- Apa benar air hujan di Jakarta mengandung mikroplastik?
Ya, penelitian menunjukkan adanya partikel mikroplastik dalam air hujan di beberapa wilayah perkotaan, termasuk Jakarta. - Dari mana asal mikroplastik di air hujan?
Mikroplastik bisa berasal dari polusi udara, pembakaran sampah plastik, hingga abrasi ban kendaraan yang terangkat ke atmosfer lalu turun bersama hujan. - Apakah mikroplastik di air hujan berbahaya bagi manusia?
Potensinya bisa berbahaya jika terakumulasi, karena mikroplastik dapat membawa bahan kimia beracun yang masuk ke tubuh manusia melalui air atau udara. - Bisakah mikroplastik disaring dari air hujan?
Bisa, dengan menggunakan sistem penyaringan air yang baik seperti filter karbon aktif atau reverse osmosis. - Apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi mikroplastik di udara?
Kurangi penggunaan plastik sekali pakai, daur ulang sampah plastik, dan dukung kebijakan lingkungan yang ramah terhadap pengurangan polusi plastik.
Benarkah Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik?

- Penelitian menunjukkan air hujan di Jakarta mengandung mikroplastik beracun, dengan rata-rata 15 partikel per meter persegi per hari.
- Mikroplastik dapat membahayakan manusia dan lingkungan karena bisa masuk ke rantai makanan dan air minum, serta memicu stres oksidatif dan gangguan hormon.
- Uni Eropa telah melarang penggunaan mikroplastik yang tidak terurai sejak Oktober 2023, sementara Indonesia melakukan pemantauan jangka panjang terhadap paparan mikroplastik.
Belakangan ini, media sosial diramaikan kabar soal air hujan di Jakarta yang disebut mengandung mikroplastik beracun. Isu ini langsung memicu perdebatan warganet, ada yang percaya, tapi ada pula yang menganggapnya sekadar hoaks. Beberapa bahkan mengaitkannya dengan teori rekayasa cuaca dan penyemprotan bahan kimia dari pesawat.
Lantas, benarkah air hujan di Jakarta mengandung mikroplastik? Sejumlah penelitian ilmiah menunjukkan bahwa partikel plastik berukuran mikroskopis memang telah ditemukan dalam setiap tetes air hujan di Jakarta. Simak penjelasan lengkap berikut ini.
Benarkah air hujan di Jakarta mengandung mikroplastik?
Peneliti dari BRIN, Muhammad Reza Cordova, mengonfirmasi bahwa air hujan di Jakarta memang telah terkontaminasi mikroplastik yang bersifat toksik. Dalam penelitian yang dipublikasikan, ditemukan rata-rata 15 partikel mikroplastik per meter persegi per hari. Partikel ini dideteksi menggunakan teknologi FTIR untuk mengetahui jenis dan polimernya.
Jenis mikroplastik yang paling dominan adalah serat (fiber) dan fragmen dari pecahan plastik, dengan bahan penyusun seperti polietilena, polipropilena, dan poliester. Zat-zat ini berasal dari aktivitas manusia, mulai dari abrasi pakaian sintetis, sampah kemasan, hingga debu ban kendaraan yang terlepas ke udara.
Bahaya mikroplastik dalam air hujan

Riset mencatat emisi mikroplastik di Teluk Jakarta mencapai 3,68 × 10⁹ partikel setiap hari. Partikel-partikel ini terbawa angin ke atmosfer dan kembali jatuh ke permukaan Bumi saat hujan. Artinya, sampah plastik yang kita buang hari ini, suatu saat bisa kembali turun dari langit.
Begitu mikroplastik sampai di tanah atau air, partikel tersebut bisa masuk ke rantai makanan dan air minum. Studi menunjukkan bahwa manusia kini rata-rata mengonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik per bulan, setara dengan berat satu kartu kredit. Meski penelitian toksikologi masih terbatas, berbagai studi laboratorium mengindikasikan paparan mikroplastik dapat memicu stres oksidatif, peradangan, gangguan hormon, hingga risiko penyakit metabolik.
Cara menghadapi krisis mikroplastik
Masalah mikroplastik kini menjadi perhatian global. Uni Eropa, misalnya, telah menetapkan langkah tegas dengan melarang penggunaan mikroplastik yang tidak dapat terurai dan produk yang mengandungnya, termasuk glitter dan microbeads, sejak Oktober 2023. Selain itu, Zero Pollution Action Plan dari Komisi Eropa menargetkan pengurangan emisi mikroplastik ke lingkungan sebesar 30 persen pada 2030 dibandingkan 2016.
Di Indonesia, BRIN tengah melakukan pemantauan jangka panjang dan penilaian risiko terhadap paparan mikroplastik, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan penderita penyakit kronis. Namun, upaya ini perlu diimbangi dengan perbaikan sistem pengelolaan sampah plastik, peningkatan daur ulang, dan kebijakan nasional yang lebih ketat terhadap plastik sekali pakai.
Apa yang bisa kita lakukan?

Mikroplastik adalah cerminan dari kebiasaan manusia yang abai terhadap limbah plastik. Karena itu, perubahan besar bisa dimulai dari hal sederhana, seperti membawa tumbler sendiri, menolak sedotan plastik, memilih bahan pakaian alami, dan mendukung produk ramah lingkungan.
Pada akhirnya, langit yang kita kotorin akan menurunkan kembali apa yang dibuang. Kalau hujan pun sudah mengandung mikroplastik, ini bukan sekadar peringatan, melainkan tanda bahwa Bumi sedang menagih tanggung jawab kita.
Jadi, benarkah air hujan di Jakarta mengandung mikroplastik? Faktanya memang iya dan hal ini seharusnya bikin kita lebih sadar. Untuk itu, yuk, mulai mengurangi sampah plastik dan menjaga kebersihan lingkungan sejak sekarang
FAQ seputar benarkah air hujan di Jakarta mengandung mikroplastik
Referensi
"Impacts of Microplastics on Health (Signal)". European Environment Agency. Diakses Oktober 2025.
Li, Yue, dkk. “Potential Health Impact of Microplastics: A Review of Environmental Distribution, Human Exposure, and Toxic Effects.” Environment & Health 1, no. 4 (August 10, 2023): 249–57.
“Policies to Reduce Microplastics Pollution in Water: Focus on Textiles and Tyres.” OECD Policy Highlights, 2021.