Mengenal Rashdul Kiblat, ketika Matahari Tepat Berada di Atas Ka'bah

Hanya terjadi dua kali dalam setahun, lho!

Di hari itu, sumber energi nomor satu di dunia "bertemu" dengan magnet jutaan umat manusia. Walaupun tak lama, pertemuan singkat itu mampu mengubah kehidupan banyak orang. 

Melihat Matahari bersinar terang di atas sana mungkin bukanlah hal yang spesial untuk kita. Tak heran sebab hal ini terjadi hampir setiap hari. Namun tahukah kamu bahwa sebenarnya ada momen langka di mana posisi Matahari bisa menunjukkan arah kiblat secara presisi?

Inilah yang disebut sebagai rashdul kiblat, momen di mana sang surya berada sejajar dengan Ka'bah di Mekkah, Arab Saudi. Untuk mengetahui fenomena ini secara mendalam, IDN Times menghubungi Meiditomo Sutyarjoko, seorang pakar satelit Indonesia yang merupakan salah satu anak didik B.J. Habibie pada Jumat (24/7/2020). Yuk, simak penjelasannya lebih lanjut!

1. Apa yang dimaksud dengan rashdul kiblat?

Mengenal Rashdul Kiblat, ketika Matahari Tepat Berada di Atas Ka'bahdnanews.com.pk

Sebagian besar dari kita memang asing dengan "rashdul kiblat". Masyarakat sering pula menyebutnya sebagai "rashdul qiblah" atau "istiwa a'dham". Namun apa artinya? 

Ternyata istilah rashdul kiblat merujuk pada fenomena di mana posisi Matahari tepat berada di atas Ka'bah. Jika ditarik garis, keduanya benar-benar presisi membentuk sudut 90 derajat, lho. Itulah kenapa orang-orang sering menyebutnya sebagai pertemuan antara Matahari dan Ka'bah, kedua "sumber energi" besar yang ada di dunia. 

Meidi mengatakan bahwa sebenarnya fenomena ini terlihat biasa saja, hanya Matahari menyinari sekelilingnya. Tak ada peristiwa unik yang menandainya. Tidak seperti gerhana, hujan meteor, dan lain sebagainya. Namun pengetahuan di baliknyalah yang membuat rashdul kiblat penting untuk dikenal dan dipahami. 

"Ini sebenarnya fenomena yang biasa-biasa saja ya. Namun yang membuatnya istimewa adalah pengetahuan di baliknya. Ada saat di mana Matahari dua kali dalam setahun itu tidak biasa-biasa saja, dia punya kekhususan," kata Meidi

2. Rashdul kiblat terjadi karena adanya gerak semu tahunan Matahari

Mengenal Rashdul Kiblat, ketika Matahari Tepat Berada di Atas Ka'bahpinimg.com

Ternyata peristiwa rashdul kiblat ini merupakan dampak dari gerak semu tahunan Matahari. Saat ini terjadi, Matahari tampak bergerak dari lintang selatan ke ekuator, lintang utara, hingga kembali lagi ke lintang selatan dan seterusnya. Dalam "perjalanan" tersebut, ia akan melewati garis lintang di mana Ka'bah berada.

"Matahari kan selalu bergerak dari arah pandang kita, ya. Nah, dalam perjalanannya ke lintang utara, yaitu maksimalnya 23,5 derajat. Lalu Matahari melewati titik 21,2 derajat. Pas di situ, itu dia sama dengan lintangnya Ka'bah. Ini menandakan rashdul kiblat yang terjadi sekitar 27 hingga 28 Mei," terang mantan kepala Divisi Satelit & Terestrial BRI ini. 

Matahari kemudian melanjutkan perjalanannya kembali hingga sampai pada 23,5 derajat lintang utara pada 21 Juni. Setelahnya, ia bergerak turun ke arah ekuator. Matahari kembali melewati titik 21,2 derajat lintang utara. Ini menandakan rashdul kiblat kedua, yakni pada 15 hingga 16 Juli. 

Benar, rashdul kiblat termasuk momen yang langka, ia hanya terjadi dua kali dalam satu tahun di bulan Mei dan Juli. Pada umumnya di Indonesia, peristiwa ini bisa diamati sekitar pukul 16.00 sore. 

3. Gerak semu tahunan Matahari disebabkan oleh revolusi Bumi

Mengenal Rashdul Kiblat, ketika Matahari Tepat Berada di Atas Ka'bahclimate4life.info

"Sebenarnya untuk fenomena ini, yang bergerak adalah Buminya. Bumi itu sebenarnya tidak tegak lurus nol derajat, tapi dia bidangnya memiliki sudut 23,5 derajat. Jadi saat mengelilingi Matahari ia seolah mengangguk-angguk. Dari nol ke 23,5 kemudian nol, lalu -23,5, seperti itu," kata Meidi.

Jadi, gerak semu tahunan Matahari ini bukan disebabkan oleh Matahari yang bergerak. Justru fenomena ini terjadi karena Bumi berotasi dan juga berevolusi dengan sudut kemiringannya. Akibatnya, Matahari terlihat seperti bergerak menyusuri garis lintang. 

Baca Juga: Medan Magnet Bumi Melemah? Ini Dampaknya pada Kehidupan Manusia!

4. Rashdul kiblat adalah momen yang tepat untuk memperbaiki arah kiblat kamu

Mengenal Rashdul Kiblat, ketika Matahari Tepat Berada di Atas Ka'bahunsplash.com/konevi

Kembali lagi ke rashdul kiblat, inilah keistimewaannya! Peristiwa yang terjadi dua kali setahun tersebut adalah momen yang tepat bagi umat Islam untuk memperbaiki arah salat secara akurat. 

"Sebenarnya event-nya biasa saja, ya. Matahari ada di atas Ka'bah. Namun yang membuatnya spesial adalah melalui fenomena ini, kita bisa memperbaiki arah kiblat kita dengan amat akurat. Jadi kita tak perlu bergantung dengan kompas yang belum tentu presisi.

Ini penting, ya, karena kita kebiasaan asal salat begitu masuk rumah, kiblatnya selalu miring ke arah barat. Padahal bisa saja arahnya sekarang jadi lurus," terang Meidi sambil tertawa.

5. Cara memperbaiki arah kiblat saat fenomena rashdul kiblat berlangsung

Mengenal Rashdul Kiblat, ketika Matahari Tepat Berada di Atas Ka'bahunsplash.com/leviclancy

Lalu seperti apa cara memperbaiki arah kiblat selama fenomena ini berlangsung? Tak sulit kok, intinya adalah kamu harus tahu persis kapan puncak rashdul kiblat berlangsung di area tinggalmu. Setelah itu, ikuti langkah berikut ini!

"Misalnya kejadiannya di Jakarta ya jam 16.14 sore. Kita harus berdiri di tanah yang datar dan lapang. Terus lihat bayangan kita. Bayangan badan kita itu adalah 180 derajat kebalikan dari arah kiblat. Biasanya lebih akurat pakai tongkat. Jadi cukup simpel, ya," terang lulusan Institut Teknologi Bandung tersebut. 

Jika kita membuat satu garis lurus dari bayangan tubuh atau tongkat yang terbentuk, di sanalah Ka'bah berada. Menakjubkan, ya!

6. Ini membuktikan bahwa peristiwa langit memiliki signifikansi yang besar untuk kehidupan manusia

Mengenal Rashdul Kiblat, ketika Matahari Tepat Berada di Atas Ka'bahfuturecdn.net

Rashdul kiblat memang tak sepopuler fenomena langit lain. Misalnya pencarian hilal untuk menentukan awal dan akhir bulan Ramadan. Padahal signifikansi rashdul kiblat sangatlah besar untuk kelancaran ibadah umat Islam. 

"Sedemikian penting dua tanggal tersebut di samping tanggal-tanggal untuk melihat hilal dan fenomena lainnya. Dengan pengetahuan ini diharapkan kita lebih tertarik lagi melihat fenomena space yang applicable untuk kehidupan sehari-hari kita," tutur Meidi sambil mengutarakan harapannya. 

7. Mengenal Meiditomo Sutyarjoko, pakar satelit anak didik B.J. Habibie

Mengenal Rashdul Kiblat, ketika Matahari Tepat Berada di Atas Ka'bahDok. Istimewa

Meiditomo Sutyarjoko adalah salah satu orang berpengaruh dalam perkembangan satelit Indonesia. Ia telah menekuni pengetahuan teknologi dan luar angkasa sejak tahun 1989. Saat itu ia terpilih menjadi satu dari 30 orang yang dikirim oleh mantan presiden B.J. Habibie untuk belajar mengenai luar angkasa dan satelit di Amerika. 

Hingga saat ini, Meidi masih terus antusias untuk memelajari luar angkasa dan aplikasinya di kehidupan sehari-hari. Ia memiliki proyek #LearningfromSpace yang dijalankannya di media sosial untuk menyebarluaskan pengetahuannya.

Tak hanya itu, saat ini ia masih aktif membantu para juniornya untuk mengerjakan berbagai proyek yang memanfaatkan mekanisme luar angkasa. Salah satunya yang sedang berjalan adalah electron accelerator, alat sterilisasi perlengkapan medis dengan bantuan konsep ruang hampa.

"Tanpa disadari banyak, lho, manfaat dari space yang bisa kita dapatkan. Dengan memiliki pengetahuan-pengetahuan ini kita juga bisa lebih bersyukur di kehidupan sehari-hari," tutupnya. 

Baca Juga: Bisakah Manusia Dibekukan lalu Dihidupkan Lagi? Ini 8 Fakta Cryonics!

Topik:

  • Izza Namira
  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya