berbagai jenis spektrum elektromagnetik (commons.wikimedia.org/William Anderson)
Perjalanan bagi manusia untuk mendefinisikan apa itu warna dalam ruang lingkup fisika sebenarnya tidak mudah dan berlangsung dalam waktu yang panjang. Dilansir Smithsonian Libraries, catatan pertama dari seorang ilmuwan yang coba mendefinisikan warna datang dari filsuf terkemuka Yunani Kuno, Aristoteles.
Kala itu, Aristoteles menyebutkan bahwa semua warna yang ada di sekitar itu berasal dari putih dan hitam karena keduanya adalah representasi cahaya dan kegelapan. Selain itu, empat elemen warna, yakni api, air, angin, dan tanah menurutnya juga berkaitan dengan kemunculan warna.
Teori dari Aristoteles ini dipercaya sebagai definisi warna selama ribuan tahun hingga sosok Isaac Newton tiba. Pemikiraan Newton terkait dengan warna ini terpublikasikan dengan baik dalam satu buku berjudul, "Opticks" yang pertama kali muncul pada tahun 1704. Dalam buku itu, disebutkan kalau salah satu langkah yang digunakan Newton dalam mendefinisikan warna itu berasal dari eksperimen kecil, yakni menembakkan cahaya menuju prisma.
Hasil eksperimen tersebut berhasil membuat Newton mengidentifikasi warna-warna yang disebut ROYGBIV (Red, Orange, Yellow, Green, Blue, Indigo, dan Violet) yang berasal dari spektrum tampak. Spektrum tampak atau spektrum optik cahaya merupakan spektrum elektromagnetik yang masih dapat terlihat oleh mata manusia dengan panjang gelombang sekitar 380—750 nanometer. Newton sendiri tidak membatasi warna pada tujuh jenis yang ada pada spektrum tampak dalam uji coba prisma tersebut.
Britannica melansir, Newton percaya kalau warna itu memiliki kaitan yang erat dengan cahaya. Nah, cahaya ini sendiri merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik sehingga memiliki sifat yang sama seperti gelombang dan partikel. Di dalam cahaya, terdapat frekuensi, energi, dan panjang gelombang tertentu yang saling berkaitan. Dibanding jenis radiasi elektromagnetik lain, semisal sinyal radio, gamma, dan gelombang mikro, cahaya masih dapat dilihat oleh mata manusia.
Karena sifat sel-sel di mata sangat sensitif pada panjang gelombang yang ada dalam cahaya, kita bisa menarik satu kesimpulan. Warna merupakan hasil pantulan gelombang cahaya yang dapat terlihat oleh mata kita. Semua warna yang dapat kita saksikan pasti berasal dari terusan atau pantulan gelombang cahaya yang menembakinya dan masih dapat dicitrakan oleh mata manusia karena memiliki panjang gelombang sekitar 380—750 nanometer.