Setiap kali bencana terjadi, publik bisa dihadapkan pada dua perasaan yang bertabrakan. Di satu sisi, ada solidaritas, empati, dan keinginan membantu sesama. Di sisi lain, muncul kemarahan ketika terdengar kabar bahwa dana bantuan justru dikorupsi. Banyak orang bertanya dengan emosional, "kok bisa ada yang tega mengambil hak korban bencana?"
Pertanyaan itu wajar, bahkan manusiawi. Namun sains menunjukkan bahwa korupsi dana bantuan bencana bukan hanya soal “orang jahat”. Tindakan tidak terpuji itu lahir dari kombinasi situasi darurat, kelemahan sistem, ketimpangan sosial, dan perilaku manusia yang dapat dipelajari secara ilmiah. Memahami penyebabnya bukan untuk membenarkan, melainkan untuk mencegah agar kesalahan yang sama tidak terus berulang.
Berikut ini adalah tujuh penjelasan ilmiah yang harapannya bisa membantu kamu memahami mengapa korupsi dana bantuan bencana bisa terjadi, dirangkum dari sejumlah riset akademik dan laporan lembaga internasional.
