Pada Kamis (17/8/2025) lalu, tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merilis siaran pers yang sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan pengamatan mereka pada air hujan yang mengguyur Jakarta, ditemukan kandungan partikel mikroplastik di dalamnya. Peneliti BRIN, Muhammad Reza Cordova, jadi orang pertama yang meneliti masalah kandungan material berbahaya pada air hujan di Jakarta sejak tahun 2022.
Dalam wawancara terbuka, ia menyebutkan bahwa partikel mikroplastik yang ditemukan pada air hujan di Jakarta itu berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan dan ban, sisa pembakaran sampah plastik, sampai degradasi plastik di ruang terbuka. Adapun, mikroplastik itu umumnya berbentuk poliester, polietilena, nilon, polipropilena, dan polibutadiena. Dari sampel hujan yang diambil di pesisir Jakarta, terungkap kalau ada sekitar 15 partikel mikroplastik per meter persegi per hari.
Jelas, rilis tersebut menimbulkan kekhawatiran sendiri bagi masyarakat Jakarta. Pasalnya, masih banyak masyarakat Jakarta yang memanfaatkan air hujan. Tak hanya kekhawatiran, ada pula pertanyaan penting yang pasti sudah kita pikirkan sama-sama sejak tadi, yakni soal kenapa air hujan bisa mengandung mikroplastik? Pada kesempatan kali ini, yuk, kita cari tahu jawabannya sama-sama!