TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Proses Pemakaman Langit Tibet, Jenazah Dimakan oleh Burung

Tubuh mayat akan dipotong-potong

ilustrasi burung nasaar (unsplash.com/Glen Carrie

Ritual "sky burial" atau pemakaman langit di Tibet bisa dibilang hal yang unik. Di Indonesia, pemakaman umumnya dilakukan dengan menguburkan jenazah yang sudah mati ke dalam tanah.

Hal ini sangat berbeda dengan ritual langit yang ada di Tibet. Dalam ritual ini, jenazah yang sudah mati akan dimakan oleh burung pemakan bangkai. Yuk, mengenal lebih dalam tentang proses pemakaman sky burial Tibet.

1. Apa itu pemakaman langit?

ilustrasi pemakanan langit (commons.wikimedia.org)

Dilansir African Journals Online, tradisi penguburan langit dikenal dengan istilah jhator yang berarti "memberi sedekah kepada burung". Burung nasar merupakan bagian penting dari pemakaman ini.

Ketika seorang warga Tibet meninggal, keluarganya akan menyalakan lampu mentega di samping orang yang meninggal. Sementara itu, para biksu akan berdoa dan memberkati jenazah selama tiga hingga lima hari. 

Anggota keluarga tidak akan menghadiri proses pemakaman langit. Sebaliknya, mereka akan diam di rumah untuk berdoa. 

2. Tubuh mayat akan dipotong-potong

Saat waktu pemakaman tiba, penduduk desa akan membawa jenazah ke lokasi pemakaman langit dengan kuda atau mobil. Pembawa acara penguburan langit akan melakukan ritual terhadap jenazah.

Pembawa acara kemudian akan membakar dupa dan tsampa untuk memanggil burung nasar. Dalam waktu singkat, burung-burung mulai berputar-putar di lokasi tersebut. Jenazah kemudian akan dipotong menjadi potongan-potongan kecil. 

Jika burung nasar memakan seluruh tubuhnya, ini merupakan pertanda baik. Masyarakat Tibet percaya bahwa burung nasar tidak akan mau memakan tubuh manusia jika selama hidupnya dia telah melakukan perbuatan jahat.

Baca Juga: Mamalia Bertelur Ditemukan Kembali di Papua Setelah 62 Tahun

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya