TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal Sederhana dalam Fisika yang Sering Disalahpahami, Apa Saja?

Yuk, belajar fisika! #IDNTimesScience

ilustrasi mengajar fisika (wallpaperkiss.com)

Fisika adalah salah satu cabang ilmu sains yang mempelajari tentang teori, hipotesis, dan hukum fisik di alam semesta. Itu artinya, semua kajian sains yang ada di alam semesta, seperti gravitasi, alam, waktu, energi, dimensi, dan partikel, masuk dalam ranah fisika. Namun, nyatanya, tidak semua orang bisa memahami fisika dengan detail dan lugas.

Bahkan, masih ada hal-hal dasar yang dianggap sederhana namun justru disalahpahami oleh banyak orang. Nah, kali ini kita akan belajar sedikit tentang fisika. Penasaran, kan? Yuk, disimak!

1. Titik didih air

ilustrasi memanaskan air (unsplash.com/Dim Hou)

Tentu kamu sering memanaskan dan merebus air, bukan? Menurutmu, berapa derajat titik didih air itu? Yup, semua orang pasti akan menjawab 100 derajat Celcius dan jawaban ini sudah menjadi jawaban baku sejak dulu. Namun, ternyata anggapan tersebut tidak selalu benar dan malah mengarah pada kesalahpahaman. Menurut penjelasan dari Purdue University, titik didih air tidak bersifat konstan.

Faktanya, titik didih air bisa berubah tergantung di mana air tersebut dipanaskan. Air akan mendidih pada 100 derajat Celcius jika air dididihkan di zona yang sejajar dengan permukaan air laut. Jika kita mendidihkan air di gunung, maka titik didih air menjadi lebih rendah. Dalam hal ini berlaku prinsip tekanan udara, di mana makin kecil tekanan udara, maka makin rendah titik didih air.

So, jangan heran jika kamu bisa lebih cepat mendidihkan air di wilayah pegunungan ketimbang di pantai. Bahkan, di wilayah dengan ketinggian di atas 5.000 meter dari permukaan laut, titik didih air hanya mencapai angka 75--80 derajat Celcius saja.

2. Gravitasi planet

ilustrasi Mars berdasarkan tangkapan gambar teleskop (unsplash.com/NASA)

Mungkin ada sebagian orang yang menganggap bahwa gravitasi hanyalah dimiliki oleh planet atau bintang. Sayangnya, anggapan ini justru salah kaprah. Benar bahwa planet dan bintang punya gravitasi sesuai massanya. Namun, gravitasi tidak hanya dimiliki oleh planet atau bintang. Semua partikel fisik di alam semesta kita ini punya gravitasi yang dinilai sesuai dengan massa dari partikel tersebut.

Dilansir laman NASA, gravitasi merupakan gaya tarik menarik antara dua massa. Itu artinya, gaya tersebut ada di semua objek dan partikel apa pun yang ada di alam semesta kita. Sebuah butir pasir yang sangat kecil pun juga memiliki gravitasi, meskipun dengan angka yang sangat kecil. Fakta ini membuktikan kebenaran dari Hukum Gravitasi yang pernah digagas oleh Isaac Newton pada abad ke-17.

Baca Juga: 7 Ahli Fisika Paling Terkenal dan Berpengaruh di Dunia

3. Cahaya bintang

Cahaya bintang dan bagian galaksi Bimasakti yang tampak dari Bumi. (unsplash.com/Denis Degioanni)

Pada dasarnya, bintang merupakan objek besar di alam semesta yang terdiri dari hidrogen dan helium. Karena komposisinya inilah bintang bisa menghasilkan cahayanya sendiri. Contohnya, bintang Matahari yang ada di tata surya kita yang selalu menghasilkan panas dan cahaya secara mandiri. Nah, apakah cahaya bintang yang kita lihat adalah cahaya yang langsung dikeluarkan bintang di waktu yang sama?

Anggapan itu lebih condong dianggap mitos. Faktanya, cahaya bintang yang kita lihat di malam hari adalah cahaya yang dihasilkan bintang di masa lalu, bisa ratusan ribu, jutaan, sampai miliaran tahun lalu. Cahaya bintang yang dihasilkan di masa lalu, baru sampai ke Bumi saat ini. Bahkan, ada banyak bintang yang sudah hancur, tapi cahayanya masih bisa kita lihat di malam hari.

BBC Sky at Night Magazine dalam lamannya menjelaskan bahwa pada dasarnya, dengan melihat cahaya bintang, kita sebetulnya juga melihat "masa lalu". Cahaya punya kecepatan 300 ribu km per detik, bintang meledak yang sangat jauh dari Bumi, cahayanya baru bisa dilihat saat ini dari Bumi. Gimana? Sudah paham, kan?

4. Radiasi

ilustrasi wilayah yang mengandung radiasi (unsplash.com/Dan Meyers)

Ada anggapan umum bahwa semua radiasi itu berbahaya dan bahkan mematikan. Anggapan ini tidak sepenuhnya tepat. Dalam beberapa kasus, radiasi memang sangat berbahaya bagi organisme. Bahkan, ada radiasi yang bisa memicu radikal bebas penyebab sel kanker. Namun, tidak semua radiasi itu berbahaya. Banyak radiasi yang digunakan untuk berbagai macam kepentingan.

Dalam taraf kecil, cahaya yang dihasilkan lampu, layar komputer, dan smartphone juga menimbulkan radiasi. Microwave untuk memanaskan makanan juga mengandung radiasi dari gelombang mikro. Akan tetapi, perlu studi lanjutan untuk diketahui sejauh mana radiasi tersebut bisa berdampak buruk bagi organisme.

Menurut laman Departemen Kesehatan New York, di Amerika Serikat, rata-rata dosis radiasi dari berbagai sumber bisa mencapai 360 milirem per tahun. Radiasi terbanyak bisa didapatkan dari polusi udara, kimia, medis, dan bahkan paparan gelombang. Paparan radiasi pada angka 60 rem atau 60 ribu milirem akan menyebabkan dampak negatif pada organisme dan meningkatkan risiko kejadian kanker.

Baca Juga: Punya Warga dengan IQ Tinggi, Ini 15 Potret Negara Cerdas di Dunia

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya