Penelitian Ini Menjawab Kenapa Kita Takut Melihat Orang Berkulit Gelap
Bukan karena rasis ternyata
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Otak kita sebagai manusia telah berevolusi sedemikian rupa sehingga mampu bertahan di situasi sosial yang kompleks dibandingkan makhluk hidup lainnya. Kelakukan dan emosi yang membantu kita berinteraksi secara sosial itu dijalankan oleh syaraf-syaraf otak kita.
Ada berbagai bentuk motivasi sosial, salah satunya adalah keinginan untuk menjadi bagian suatu kelompok yang mengharuskanmu berkompetisi dengan banyak orang lainnya. Bahkan otak kita mampu dengan cepat mengukur seseorang apakah ia bisa masuk ke grup "kece" atau "cupu". Karena itulah penelitian ini dilakukan, mengingat pada umumnya ada perbedaan sikap ke orang berkulit cerah dengan yang gelap.
Peneliti menemukan bahwa menilai orang lain adalah salah satu fungsi otak kita yang seringkali disebut dengan prasangka. Termasuk prasangka berdasarkan warna kulit. Prasangka itu normal, asal dikontrol dengan baik.
Wajar jika setiap orang memiliki prasangka, baik itu prasangka baik maupun prasangka buruk. Itu adalah tanda bahwa otak seseorang masih berfungsi dengan normal. Dalam psikologi sosial, prasangka didefinisikan sebagai perilaku terhadap seseorang berdasarkan pergaulan atau tingkah lakunya. Bentuk prasangka telah berkembang sejak dulu, prasangka akan membantu kita memutuskan dan waspada terhadap suatu "bahaya".
Sebagai contoh: Kita memiliki prasangka bahwa ada ular di semak belukar hutan, jadi kita harus mempersiapkan sesuatu untuk mengatasinya. Kita juga akan berprasangka ketika ada aroma bau sesuatu terbakar di rumah, kita bisa segera ambil tindakan. Kemampuan berprasangka terhadap orang lain harusnya hanya menjadi kewaspadaan kita sendiri, bukan untuk dibicarakan dengan orang lain dan menimbulkan perpecahan.
Baca Juga: Ini Lho Alasannya Kenapa Orang Bisa Salah Memanggil Namamu
Baca Juga: Ini yang Akan Terjadi di Tahun 2022 Berdasarkan Penelitian IBM