Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Panduan Memilih Air Purifier yang Tepat, Bikin Udara jadi Segar

ilustrasi air purifier (flickr.com/HS You)

Polusi udara menjadi topik yang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini karena indeks kualitas udara di sejumlah kota di Indonesia melebihi ambang batas dan dikategorikan "tidak sehat". Dampaknya, kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) naik pesat belakangan ini.

Untuk itulah, air purifier atau penjernih udara diciptakan. Lantas, bagaimana cara memilih air purifier yang tepat? Simak saran dari Ivan Steven Jayawan, Ph.D., visiting professor di Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA).

1. Cari air purifier yang memakai HEPA filter

High efficiency particulate air (HEPA) filter atau filter udara partikulat efisiensi tinggi adalah filter yang bisa menghilangkan sekitar 99,97 persen debu, serbuk sari, spora jamur, bakteri, tungau debu, bulu hewan peliharaan, dan partikel apa pun di udara dengan ukuran 0,3 mikron (µm).

Selain itu, cari air purifier dengan spesifikasi clean air delivery rate (CADR) yang paling tinggi. CADR adalah parameter efektivitas performa air purifier yang mengukur seberapa banyak udara bersih yang dihasilkan oleh air purifier. Biasanya, nilai CADR ditulis dalam m³/jam atau ft³/jam.

2. Perhatikan tingkat kebisingan air purifier

ilustrasi menutup telinga (flickr.com/sharyn morrow)

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kebisingan atau noise level. Ini penting jika air purifier akan ditempatkan di ruangan yang membutuhkan ketenangan, seperti ruang kelas, kantor, atau kamar tidur.

Air purifier yang ideal adalah yang di bawah 50 desibel (dB), yang setara dengan volume percakapan yang tenang. Semakin tinggi kecepatan kipas dan semakin besar udaranya, maka akan semakin bising.

3. Perhatikan juga pergantian udara per jam

Air changes per hour (ACH) atau pergantian udara per jam adalah berapa kali udara dalam suatu ruangan dikeluarkan atau diganti seluruhnya dalam satu jam. Selain dengan air purifier, udara bisa diganti dengan membuka jendela atau pintu.

Jumlah ACH yang ideal adalah 4-6 kali per jam, yang artinya udara di dalam ruangan ditukar atau disirkulasi sebanyak 4-6 kali setiap jamnya. Menurut Ivan, efektivitas pemakaian air purifier di dalam suatu ruangan ditentukan oleh CADR dan ACH-nya.

4. Air purifier juga tidak boleh diletakkan sembarangan

ilustrasi bagian dalam air purifier (wikimedia.org/GEEK KAZU)

Jangan meletakkan dua air purifier berdekatan karena akan memengaruhi efektivitasnya. Disarankan untuk meletakkan air purifier di tengah ruangan untuk efektivitas yang paling optimal dan beri jarak minimal 18 inci (45,7 cm) dari dinding atau perabotan.

Penting bagi kita untuk menghitung biaya operasional, seperti penggantian filter dan biaya listrik. Dianjurkan untuk mengganti filter setiap 12 bulan. Biaya akan membengkak jika filter terlalu sering diganti dan memakai air purifier dengan watt besar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nena Zakiah
Donny Andrian
3+
Nena Zakiah
EditorNena Zakiah
Follow Us