Meskipun pencapaian ini membawa harapan besar, ada tantangan yang harus diatasi sebelum thylacine benar-benar dapat dikembalikan ke alam liar. Saat ini, 45 celah dalam sekuens DNA Harimau Tasmania masih belum terisi, yang menjadi kendala dalam upaya menyempurnakan genom.
Meski demikian, tim peneliti tetap optimis untuk menyelesaikan masalah ini dalam beberapa bulan mendatang melalui metode sekuensing tambahan. Selain itu, para ahli juga memperkirakan bahwa proses reintroduksi spesies ini ke ekosistem membutuhkan penelitian tambahan.
Dengan kerja sama antardisiplin, proyek ini memiliki potensi untuk menjadi titik awal bagi kemajuan dalam ilmu de-extinction.
Penyusunan genom Harimau Tasmania ini menjadi pencapaian besar dalam dunia sains yang memberikan harapan baru bagi de-extinction dan konservasi spesies. Meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, kemajuan ini menunjukkan bahwa teknologi bisa membawa kita mendekati masa depan yang lebih beragam secara biologis.
Referensi
Feigin, Charles Y., Axel H. Newton, Liliya Doronina, et al. “Genome of the Tasmanian Tiger Provides Insights into the Evolution and Demography of an Extinct Marsupial Carnivore.” Nature Ecology & Evolution 2, no. 1 (December 8, 2017).
Feigin, Charles, Stephen Frankenberg, and Andrew Pask. “A Chromosome-Scale Hybrid Genome Assembly of the Extinct Tasmanian Tiger (Thylacinus Cynocephalus).” Genome Biology and Evolution 14, no. 4 (March 25, 2022).
Live Science. Diakses pada November 2024. Most complete Tasmanian tiger genome yet pieced together from 110-year-old pickled head.