Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mutiara Anissa dan Firdza Radiany, penggagas Pandemic Talks (IDN Times/Rifki Wuda Sudirman)

Pandemic Talks adalah sebuah platform yang menyajikan informasi tentang kesehatan, sains, dan sosial politik secara sederhana. Hingga saat ini, Pandemic Talks sudah memiliki lebih dari 400 ribu pengikut di Instagram.

IDN Times berkesempatan untuk mewawancarai dua orang yang menggagas Pandemic Talks, yaitu Firdza Radiany dan Mutiara Anissa. Dalam wawancara ini, kedua narasumber membagikan kisah di balik Pandemic Talks serta tips membagikan informasi sains ke masyarakat luas.

1. Latar belakang terbentuknya Pandemic Talks

ilustrasi tenaga kesehatan. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Pandemic Talks mulai dibentuk pada 4 April 2020, satu bulan setelah 3 pasien pertama terdeteksi di Indonesia. Menurut Firdza, saat itu masih belum ada platform yang bisa menjelaskan fenomena pandemi dengan baik ke masyarakat luas.

Banyak istilah-istilah baru, seperti positive rate, PCR, dan istilah lainnya, yang masih tidak dipahami oleh masyarakat awam. Dari sini lah Pandemic Talks lahir. Platform ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena pandemi dengan cara yang mudah dimengerti.

"Intinya, bahan-bahan berat itu (informasi mengenai pandemi) istilahnya kita turunkan ke Bumi biar mudah dipahami oleh masyarakat awam," ucap Firdza. 

2. Tips menyebarkan informasi sains

ilustrasi membuat konten menarik (unsplash.com/Mia Baker)

Menyebarkan informasi tentang sains dan kesehatan yang terbilang 'berat' ke masyarakat luas bukan sesuatu yang mudah. Tips utama yang dibagikan Firdza terkait hal ini adalah memahami audiens terlebih dahulu. 

Contohnya para pengikut Pandemic Talks didominasi oleh Milenial dan Gen Z. Oleh karena itu, pilihan kata dan tone yang digunakan disesuaikan dengan kelompok tersebut. 

Menambahkan tips dari Firdza, Mutiara mengatakan saat membuat video, 4 detik pertama menjadi bagian terpenting untuk menggaet perhatian audiens. Selain itu, untuk konten dalam bentuk carousel, 3 slide pertama harus dibuat menarik agar audiens mengonsumsi konten hingga akhir. 

"Karena ini di Instagram, ya banyak Milenials, banyak Gen Z, tapi banyak juga orang-orang ke Instagram itu buat nyari hiburan. Jadi harus kita pahami dulu audiensnya maunya kaya gimana," ucap Mutiara. 

3. Menciptakan komunitas yang aware melalui konten berkualitas

ilustrasi komunitas (pexels.com/Matheus Bertelli)

Dalam menyebarkan informasi sains di Instagram, tentunya ada banyak tantangan yang dialami. Salah satunya adalah menghadapi audiens yang tidak percaya akan sains atau orang yang lebih percaya teori konspirasi. 

Firdza menyebutkan tantangan ini bisa diatasi dengan menciptakan komunitas yang aware terhadap ilmu pengetahuan melalui konten berkualitas.

Contohnya pada postingan Pandemic Talks, orang yang tidak percaya sains akan disanggah oleh para pengikut Pandemic Talks. Hal ini menciptakan diksusi organik di kolom komentar. Ini juga menjadi pengingat pentingnya menghadirkan konten sains yang berkualitas. 

4. Masa depan Pandemic Talks

ilustrasi konten Pandemic Talks (instagram.com/pandemictalks)

Walau pandemi COVID-19 sudah (hampir) berakhir, Pandemic Talks akan tetapi eksis dengan melebarkan sayap dari sisi produksi konten. Firdza mengatakan mereka akan tetap menyebarkan informasi tentang kesehatan dan sains, seperti isu perubahan iklim, polusi, dan fenomena alam lainnya.

Selain itu, Pandemic Talks juga akan menyampaikan ulang hal-hal yang sering disepelekan masyarakat terkait isu kesehatan, sains, dan lingkungan. Saat ini, Pandemic Talks belum ada rencana untuk mengubah nama platformnya walaupun pandemi COVID-19 dinyatakan sudah hampir berakhir. 

"Dari konten pilar, kita sudah melebarkan sayap sih. Kisarannya, lebih ke isu lingkungan, seperti krisis iklim, polusi udara, bahkan termasuk fenomena alam seperti banjir atau badai," ucap Firdza. 

5. Punya 'anak' platform bernama @popsi.news

ilustrasi popsi.news (instagram.com/popsi.news)

Tidak hanya dari segi konten di akun utama Pandemic Talks, saat ini Pandemic Talks memiliki 'anak' platform bernama @popsi.news di Instagram. Hampir sama seperti Pandemic Talks, akun ini akan menargetkan Milenial dan Gen Z sebagai audiens utama mereka. 

Firdza mengatakan bahwa cakupan topik di akun popsi.news akan lebih luas daripada Pandemic Talks. Tidak hanya informasi seputar sains, berita seputar pop culture juga akan dimuat di platform ini. 

"Lebih ke Gen Z dan topiknya itu lebih luas lagi. Rencananya, nanti akan 50 persen tentang pop culture dan 50 persen lagi anything tentang sains," ucap Firdza. 

 

Menyebarkan informasi tentang sains bisa dilakukan melalui banyak cara. Kamu mungkin bisa menemukan inspirasi sekaligus informasi menarik di @pandemictalks dan @popsi.news di Instagram. 

Editorial Team