TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

IDE 2017: Pameran Mesin Inovasi Mahasiswa ITS yang Sangat Membantu

Lansia, penyandang disabilitas, & bayi akan sangat terbantu sekali

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Innovative Design Exhibition (IDE) 2017 berlangsung meriah pada pagi hari Jumat, 8 Desember 2017. Pasalnya, para peserta pameran yang mengikutsertakan karyanya di sini, bukan hanya unjuk kreativitasnya, tapi juga membuktikan bahwa produk rancangannya dapat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan. Seperti apa sih acaranya? IDN Times berkesempatan melakukan liputan dan wawancara eksklusif dengan para stakeholders yang terlibat di dalamnya. Baca selengkapnya di sini ya!

IDE ternyata merupakan acara tahunan mahasiswa jurusan Teknik Industri ITS dalam memamerkan produk-produk dan mesin inovasinya.

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Acara ini sendiri telah dimulai sejak tahun 2006, yang artinya sudah berlangsung selama lebih dari 10 tahun. Perkembangan acara yang terasa dibandingkan sebelum-sebelumnya adalah adanya tema yang mengikuti kebutuhan zaman.

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Produk inovasi yang dipamerkan merupakan hasil tugas besar para mahasiswa di mata kuliah Perancangan dan Pengembangan Produk (PPP), sedangkan mesin terotomasi yang dipamerkan merupakan hasil tugas besar mata kuliah Otomasi Industri (OTI).

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Tema produk inovasi kali ini adalah segala produk inovasi yang mampu membantu kegiatan lansia, penyandang cacat dan bayi. Sedangkan mesin terotomasi yang dipamerkan merupakan solusi efisiensi dan efektivitas terhadap permasalahan dalam Usaha Kecil Menengah (UKM) di sekitaran ITS maupun seantero Surabaya.

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Mesin terotomasi sangat diharapkan mampu mempermudah proses kerja dalam UKM di Indonesia.

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Mesin terotomasi yang dibuat dan dipamerkan dalam IDE bermaksud menunjukkan bahwa mesin mungkin bekerja dengan seminimal mungkin campur tangan manusia. Seakan mesin memiliki otak sendiri untuk menjalankan proses yang cukup kompleks, itulah dasar otomasi. Misalnya saja di pameran ini, ada mesin pembuat adonan atau peracik bumbu, yang sebelumnya harus melalui campur tangan manusia.

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Meskipun bisa menggantikan kerja manusia, gak berarti mesin akan menggantikan manusia seutuhnya. Jadi jangan khawatir meskipun teknologi semakin canggih dan mesin semakin pintar, pekerjaan gak akan habis. Karena walau mesin menggantikan kerjanya, mesin tetap butuh manusia untuk membuatnya, mengawasinya, merawatnya atau memperbaikinya.

Baca juga: Dapat Juara Nasional di KemenHub, Mahasiswa ITS Ini Berbagi Inspirasi

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

"Harapannya semua peserta IDE ini bisa menjadi agent of change bagi masyarakat maupun industri sekitar. Pokoknya semua generasi millennials memang jangan berhenti berinovasi, apalagi semua fasilitasnya sudah ada dan lebih mudah di zaman sekarang." menurut Citra Wulandari, Ketua Acara IDE 2017, mahasiswi semester 5, sekaligus asisten Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja Teknik Industri ITS.

Bukan cuma sekedar menguasai teori, segala sesuatu yang dipelajari oleh mahasiswa di perkuliahan harapannya benar-benar bisa bermanfaat nyata di masyarakat.

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

"Acara ini melatih para mahasiswa untuk menghadapi real problems di masyarakat maupun industri kecil dan memastikan bahwa solusi mereka benar-benar bermanfaat bagi yang membutuhkan." ujar Bu Dewanti Anggrahini, S.T., M.T., IPP, selaku Koordinator Kemahasiswaan TI ITS sekaligus dosen pengajar dan tim penilai hasil alat Otomasi Industri.

Selain mesin, IDE juga memamerkan produk-produk inovasi yang mempermudah aktivitas orang lansia, penyandang disabilitas dan anak bayi.

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Para mahasiswa peserta kelas PPP mengamati kebiasaan dan kegiatan objek amatannya (memilih antara lansia, penyandang disabilitas atau bayi). Dari situ mereka menemukan berbagai masalah yang akhirnya bisa mereka solusikan dengan produk inovasi mereka.

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Berbagai produk inovasi untuk kaum lansia dibuat oleh mahasiswa kelas PPP ini, di antaranya: alat untuk mempermudah mengenakan pakaian, alat permudah melepaskan sepatu, pegangan gelas anti tumpah bagi lansia dengan tangan tremor, tempat minum beralarm yang anti dehidrasi, alat bantu WC jongkok sampai tempat obat anti lupa.

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Produk inovasi untuk para penyandang disabilitas pun gak kalah menarik, di antaranya adalah: kursi roda tanpa bantuan, gelang sendok untuk yang gak memiliki tangan, tongkat tunanetra beralarm dan beberapa lainnya.

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Sedangkan produk inovasi untuk para bayi atau balita pun bisa langsung diaplikasikan, seperti: jok sandaran tambahan yang aman untuk bayi, gantungan latihan berjalan bayi yang aman serta nyaman baik bagi bayi maupun orangtuanya dan masih banyak lagi.

Baca juga: Inovasi Mahasiswa ITS Ini Bantu 36 UKM Bekerja Lebih Efisien

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya