TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hewan yang Sering Digunakan untuk Penelitian Medis

Ada yang bermanfaat untuk membuat vaksin

marmot yang sedang berada di luar ruangan (pixabay.com/vantagepointfl)

Demi bisa membuktikan hasil pemikiran dan penelitian mereka, para peneliti sangat memerlukan uji coba pada subjek tertentu. Lebih-lebih lagi jika penelitian ini berhubungan dengan kebutuhan banyak orang, semisal bidang medis. Akan tetapi, melakukan uji coba bahan-bahan berbahaya kepada manusia adalah tindakan yang tidak etis karena bisa membahayakan subjek penelitiannya.

Oleh karena itu, dunia medis telah lama menggunakan bantuan hewan-hewan untuk dijadikan subjek tes penelitian manusia. Ada begitu banyak jenis hewan yang pernah peneliti manfaatkan. Tujuannya demi memastikan bahwa temuannya itu aman untuk khalayak umum. Lantas, ada lima jenis hewan yang paling sering digunakan peneliti sebagai subjek penelitian medis. Kira-kira hewan apa saja itu?

1. Tikus

Tikus putih, subjek tes yang paling sering digunakan manusia untuk penelitian. (pixabay.com/Shutterbug75)

Tikus merupakan hewan yang paling sering manusia gunakan sebagai tes laboratorium untuk penelitian genetik. Terhitung sejak 1902, manusia sudah memanfaatkan tikus karena dirasa memiliki potensi yang besar pada genetiknya. Karena itu, mereka dijadikan subjek tes sains dan medis. Abbie EC Lathrop adalah ilmuwan pertama yang menyadari kalau pengerat yang satu ini bisa bermanfaat bagi sains manusia.

Dilansir Smithsonian Magazine, tikus rumah (Mus musculus) merupakan jenis tikus yang paling umum peneliti gunakan. Selain karena potensi genetiknya, tikus dipilih karena mudah dilatih. Selain itu, tikus juga sangat cocok untuk menjalani eksperimen psikologis karena kesamaan sistem saraf mereka dengan manusia.

Baca Juga: 7 Fakta Unik Rusa Sika, Sanggup Memakan Tanaman Ivy Beracun! 

2. Kelinci

kelinci sebagai hewan percobaan sampai ada istilah "kelinci percobaan" (pixabay.com/cristty)

Kelinci (Oryctolagus cuniculus) punya beberapa alasan utama sehingga dijadikan subjek tes. Reproduksi yang cepat, rata-rata waktu hidup yang relatif singkat, dan sangat terampil jika dilatih merupakan beberapa alasan di baliknya. Umumnya, kelinci digunakan sebagai subjek tes bidang medis dan biologis, misalnya untuk membuat antibodi, mempelajari sistem reproduksi, hingga proses penuaan.

Understanding Animal Research melansir bahwa sistem kekebalan kelinci bisa mengenali begitu banyak antigen yang berbeda sehingga mereka bisa menghasilkan berbagai antibodi. Penyakit seperti COVID-19 dan atherosclerosis adalah dua contoh yang antibodinya berhasil tercipta berkat penelitian terhadap kelinci. Oleh karena itu, keberadaan kelinci sebagai subjek tes penelitian sangat penting untuk mengatasi berbagai penyakit yang bisa menjangkiti manusia.

3. Marmot

marmot yang sedang berada di luar ruangan (pixabay.com/vantagepointfl)

Hewan pengerat lain yang sering dijadikan subjek tes penelitian adalah marmot (Cavia porcellus). Meski angka penggunaan marmot tidak sebesar tikus, istilah guinea pig yang berasal dari nama mereka jauh lebih melekat sebagai hewan uji coba laboratorium. Robert Koch dari Jerman pertama kali menggunakan marmot sebagai subjek tes ketika ia mengidentifikasi bakteri penyebab anthrax, cholera, dan staphylococcus.

Dilansir Slate, marmot tidak bisa menghasilkan vitamin C sendiri, sama seperti manusia. Oleh karena itu, mereka sangat cocok untuk dijadikan subjek tes terhadap obat dan penyakit medis yang terkait dengan vitamin C. Menariknya, berkat marmot inilah, manusia bisa menemukan vaksin untuk tuberkulosis, salah satu penyakit paling mematikan bagi manusia pada masa lalu.

4. Ikan

Ikan zebra, jenis ikan ini paling sering digunakan peneliti sebagai subjek tes bidang medis. (commons.wikimedia.org/Oregon State University)

Dalam penelitian praklinis, kini ikan lebih banyak digunakan peneliti untuk menggantikan hewan pengerat. Salah satu jenis ikan yang paling sering digunakan adalah ikan zebra (Danio rerio). Alasan utama mengapa ikan zebra bisa menggantikan peran hewan pengerat sebagai subjek tes penelitian adalah ukurannya yang kecil dan biayanya yang tidak terlalu besar.

Menurut Biobide, ikan zebra memiliki banyak kesamaan genom dengan manusia. Mata, otak, liver, sampai jantung dari ikan ini, misalnya, memiliki struktur yang mirip dengan yang manusia miliki. Selain itu, ikan yang satu ini juga dikenal bisa meregenerasi bagian tubuhnya yang hilang dan punya tubuh yang transparan. Dengan begitu, tak terlalu kesulitan untuk melakukan observasi terhadap ikan yang satu ini.

Baca Juga: Bukan Hanya Manusia, Hewan-Hewan Ini pun Jago Bertani

Verified Writer

Anjar Triananda Ramadhani

Animal Lovers and Smartphone Enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya