Mengurangi Limbah Makanan dengan Eco Enzyme, Ketahui Cara Inovatifnya!

Sampah organik di rumahmu kini tak akan terbuang sia-sia

Surabaya, IDN Times - Sampah organik biasanya dimanfaatkan sebagai bahan untuk pupuk kompos. Namun, kamu juga bisa memanfaatkan sampah organik seperti kulit buah atau sisa sayuran untuk menjadi eco enzyme, lho! Bahkan, cara membuatnya sangat sederhana dan bisa dipraktikkan oleh siapa saja. Penasaran?

Kali ini, IDN Times berkesempatan untuk mengenal eco enzyme lebih dalam lewat workshop yang diselenggarakan oleh Bhumi Sabuja yang bekerja sama dengan Kampoeng Djoeang, komunitas peduli lingkungan asal Surabaya. Workshop ini bertempat di Atrium LG Ciputra World Surabaya dan dihelat pada Jum'at (17/5). Let's get closer!

1. Sebenarnya, apa sih eco enzyme itu?

Mengurangi Limbah Makanan dengan Eco Enzyme, Ketahui Cara Inovatifnya!IDN Times/Nena Zakiah

Merasa asing dengan istilah eco enzyme? Nofi Nurul Fadilla dari komunitas Kampoeng Djoeang pun memberikan penjelasan.

"Sejarahnya, 30 tahun lalu dokter asal Thailand, Dr. Rosukon Poompanvong, meneliti soal eco enzyme. Ia meyakini bahwa kita dapat memaksimalkan sampah organik dan menggunakannya kembali untuk memenuhi kebutuhan manusia," terang Nofi.

Tak lama, eco enzyme pun menjadi populer. Eco enzyme pun mulai dikenal di Indonesia. Namun, Nofi tak dapat merinci secara pasti kapan eco enzyme masuk ke negeri ini.

"Kalau di Kampoeng Djoeang sendiri eco enzyme sudah ada kurang dari setahun ini," lanjutnya.

Eco enzyme sendiri merupakan sampah organik yang difermentasi selama tiga bulan. Bahan untuk membuatnya cukup sederhana, yaitu memasukkan food waste seperti kulit buah atau sisa sayur ke dalam botol bening dan dicampur dengan air serta gula. Ketika sudah jadi, eco enzyme dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti dipakai sebagai pengganti sabun cuci, cairan pel, membersihkan kaca atau untuk membunuh hama. Multifungsi banget!

2. Apa bahan yang dibutuhkan untuk membuat eco enzyme?

Mengurangi Limbah Makanan dengan Eco Enzyme, Ketahui Cara Inovatifnya!IDN Times/Nena Zakiah

Siap untuk membuat? Kamu perlu menyiapkan bahan-bahan ini terlebih dahulu! Pertama, siapkan sampah organik, bisa dalam bentuk kulit buah atau sisa sayur. Lalu, siapkan gula, boleh dalam bentuk gula pasir, gula merah maupun air sisa cucian beras. Dan yang terakhir, siapkan air dan botol bening untuk menyimpan eco enzyme.

"Sebenarnya kulit buahnya sendiri nggak harus kulit jeruk. Bisa pakai semangka, pisang, apel dan lain-lain. Cuman, kulit jeruk menjadi idola karena memberi aroma yang segar," jelas Nofi.

Kamu juga bisa memakai sisa sayur, namun aroma yang dihasilkan tentu saja seperti aroma dari sayur tersebut. Itulah kenapa, sisa sayur biasanya dimasukkan ke komposter, walau bisa juga dibuat eco enzyme.

Mengurangi Limbah Makanan dengan Eco Enzyme, Ketahui Cara Inovatifnya!IDN Times/Nena Zakiah

Oh ya, botol yang digunakan diharuskan bening, ya! Hal ini agar kita mudah untuk mengamati perubahan yang terjadi. Selain itu, jangan lupa beri tanggal pembuatan dan tempel pada botol bening tersebut.

3. Proses kimia apa yang terjadi dalam eco enzyme?

Mengurangi Limbah Makanan dengan Eco Enzyme, Ketahui Cara Inovatifnya!IDN Times/Nena Zakiah

Lantas, proses kimia apa sih yang terjadi dalam pembuatan eco enzyme? Ini berkaitan dengan peran gula, di mana gula menjadi makanan utama ketika proses fermentasi itu terjadi.

"Ketika kulit buah ini dicampur dengan air dan sampah organik, gula akan jadi makanan bagi mikroorganisme alami yang terbentuk ketika pembusukan. Terjadilah pembusukan alami dan hasilnya bisa dipakai untuk membersihkan kotoran," ungkap Nofi.

That's why, hasil jadi dari eco enzyme sering disebut sebagai pembersih yang serbaguna. Bisa untuk mencuci piring, mengepel, membersihkan kaca, mencuci pakaian, sampai jadi cairan pengusir hama. Selain itu, eco enzyme juga bisa dipakai di tubuh sebagai pengganti sabun atau shampoo.

