan jinak, sementara hewan buas tentunya tinggal di daerah hutan yang jauh dari jangkauan manusia.

Meski memiliki habitat dan karakternya tersendiri, nyatanya hewan buas juga bisa berada di tengah manusia secara anteng dan nyaman. Hal ini membuat karakternya seakan bertolak belakang dengan sifat alamiahnya yang buas, sebab dapat berubah menjadi jinak. Para hewan buas yang berubah menjadi jinak ini biasanya memiliki beberapa alasan logis berikut ini sebagai penyebabnya.

1. Melalui pelatihan terlebih dahulu

ilustrasi buaya (unsplash.com/@rutpratheep)

Hewan buas tentunya tidak serta merta berubah menjadi sejinak kucing, sebab ada proses panjang di belakangnya. Biasanya para hewan buas yang berubah menjadi jinak ini justru telah melalui proses pelatihan yang ketat terlebih dahulu sebelumnya.

Meski bisa melatih para hewan buas menjadi jinak. namun hal ini jelas tidak dilakukan secara sembarangan. Mongabay News melansir informasi bahwa melatih hewan buas biasanya dilakukan pada suatu tempat konservasi dan hal ini juga terpisah dari permukiman manusia, sebab bisa saja menyebabkan bahaya. Selain itu, pelatih yang bertanggung jawab juga jelas memiliki linsensi yang terpercaya dan telah berpengalaman dalam melakukan pekerjaan dengan baik.

2. Telah bersama pemiliknya sejak kecil

ilustrasi pemilik buaya buas (unsplash.com/@rutpratheep)

Memiliki peliharaan berupa hewan eksotis atau hewan buas tentunya bukan suatu hal yang lumrah, terkadang juga masih dianggap ilegal. Tidak hanya dari segi harga yang sangat mahal, namun perizinannya juga memerlukan proses yang panjang, sehingga tak dapat dilakukan oleh sembarang orang.

Jelas saja hal ini bisa berbeda jika seseorang justru telah memelihara hewan buas sejak masih kecil. Seperti dilansir American Humane, ketika seseorang memelihara hewan buas dari usia yang masih bayi sekali pun, maka statusnya akan tetap menjadi hewan peliharaan layaknya kucing dan anjing. Meski demikian, cara memperlakukannya juga jelas berbeda dan hal ini bisa memengaruhi jinak atau tidaknya hewan tersebut setelah tumbuh besar.

3. Berada pada lingkungan yang bukan habitat aslinya

ilustrasi habitat rusa (unsplash.com/@ditakesphotos)

Banyak orang yang mungkin memiliki perhatian lebih terhadap para hewan buas yang ada, bahkan hingga tertarik untuk memeliharanya. Padahal ada cerita memilukan dari para hewan buas yang diperdagangkan dan kemudian dipindahkan dari habitat aslinya di hutan.

Memang benar adanya bahwa ketika hewan buas tumbuh besar bukan di habitat aslinya, maka bisa saja merubah sifat dan karakternya. Mengutip dari National Geographic, hewan buas yang dibesarkan layaknya tahanan dengan habitat yang terbatas bisa saja mengalami perubahan karakter menjadi jinak.

Mungkin cara ini lah yang banyak digunakan para pecinta hewan buas untuk tetap memelihara hewan-hewan tersebut dengan aman. Namun, bukan tak mungkin justru memberikan dampak psikologis tersendiri pada hewan liar tersebut, sebab merasa tak nyaman seperti diperlakukan seperti itu.

4. Tidak memahami caranya berburu, sebab selalu disediakan makanan

ilustrasi harimau sedang makan (unsplash.com/@dlazaro66)

Pemeliharaan hewan buas memiliki perbedaan yang sangat bertolak belakang dengan hewan jinak. Dari kandangnya pun jelas berbeda. Biasanya hewan buas disediakan semacam konservasi tersendiri yang menjamin aktivitas dan kebutuhan pangannya.

Seperti dilansir Rewilding Earth, pemburuan hewan hingga perjualbelian hewan buas akan memberikan banyak dampak, seperti eksploitasi dan masih banyak lagi. Biasanya hewan buas yang dipelihara akan ditempatkan pada satu kandang khusus dan diberikan makanan.

Hal ini bisa terus berulang jika hewan telah dipelihara sejak kecil dan jelas saja memberikan dampak tersendiri. Hewan akan tak memahami bagaimana caranya berburu sebab terbiasa disediakan makanannya. Dengan demikian, hewan pun akan memiliki karakter yang lebih pendiam layaknya hewan jinak dan tidak seagresif layaknya hewan buas.

5. Sudah seakan melepaskan identitas aslinya sebagai hewan buas

ilustrasi seekor cheetah (unsplash.com/@rodrigoardilha)

Layaknya manusia, para hewan buas juga memiliki identitasnya tersendiri yang tertanam kuat sejak lahir. Identitas tersebut yang akan memengaruhi karakternya dan terus terbawa hingga tumbuh besar nanti. Nyatanya, hewan buas pun ternyata bisa mengalami krisis identitas atas apa yang terjadi terhadapnya.

Zoo Sauvage melansir kabar bahwa hewan jinak merupakan hewan buas yang seakan telah dilenyapkan sayapnya oleh manusia. Istilah ini merujuk pada keterlibatan manusia yang seakan mampu mengubah identitas hewan buas menjadi jinak dengan cara-caranya tersendiri. Bahkan terkadang cara yang digunakan juga tak tepat dan tak adil bagi para hewan buas.

Memahami alasan mengapa hewan buas bisa menjadi jinak tentu bisa membantumu untuk semakin menjaga keberadaan mereka dengan tidak merusak habitatnya. Memaksakan diri untuk memelihara hewan buas bukan lah opsi yang bijak, bahkan tak jarang hanya akan menyiksa hewan yang dipelihara. Meski mungkin identitasnya menjadi jinak, namun hewan buas tetap lah memiliki insting buas, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team