Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Membesarkan seorang anak tidaklah mudah, apalagi jika anak tersebut memiliki kebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus atau yang biasa disingkat menjadi ABK seringkali memberikan rasa stres kepada orang tua yang merawatnya. Bukan masalah adanya rasa cinta dari orang tua kepada ABK tersebut atau tidak, namun faktor-faktor luar seringkali memberikan tekanan kepada orang tua.
1. Kesulitan untuk berkomunikasi
Terjadi kepada orang tua yang memiliki anak-anak yang mengidap autisme misalnya. Pada saat anak tersebut masih kecil, seperti anak-anak lainnya ia juga akan suka mengamuk saat keinginannya tidak dipenuhi. Hal itu mungkin tidak masalah jika terjadi di rumah.
Namun jika ABK diajak ke tempat umum dan mengamuk, orang-orang cenderung mencibir orang tuanya yang dianggap tidak mampu mengontrol anaknya. Sedangkan sang anakpun belum bisa diajak komunikasi dengan baik meskipun usianya mungkin sudah bertambah dewasa.
2. Khawatir masa depan anak
Bagaimanapun seorang orang tua pasti ingin yang terbaik bagi anaknya. Memiliki ABK membuat orang tua khawatir dan tertekan mengenai bagaimana masa depan anaknya nanti.
Misalnya apakah ia bisa hidup sebagai masyarakat normal dan memiliki teman-teman untuk bergaul yang seumurannya. Apakah ia nanti bisa menikah dan mempunyai keluarga bahagia. Pikiran-pikiran penuh kekhawatiran ini akhirnya menambah stres pada orang tua.
Baca Juga: 7 Fasilitas di Enabling Village Singapura yang Bisa Dicontoh Indonesia
3. Perilaku ABK yang menjadi-jadi
pexels.com/Alexander Dummer Faktor yang bisa membawa tekanan mental bagi orang tua dengan anak difabel adalah perilaku dari ABK yang menjadi-jadi. Perilaku ini bisa berupa melempar barang, berteriak-teriak hingga melukai diri sendiri. Perilaku ABK ini tentu membuat orang tua menjadi sedih dan tertekan.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Sulit membagi kasih sayang dan perhatian
pexels.com/Daria Shevtsova Biasanya dialami oleh orang tua yang memiliki lebih dari satu anak. Saat salah satu dari anaknya adalah ABK, maka seluruh perhatian orang tua akan tercurah kepada anak yang difabel itu.
Pada akhirnya, tanpa sadar anak yang tidak berkebutuhan khusus kekurangan perhatian dan kasih sayang. Jika sang anak adalah tipe yang vokal dan berani, ia bisa menuduh orang tuanya tidak mengasihinya dan hanya mengasihi saudaranya yang adalah ABK. Perilaku ini tentu akan sangat melukai hati orang tua.
5. Rasa malu
Meskipun orang tua tetap mengasihi ABK, rasa malu itu mau tidak mau bisa tetap muncul. Seringkali rasa malu ada saat bertemu dengan teman lama, yang semua terlihat sukses serta bahagia dengan keluarganya. Sedangkan si orang tua berjuang untuk mengurus ABK. Saat orang tua lainnya memamerkan prestasi anaknya, orang tua ABK tidak bisa memamerkan apa-apa.
Baca Juga: 7 Tools di Resto Pope Jai Thai, Simple Tapi Membantu Pegawai Difabel