Di titik ini kamu pasti paham bahwa bersosialisasi ternyata tidak semudah yang kamu bayangkan. Apa pun yang kamu katakan bisa menjadi bumerang untukmu dan itu membuatmu tidak nyaman. Bahkan sering kali apa yang kamu lakukan malah merusak hubungan sosial tersebut.
Santai saja, yang kamu lakukan tersebut dialami oleh banyak orang. Bahkan para peneliti menyelidiki hal tersebut guna mencari cara bagaimana bersosialisasi yang baik. Berikut ini adalah beberapa cara ilmiah untuk bersosialisasi.
Bahasa tubuh memang lebih jujur ketimbang ucapan. Lewat mata kamu bisa melihat seseorang berbohong atau tidak. Tapi sejujur-jujurnya mata, lebih jujur lagi kaki.
Perhatikan kaki lawan bicaramu, maka kamu bisa mengetahui apa yang dia rasakan saat itu juga. Beberapa contoh tandanya seperti kaki yang menyilang. itu merupakan tanda ketidaknyamanan yang mana otak telah memprogram tubuh secara tidak sadar untuk bersiap-siap pergi.
Berbagai tip di internet untuk persiapan sebelum ngobrol berdua tidaklah terlalu berguna. Itu karena kebanyakan orang mengajukan pertanyaan dengan cara spontan dalam waktu singkat.
Cara terbaik untuk berhasil dalam sebuah sesi ngobrol berdua adalah mengetahui apa yang kamu bicarakan. Untuk meningkatkan kemungkinan meraih kesempatan tersebut, ada baiknya kamu juga perlu menghangatkan tanganmu.
Beberapa penelitian menemukan jika kehangatan dapat membuat seseorang tampak lebih baik dan murah hati. Saran dari kami: baiknya kamu meminum kopi panas sebelum sesi bicara berdua yang mana dapat menghangatkan tangan sekaligus.
Perawatan botoks sudah dikenal membuat seseorang susah berekspresi. Namun penelitian baru-baru ini menunjukkan jika pengaruh tersebut tak hanya berefek pada fisik tetapi juga pada emosi.
Itu berarti berkat botoks kamu tak lagi mudah sakit hati dan baper, jadi baiknya kamu melakukan perawatan botoks jika lelah dengan sakit hati. Peneliti masih belum bisa memahami fenomena ini mengingat emosi datang dari otak dan perawatan botoks hanya di luar saja. Eits, konsultasi ke dokter dulu tentang risiko dan konsekuensinya ya.
Terdapat studi yang menunjukkan kata-kata yang mudah dimengerti memiliki efek menenangkan untuk pendengarnya. Bahkan dikatakan pesannya menjadi lebih mudah diterima. Fenomena ini terbukti ampuh bahkan untuk situasi-situasi di luar aktivitas sosial, seperti perpolitikan.
Ketika marah seseorang bisa berada di luar kontrol dan dapat berbahaya bagi sekitarnya, terlebih jika dia dikenal sebagai seseorang yang mudah meledak. Masalah ini sebenarnya dapat diatasi dengan mencoba melakukan kegiatan sehari-hari menggunakan tangan non-dominan.
Penelitian dari University of Wales menunjukkan melakukan tugas sederhana menggunakan tangan non-dominan, seperti bersih-bersih rumah, bisa mengurangi amarahmu dalam skala besar. Perlu diingat saja jika hal ini tidak berlaku di semua kegiatan. Malahan ketika bermain musik atau menulis, menggunakan tangan non-dominan dapat membuatmu menjadi lebih marah.
Ada fenomena bernama efek Benjamin Franklin dan ini adalah teori fenomena sosial yang mana sekalinya seseorang baik kepadamu, maka cenderung ke depannya pun dia akan baik kepadamu. Fenomena ini telah dibuktikan dalam studi pada 1969.
Namun tetap saja ini membingungkan mengingat tindakan kita sebenarnya didasari oleh perasaan lebih dahulu dan bukan sebaliknya. Maka dari itu, sebisa mungkin awali pertemuan dengan cara yang baik.
Bukti sosial atau social proof adalah fenomena yang pasti sering kamu rasakan. Kamu bisa melihat ini dalam kasus adanya dua cafe yang berdempetan, namun satu saja yang ramai. Orang cenderung menuju tempat yang ramai pengunjung karena bagi mereka itu mengindikasikan kualitas yang lebih baik. Hal ini sering dilakukan dalam dunia marketing.
Faktanya tempat itu tidak selalu lebih baik, hanya saja tempat itu mendapatkan kepercayaan yang lebih besar. Saat kamu sedang berargumen, cobalah mencari orang-orang yang sependapat denganmu untuk menguatkan argumenmu tersebut (walaupun sebenarnya argumenmu salah).
Banyak orang mengatakan impresi pertama seseorang sangatlah penting karena itulah yang akan menjadi langkah awal kehidupan sosialmu dengannya. Namun para peneliti berpendapat lain. Mereka melihat impresi pertama tidak terlalu membawa dampak sosial.
Malahan yang paling membawa adalah impresi terakhirmu. Itu dikarenakan orang cenderung mengingat apa hal terakhir yang kamu lakukan ketimbang yang dulu-dulu. Kalau kamu pernah berbuat salah atau buruk, ada baiknya segera kamu tebus dengan melakukan hal baik.
Gugup itu sangat menyebalkan mengingat kondisi ini bisa membuatmu tampak jelek walaupun kenyataannya itu baik. Sebagai contoh kalau kamu gugup saat akan menghadapi ujian, itu bisa menjadi pertanda kamu sudah belajar dengan baik. Untungnya rasa gugup ini bisa diatasi.
Untuk mengurangi rasa gugup itu, hal kecil yang bisa kamu lakukan adalah mengunyah permen karena. Memang tidak ada catatan medis terkait hal ini, tetapi peneliti telah melakukan riset dan memang benar melakukan itu berulang kali bisa mengurangi kecemasan dan meningkatkan mood. Malahan katanya bisa menurunkan rasa depresi.
Penelitian dari Harvard Business School menemukan fakta meminta bantuan seseorang bisa membuatmu tampak lebih pintar. Sebagai contoh, mengakui suatu hal yang tidak kamu pahami atau tidak dikuasai dan mencari tahu tentang hal tersebut merupakan hal pintar yang telah kamu lakukan.
Lebih penting lagi adalah ketika kamu meminta tolong, itu berarti kamu menganggap dan membuat orang tersebut memiliki sisi penting dan tampak pintar. Jadi jangan sungkan untuk meminta tolong ya.
Sebenarnya hal yang kamu lakukan di kehidupan sehari-hari itu semuanya didasari atas psikologismu. Hanya saja kamu tidak sadar dengan yang kamu lakukan. Mengetahui hal-hal macam ini akan membuatmu tahu mengapa kamu melakukan hal itu dan apa yang sebaiknya dilakukan.