Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
blog.doctoroz.com

Pernah melihat teman di dekatmu menguap lalu kamu tiba-tiba ikutan menguap padahal gak ngantuk? Jika pernah, tandanya kamu adalah salah satu orang yang mudah tertular menguap.

Keadaan tersebut merupakan salah satu keadaan sepele yang dialami banyak orang sehari-hari, namun sesungguhnya masih jadi misteri untuk diselidiki. Bahkan hingga saat ini, penelitian untuk menemukan jawaban dari “mengapa menguap itu menular” masih dilakukan lho.

Di tengah usaha mencari jawaban tersebut, sudah ada dua teori yang mencoba menjawab misteri ini, meskipun keduanya saling berseberangan. Kedua teori tersebut juga punya pandangan dan penjelasan masing-masing terkait bagaimana menguap bisa menular. Untuk selengkapnya, kamu bisa baca dulu artikel ini:

Teori 1: Penyebab kenapa kita tertular untuk menguap dijelaskan dalam "The brain cooling theory".

Default Image IDN

Teori ini dikembangkan oleh peneliti dari University of Albany di Amerika Serikat. Dilansir dari BBC, teori ini berangkat dari bentuk komunikasi dalam ritual kuno yang dilakukan guna memperingatkan kelompok agar waspada, di mana komunikasi ini dilakukan dengan menguap.

Dampak menular dari menguap terpicu oleh empati yang dimiliki anggota kelompok tersebut. Dengan kata lain, menguap tanpa kita sadari merupakan salah satu bentuk komunikasi yang tersirat untuk menyampaikan orang sekitar kita untuk waspada.

Jadi, alih-alih membuat ngantuk, teori ini justru beranggapan bahwa menguap berguna untuk membuat kita terjaga. Karena melalui menguap, sesungguhnya suhu otak menjadi lebih dingin dan hal ini dapat membantu otak bekerja lebih efisien dan tetap terjaga.

Teori 2: Ikut tertular untuk menguap menandakan kamu memiliki empati.

Editorial Team

Tonton lebih seru di