Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

KPK: Banyak Bencana Alam Berawal dari Perilaku Koruptif

Ilustrasi bencana ( ANTARA FOTO/Putra M. Akbar)
Ilustrasi bencana ( ANTARA FOTO/Putra M. Akbar)
Intinya sih...
  • KPK memperkuat kolaborasi untuk pendidikan antikorupsi
  • Pendidikan adalah pintu utama dalam pemberantasan korupsi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua KPK, Fitroh Rohcahyanto, mengatakan, pendidikan antikorupsi harus menjadi benteng pertama perubahan perilaku.

Menurut dia, banyak peristiwa yang disebabkan perilaku koruptif. Contohnya adalah bencana alam.

"Perilaku koruptif dampaknya sangat dahsyat. Banyak bencana alam dan persoalan kebijakan yang kita hadapi hari ini tidak lepas dari perilaku koruptif di belakangnya," ujar Fitroh dalam keterangannya, dikutip Selasa (9/12/2025).

1. KPK tak cuma menangkap orang

Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto
Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto (dok.Humas KPK)

Dia mengatakan, KPK terus memperkuat kolaborasi untuk mendorong sistem pendidikan antikorupsi yang efektif melalui pendidikan antikorupsi, termasuk lewat penguatan kurikulum, peningkatan kapasitas dosen, dan perluasan jejaring akademik. Fitroh juga menjelaskan alasan Yogyakarta dipilih sebagai salah satu titik perayaan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2025.

"Kami ingin masyarakat melihat bahwa KPK tidak hanya menangkap orang, tetapi juga mengampanyekan dampak korupsi dan memperkuat sistem pendidikan antikorupsi," kata dia.

2. Pendidikan merupakan pintu pemberantasan korupsi

Rektor Universitas Janabadra Risdiyanto
Rektor Universitas Janabadra Risdiyanto (dok.Humas KPK)

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Janabadra Risdiyanto, mengatakan, pendidikan adalah pintu utama dalam pemberantasan korupsi.

"Indonesia betul- betul bisa berkembang dan sejahtera kalau korupsi diberantas dimulai dari hal kecil," ujar dia.

Saat ini, Indonesia tengah mengalami musibah bencana alam banjir bandang dahsyat yang terjadi di tiga provinsi, yaitu Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar). Akibatnya, hampir seribu jiwa meninggal dunia dan kondisi wilayah terdampak rusak parah.

3. Budaya pemberian pada guru atau dosen harus dihilangkan

Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto dan Rektor Universitas Janabadra Risdiyanto
Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto dan Rektor Universitas Janabadra Risdiyanto (dok.Humas KPK)

Dia juga mencontohkan budaya pemberian bingkisan kepada guru atau dosen. Menurut dia, praktik perlu dikoreksi.

"Kami membuat edaran agar mahasiswa yang akan lulus tidak memberikan bingkisan. Supaya tidak terus menjadi 'budaya' di dunia pendidikan," kata dia.

Hakordia 2025 digelar di Yogyakarta pada 6-9 Desember dengan tema "Satukan Aksi Basmi Korupsi." Dalam acara ini, semangat antikorupsi tidak hanya dikampanyekan, tetapi dirayakan bersama dengan cara yang menyenangkan, edukatif, dan penuh makna.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us

Latest in News

See More

Soal Usulan Koalisi Permanen Golkar, PKB: Fokus Bencana Sumatra Dulu

09 Des 2025, 10:37 WIBNews