4. Apakah perbedaan jenis gula dapat menghasilkan efek yang berbeda?

Mengurangi Limbah Makanan dengan Eco Enzyme, Ketahui Cara Inovatifnya!IDN Times/Nena Zakiah

Dari penjelasan sebelumnya, kita tak hanya bisa memakai gula pasir, tapi juga gula merah dan air cucian beras. Apakah ada perbedaan efek jika menggunakan jenis gula yang berbeda?

"Kalau dari perbedaan hasil, tidak ada sama sekali. Namun, yang paling mencolok adalah dari perbedaan aroma," terang Nofi.

Ada yang bilang bahwa gula merah lebih berbau asam, sementara orang lain menganggap bahwa air cucian beras lebih berbau segar. Hal ini bergantung pada selera masing-masing orang. Anyway, air cucian beras juga bisa dipakai karena mengandung zat gula di dalamnya, lho!

Baca Juga: Arti 7 Kode Daur Ulang pada Kemasan Plastik, Kamu Sudah Hafal Belum?

5. Bagaimana perubahan yang terjadi dalam 3 bulan?

Mengurangi Limbah Makanan dengan Eco Enzyme, Ketahui Cara Inovatifnya!IDN Times/Nena Zakiah

Eco enzyme baru sempurna terbentuk setelah 3 bulan. Waktu selama itu dibutuhkan untuk proses fermentasi dan pembusukan yang terjadi secara alami.

"Awalnya kan airnya jernih, lama-kelamaan akan menjadi keruh dan kecoklatan. Setelah satu bulan, akan muncul buih-buih soda seperti minuman berkarbonasi. Buih-buih udara itu akan memberi tekanan pada tutup botol," terang Nofi.

Ketika hal itu terjadi, kita harus membuka tutup botol untuk mengeluarkan gas di dalamnya. Setiap hari hingga bulan ketiga, kita harus rutin membuka tutup botol itu. Pertukaran udara ini untuk membantu proses fermentasi yang ada. Terlalu banyak gas tidak baik bagi eco enzyme.

6. Apa saja fungsi eco enzyme bagi lingkungan?

Mengurangi Limbah Makanan dengan Eco Enzyme, Ketahui Cara Inovatifnya!IDN Times/Nena Zakiah

Selain dijadikan pupuk kompos, sampah organik juga bisa dijadikan eco enzyme. Hal ini akan mengurangi jumlah sampah organik yang ada di tempat pembuangan akhir. Terlebih, sampah organik bila dibiarkan akan menjadi busuk dan berbau menyengat.

Tak hanya ampuh mengatasi food waste, eco enzyme juga dapat mengurangi efek rumah kaca. "Eco enzyme memang menghasilkan gas metana, namun gas metana ini tidak menyebabkan polusi, tetapi justru akan melawan polusi dan pencemaran," ungkap Nofi. Jadi, eco enzyme adalah solusi ampuh agar sampah organik tidak terbuang sia-sia!

7. Perhatikan perbandingan bahan ketika membuat eco enzyme, ya!

Mengurangi Limbah Makanan dengan Eco Enzyme, Ketahui Cara Inovatifnya!IDN Times/Nena Zakiah

Eitss.. Jangan asal buat, ya! Karena kamu harus membuat perbandingan yang tepat! Menurut Nofi, perbandingannya untuk sampah organik dengan gula dan air adalah 3:1:10.

"Misalnya, gula 100 gram, kulit buah 300 gram dan air satu liter," tuturnya seraya memberi contoh.

Mengurangi Limbah Makanan dengan Eco Enzyme, Ketahui Cara Inovatifnya!IDN Times/Nena Zakiah

Lantas, apa yang terjadi jika perbandingan itu tidak akurat?

"Kalau perbandingannya salah, bukan berarti gagal. Namun, eco enzyme kita akan kurang maksimal hasilnya," jelas Nofi.

Jika takarannya tepat, pasti akan bersih. Namun, jika salah, eco enzyme kita pasti kurang maksimal dalam membersihkan, butuh usaha ekstra.

8. Bagaimana wujud eco enzyme yang sudah jadi?

Mengurangi Limbah Makanan dengan Eco Enzyme, Ketahui Cara Inovatifnya!IDN Times/Nena Zakiah

Eco enzyme baru akan jadi dalam waktu 3 bulan. Warna, tekstur dan baunya pun akan berubah. Karena mengalami pembusukan, sampah organik akan berubah jadi kental dan bertekstur mirip bubur.

"Setelah jadi, kita bisa langsung pakai atau disaring terlebih dahulu," tutur Nofi.

Warna eco enzyme yang sudah jadi akan cenderung kecoklatan. Namun, karena eco enzyme memiliki tingkat keasaman yang tinggi, maka kita bisa mencampurkannya dahulu dengan air.

"Semisal dipakai untuk membersihkan hama tanaman, jika nggak dikasih campuran, tanaman itu akan mati," sambungnya.

Mengurangi Limbah Makanan dengan Eco Enzyme, Ketahui Cara Inovatifnya!IDN Times/Nena Zakiah

Nah, itulah serba-serbi seputar eco enzyme yang perlu kamu tahu. Bagaimana, apakah kamu tertarik untuk membuat eco enzyme sendiri?

Baca Juga: Ajaib, 5 Mikroba Ini Bisa Uraikan Sampah Plastik Lho!

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya