TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Riset: Cara Tikus Bisa Mengurangi Berat Badan Tanpa Diet

Mengurangi obesitas tanpa mengurangi jatah makan

Ilustrasi tikus yang menjadi objek penelitian (pexels.com/Alexas Fotos)

Tim peneliti baru saja menemukan bahwa ada tikus yang berhasil mengurangi berat badannya tanpa harus mengurangi jumlah makanan tiap harinya. Tikus yang diteliti juga tidak terlihat adanya perubahan aktivitas yang memengaruhi metabolisme tubuh.

Lalu, bagaimana tikus ini bisa mengurangi berat badannya? Simak informasinya sebagai berikut.

1. Penelitian dilakukan di Amerika Serikat

Ilustrasi penelitian di Perelman School of Medicine (dok. Perelman School of Medicine)

Tim peneliti dari Perelman School of Medicine di Universitas Pennsylvania menemukan cara merawat tikus yang terkena obesitas tanpa harus mengurangi jatah makannya. Tikus ini dirawat dengan sitokin, sebuah kategori dari protein berukuran kecil pada tubuh.

Salah satu sitolin yang disebut sebagai TSLP (Thymic stromal lymphopoietin) ini bisa memberikan stimulasi kepada sistem kekebalan tubuh. Kemudian, sistem kekebalan tubuh akan mengeluarkan lipid, sejenis senyawa alami dalam tubuh. 

2. Tubuh tikus mengeluarkan sebum

Ilustrasi tikus yang diteliti (unsplash.com/Ricky Kharawala)

Lipid yang dihasilkan oleh tubuh tikus ini mengandung lemak. Kemudian, lipid dikeluarkan langsung melalui kelenjar minyak pada kulit. Jadi, bisa dibilang jika tikus ini mengeluarkan keringat berupa minyak dari dalam tubuh atau sebum. Dengan mengeluarkan lemak dari tubuh, berat badan dapat terjaga meskipun porsi makan tetap sama.

Baca Juga: 7 Kesalahan Memasak yang Bikin Berat Badan Naik, Gak Sehat lho!

3. Tidak diteliti dengan sengaja

Ilustrasi penelitian (unsplash.com/Julia Koblitz)

Pemimpin penelitian Taku Kambayashi, MD, Ph.D. mengatakan, "Ini merupakan temuan yang tidak diprediksi, tetapi kami berhasil menunjukkan bahwa menghilangkan lemak dapat dilakukan dengan mengekskresikan kalori melalui kulit dalam bentuk sebum yang kaya akan energi." Dalam penelitiannya, Kambayashi memimpin proses penelitian bersama dengan seorang mahasiswa jurusan kesehatan tahun keempat, Ruth Choa, Ph.D.

"Kami percaya bahwa kami adalah kelompok pertama yang menunjukkan cara non-hormonal untuk melakukan proses ini, menekankan sebuah peran tidak terduga pada sistem kekebalan tubuh."

4. Hipotesis penelitian

Ilustrasi pembuatan hipotesis penelitian (unsplash.com/Dan Dimmock)

TSLP adalah sejenis sitokin yang merupakan protein pada sistem kekebalan tubuh. TSLP sendiri memiliki peran dalam penyakit asma dan alergi lainnya. Tim penelitian Kambayashi melakukan penelitian tentang peran sitokin yang lebih dalam untuk mengaktifkan sel imun tipe 2 dan mengembangkan sel T regulator.

Hipotesis ini didasarkan pada studi sebelumnya yang menyatakan bahwa sel-sel tersebut dapat mengatur metabolisme energi, peneliti memprediksi bahwa menangani tikus yang terkena obesitas dengan TSLP dapat menstimulasi respons kekebalan yang nantinya bisa menetralkan dampak berbahaya dari obesitas.

Kambayashi tidak memperkirakan hasil penelitian yang dapat menurunkan berat badan. Timnya hanya membayangkan bahwa sitokin ini hanya akan memengaruhi diabetes tipe 2 tanpa adanya efek pengurangan berat badan. Kambayashi dan tim hanya ingin mencari tahu apakah TSLP ini akan memengaruhi ketahanan insulin di dalam tubuh.

Baca Juga: 7 Suplemen yang Bisa Bantu Menurunkan Berat Badan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya