Kondisi Terumbu Karang Indonesia kini dan Betapa Bahaya Jika Ia Punah!

2050 ekosistem laut terancam

Ngomongin soal terumbu karang, besar kemungkinan yang jadi pikiranmu adalah, "kapan ya liburan lagi supaya sempat ke pantai?" Ya, terumbu karang memang terkenal indah dan warna-warni. Kalau kamu menemukan terumbu karang yang indah seperti itu, pasti kamu akan menemukan organisme-organisme laut di sekitarnya. Yang hobi snorkeling atau diving pastinya sudah terbiasa dengan pemandangan itu.

Masalahnya pemandangan itu bisa jadi tidak dapat dinikmati anak cucumu. Bisa jadi, tapi masih bisa dicegah kok. Pulse Lab Jakarta mengadakan Colluqumotion, sebuah acara bulanan yang membahas topik keilmuan tertentu. Kali ini di Bulan Juni 2018, Colluqumotion membahas "Keberlanjutan Hidup Terumbu Karang", dengan pembicara yang ahli di bidangnya. IDN Times berkesempatan untuk hadir langsung dalam sesi sharing dan diskusinya.

Jadi seperti apa sebenarnya kondisi terumbu karang di Indonesia saat ini? Baca selengkapnya di sini ya!

1. Mengenal lebih dekat pembicara terkait keberlangsungan hidup terumbu karang Indonesia dan dunia ini: Dr. Hawis Madduppa

Kondisi Terumbu Karang Indonesia kini dan Betapa Bahaya Jika Ia Punah!IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Hawis Madduppa adalah kepala Laboratorium Biodiversitas Laut dan Biosistematik di Departemen Ilmu Kelautan dan Fakultas Teknologi Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia menerima gelar PhD dalam biologi kelautan dan bioteknologi dari University of Bremen, Jerman pada tahun 2012.

Ia adalah seorang penasihat di Whale Shark Indonesia (WS-ID) dan secara aktif terlibat sebagai peneliti utama dalam mengukur gradien keanekaragaman hayati laut di Indonesia menggunakan Autonomous Reef Monitoring Structures (ARMS). Selain itu, ia adalah honorary research associate (2018-2022) di Universitas Victoria di Wellington, Selandia Baru, dan baru-baru ini terpilih sebagai anggota Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI).

2. Gambaran awal kondisi terumbu karang saat ini saja cukup memprihatinkan, apalagi proyeksinya dalam beberapa tahun ke depan jika tidak ada tindakan

Kondisi Terumbu Karang Indonesia kini dan Betapa Bahaya Jika Ia Punah!IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Terumbu karang, yang juga dikenal sebagai hutan hujan versi bawah laut, mencakup kurang dari 0,2 persen lautan kita, tetapi termasuk 25 persen dari spesies laut dunia. Selain menjadi ekosistem yang paling beragam, terumbu karang memainkan peranan penting dalam mendaur ulang karbon dioksida, menyaring air dan menyangga garis pantai terhadap gelombang, badai, banjir serta erosi.

Meskipun demikian, sekitar seperlima dari terumbu karang dunia telah hilang atau rusak parah dan lebih dari 90 persen terumbu karang dunia dapat mati pada tahun 2050, kecuali diambil tindakan (menurut National Oceanic and Atmospheric Administration/NOAA). Beberapa ancaman termasuk pemanasan global, air yang tercemar, bioinvasion laut dan aktivitas manusia, seperti penangkapan ikan berlebihan akan menyebabkan kerusakan terumbu karang.

Sesi diskusi Colluqumotion juga mengevaluasi bagaimana inovasi Big Data dapat berkontribusi untuk memberikan informasi yang lebih baik tentang keberlanjutan terumbu karang, terutama wawasan tentang cara memantau aktivitas manusia langsung dan tidak langsung yang dapat membahayakan ekosistem terumbu karang.

Menurut Hawis, saat ini, bahkan sebuah satu postingan foto sederhana tentang alam sudah menyimpan banyak sekali metadata, seperti: geolokasinya, kondisi sekitarnya, dan lain sebagainya. Ini akan sangat membantu riset dan pengembangannya. Sementara bermacam grup (seperti yang ada di Facebook) telah banyak yang mewadahi berbagai postingan alam dari masyarakat ini.

3. Kenapa karang benar-benar vital dalam ekosistem laut? Kamu perlu tahu betapa penting peranannya bagi ikan dan penghuni laut lainnya

Kondisi Terumbu Karang Indonesia kini dan Betapa Bahaya Jika Ia Punah!Storify

Kebanyakan orang berpikir bahwa terumbu karang berupa satu makhluk dalam satu bongkahannya. Padahal satu pori-pori dalam terumbu karang itulah terhitung sebaga satu hewan. Terdapat ribuan sampai jutaan karang dalam satu bongkahnya.

Hawis mengatakan, ibaratnya seperti LEGO, bagian-bagian kecil akan bisa membentuk bagian yang besar. Ikan, krustasea dan semua ekosistem laut indah yang bisa kita lihat itu hidupnya ditopang tiap pori terumbu karang tersebut. Mereka makan, berlindung dan melakukan berbagai aktivitas lainnya dalam zona terumbu karang yang mereka pilih. Bayangkan jika ketakutan rusaknya terumbu karang itu benar-benar terjadi, akan begitu besar dampaknya kan?

4. Sebagai millennials dan gen z, ternyata banyak yang bisa dilakukan untuk membantu melestarikan terumbu karang mulai dari hal paling sederhana

Kondisi Terumbu Karang Indonesia kini dan Betapa Bahaya Jika Ia Punah!IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Menurut Hawis dalam wawancara khususnya bersama IDN Times, generasi millennials bisa menjadi kontributor utama dalam melestarikan terumbu karang. Hal paling sederhananya adalah mereka menuruti instruksi safety diving. Mereka juga sebaiknya mengetahui betul bagaimana berinteraksi dengan hiu paus atau terumbu karang sebelum melakukannya.

Kemudian yang paling penting, mereka bisa memposting segala sesuatu terkait itu di media sosialnya masih dengan etika yang ada di lingkungan. Aktivitas Posting ini bisa saling mempengaruhi generasi muda lainnya, lebih powerful dan impactful dari gerakan lainnya, apalagi yang jumlah followers atau friends-nya banyak. Bahkan dari berbagai postingan tersebut, bisa diperoleh banyak data yang berguna untuk upaya penyelamatan ekosistem laut.

Memijakkan kaki atau membuang limbah saja sudah membunuh begitu banyak terumbu karang. Yang perlu kamu tahu, membunuh sebagian terumbu karang tidak hanya akan berdampak pada kumpulan karang yang mati tersebut, tapi akan berefek menyebar ke sebelah-sebelahnya dan seterusnya.

Jadi kita harus benar-benar hati-hati menjaga terumbu karang. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, siapapun kamu, bisa ikut berpartisipasi kok dalam pelestarian lingkungan. Yuk sama-sama berjuang agar anak cucu kita tetap bisa menikmati keindahan dan kekayaan laut Indonesia!

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Tania

Berita Terkini Lainnya