TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Doorway Effect: Kelupaan Tiba-tiba saat Melewati Pintu

Pernah mengalaminya?

ilustrasi membuka pintu (pexels.com/cottonbro)

"Tadi mau ngapain ya?"

Kalau kamu pernah melewati pintu dan secara tiba-tiba melupakan alasan kamu berada di tempat tersebut, kamu mengalami suatu fenomena yang akrab dipanggil 'doorway effect'. Fenomena ini memang aneh. Namun, efek ini tidak seunik yang kamu pikirkan. Sebab, banyak orang pernah mengalami 'doorway effect'.

Studi-studi yang berusaha memahami dan menguak rahasia di balik fenomena ini menjadi aspek menarik dari doorway effect. Kita tidak terlalu berpikir banyak ketika kelupaan ini terjadi dan menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa saja. Di sisi lain, peneliti justru mencari penyebabnya.

Untuk memahami kejadian ini, mari kita simak lima fakta tentang doorway effect.

1. Apa itu doorway effect?

ilustrasi membuka pintu (pixabay.com/DanaTentis)

Mengambil dari namanya, doorway effect atau efek pintu terjadi ketika kamu melewati pintu tetapi tidak tahu alasan mengapa kamu melewati pintu tersebut. Contohnya, kamu ingin menyapu lantai kamarmu. Tidak adanya sapu di kamarmu mendorong kamu untuk pergi ke luar kamar untuk mengambil sapu.

Namun, saat melewati pintu, kamu mengalami kelupaan secara tiba-tiba. Akibat dari kelupaan ini, kamu kembali ke kamar tanpa mengambil sapu sehingga kamar pun tidak jadi dibersihkan.

Selain doorway effect, peneliti juga memberikan nama 'location updating effect' atau efek pembaruan lokasi terhadap fenomena tersebut. Melalui studi dan eksperimen, mereka menemukan bahwa doorway effect merupakan sesuatu yang nyata.

Baca Juga: 8 Peristiwa 'Butterfly Effect' yang Mengubah Jalannya Sejarah Dunia

2. Studi tahun 2011 menemukan bahwa melewati pintu dapat memicu kelupaan

ilustrasi berpikir (pexels.com/Monstera)

Dilansir Science ABC, studi oleh Gabriel Radvansky dan rekan peneliti di University of Notre Dame, melewati pintu dan berpindah ruang mampu memicu kelupaan secara tiba-tiba. 

Dalam studi pertama, mereka merekrut puluhan partisipan untuk menggunakan tombol komputer dalam menelusuri lingkungan virtual reality yang digambarkan di layar televisi. Partisipan diberi tugas untuk mengambil suatu benda dan membawanya ke meja lain. Kemudian, mereka akan menaruh benda itu dan mengambil benda yang lain.

Hasilnya, kinerja memori lebih buruk ketika mereka melewati pintu dibandingkan ketika mereka tidak melewati pintu.

Studi kedua menguji doorway effect di lingkungan fisik yang nyata, bukan virtual reality. Namun, hasilnya tetap sama.

3. Studi tahun 2021 membuktikan bahwa pintu bukan menjadi penyebab utama

ilustrasi berpikir (unsplash.com/Roman Bilik)

Sepuluh tahun setelah penelitian oleh Gabriel Radvansky, Oliver Baumann dan timnya melakukan penelitian lanjutan.

Dilansir ScienceAlert, eksperimen dalam lingkungan virtual reality yang melibatkan sebanyak 74 partisipan menunjukkan bahwa doorway effect tidak terjadi. Prosesnya, partisipan bergerak melalui ruang 3D sambil mengingat objek dari ruang sebelumnya.

Melihat hal ini, Oliver Baumann selaku psikolog Bond University di Australia membuat eksperimen itu menjadi lebih sulit. Partisipan ditugaskan untuk menghitung mundur sambil bergerak untuk memuat memori kerja mereka. Hasilnya berbeda dari percobaan pertama.

"Kelupaan terjadi, dan hal ini memberi tahu kami bahwa muatan memori yang berlebihan membuat mereka lebih rentan terhadap doorway effect. Dengan kata lain, doorway effect hanya terjadi ketika kognitif kita berada dalam keadaan yang rentan," kata Oliver Baumann.

4. Diskrepansi antara kedua penelitian

ilustrasi mengangkat bahu (pexels.com/Robert Nagy)

Mengutip ScimexOliver Baumann menjelaskan bahwa penemuan yang berbeda antara studi sebelumnya dan studi timnya memiliki alasan. Penelitian oleh tim di Bond University menggunakan ruang yang identik. Jadi, tidak ada perubahan konteks yang terjadi ketika melintasi pintu.

Oliver Baumann percaya bahwa pintu bukan menjadi faktor utama yang menyebabkan kelupaan, melainkan transisi ke lingkungan yang berbeda. Sebagai contoh, ketika berjalan-jalan di department store, berpindah dari satu lantai ke lantai berikutnya tidak memiliki dampak terhadap memori.

Akan tetapi, ketika berpindah dari department store ke tempat parkir, kelupaan mungkin terjadi. Hal ini disebabkan otak manusia yang memilah-milah ingatan berdasarkan lingkungan dan konteks yang berbeda.

Baca Juga: Salah Ingat Berjamaah, 20 Kasus Efek Mandela Paling Terkenal

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya